Sejarah Kampung Melayu dan Kapiten Wan Abdul Bagus Bersekutu dengan Belanda
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kampung Melayu di merupakan sebuah daerah di Jakarta yang sudah ada sejak zaman penjajahan. Di balik penamaan daerah “Kampung Melayu”, terdapat asal-usul yang mendasarinya. Wilayah yang berada di Jatinegara, Jakarta Timur ini menjadi wilayah langganan banjir.
Bermula dari ide Mayor Isaac St Martin dan van Hoorn yang mengusulkan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) membuat aturan untuk warga pribumi. Pada tahun 1688 aturan tersebut dibuat untuk mengelompokkan etnis menurut daerah tinggalnya.
Pengelompokkan tersebut guna membuat zona penyangga. Kampung-kampung daerah ini mirip seperti benteng yang melindungi VOC dari serangan pribumi di Pulau Jawa.
Orang-orang yang memiliki etnis yang sama ditempatkan di area-are yang mengelilingi benteng VOC di sekitar Batavia. Orang Arab ditempatkan di Kampung Arab, orang Ambon di Kampung Ambon, orang Bali di Kampung Bali, dan orang Melayu di Kampung Melayu.
Kampung Melayu terletak di selatan Batavia. Kampung ini dulunya merupakan daerah yang masuk wilayah Meester Cornelis. Kampung Melayu memiliki seorang kapiten kepercayaan VOC yang bernama Wan Abdul Bagus.
Tugas seorang kapiten ialah mengurus administrasi bersama VOC dan memimpin sebuah perkampungan. Bahkan ia juga harus sigap menjadi tentara sekutu dan ikut perang demi kepentingan VOC.
Dalam buku Tempat-tempat Bersejarah di Jakarta karya Adolf Heuken, dikatakan bahwa Kapitan Wan Abdul Bagus yang mendirikan “Kampung Melayu” di Meester (Cornelis). Sejarah dari Kampung Melayu ini pun banyak diceritakan dalam buku-buku budaya.
Buku Asal-usul Nama Tempat di Jakarta juga menjelaskan mengenai Wan Abdul Bagus. Wan Abdul Agus merupakan keturunan dari Ence Bagus, lahir di Patani, Thailand Selatan. Ia mendedikasikan dirinya dengan VOC mulai dari juru tulis, juru bahasa, hingga duta.
Ia juga pernah ikut dalam peperangan di Jawa Tengah ketika VOC membantu Mataram menghadapi Pangeran Trunojoyo. Dalam perang Banten pun Kapiten Wan Abdul Bagus turut serta. Wan Abdul Bagus meninggal pada tahun 1716 di usia 90 tahun.
Saat VOC masih berkuasa hingga pembubarannya di Batavia, Kampung Melayu termasuk dalam wilayah afdeling Meester Cornelis yang sekarang merupakan Jatinegara. Ramainya terminal di Kampung Melayu juga ternyata sudah ada di zaman VOC. Wilayah ini juga sempat dibangun kawasan militer kolonial dan terdapat sebuah stasiun.
Bermula dari ide Mayor Isaac St Martin dan van Hoorn yang mengusulkan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) membuat aturan untuk warga pribumi. Pada tahun 1688 aturan tersebut dibuat untuk mengelompokkan etnis menurut daerah tinggalnya.
Pengelompokkan tersebut guna membuat zona penyangga. Kampung-kampung daerah ini mirip seperti benteng yang melindungi VOC dari serangan pribumi di Pulau Jawa.
Orang-orang yang memiliki etnis yang sama ditempatkan di area-are yang mengelilingi benteng VOC di sekitar Batavia. Orang Arab ditempatkan di Kampung Arab, orang Ambon di Kampung Ambon, orang Bali di Kampung Bali, dan orang Melayu di Kampung Melayu.
Kampung Melayu terletak di selatan Batavia. Kampung ini dulunya merupakan daerah yang masuk wilayah Meester Cornelis. Kampung Melayu memiliki seorang kapiten kepercayaan VOC yang bernama Wan Abdul Bagus.
Tugas seorang kapiten ialah mengurus administrasi bersama VOC dan memimpin sebuah perkampungan. Bahkan ia juga harus sigap menjadi tentara sekutu dan ikut perang demi kepentingan VOC.
Dalam buku Tempat-tempat Bersejarah di Jakarta karya Adolf Heuken, dikatakan bahwa Kapitan Wan Abdul Bagus yang mendirikan “Kampung Melayu” di Meester (Cornelis). Sejarah dari Kampung Melayu ini pun banyak diceritakan dalam buku-buku budaya.
Buku Asal-usul Nama Tempat di Jakarta juga menjelaskan mengenai Wan Abdul Bagus. Wan Abdul Agus merupakan keturunan dari Ence Bagus, lahir di Patani, Thailand Selatan. Ia mendedikasikan dirinya dengan VOC mulai dari juru tulis, juru bahasa, hingga duta.
Ia juga pernah ikut dalam peperangan di Jawa Tengah ketika VOC membantu Mataram menghadapi Pangeran Trunojoyo. Dalam perang Banten pun Kapiten Wan Abdul Bagus turut serta. Wan Abdul Bagus meninggal pada tahun 1716 di usia 90 tahun.
Saat VOC masih berkuasa hingga pembubarannya di Batavia, Kampung Melayu termasuk dalam wilayah afdeling Meester Cornelis yang sekarang merupakan Jatinegara. Ramainya terminal di Kampung Melayu juga ternyata sudah ada di zaman VOC. Wilayah ini juga sempat dibangun kawasan militer kolonial dan terdapat sebuah stasiun.
(ams)