Sejarah Bantar Gebang dan Bukti Kesaktian Syarif Hidayat Menantu Raja Demak

Kamis, 24 Februari 2022 - 05:47 WIB
loading...
Sejarah Bantar Gebang dan Bukti Kesaktian Syarif Hidayat Menantu Raja Demak
Bantar Gebang identik dengan TPST Bantar Gebang, Kota Bekasi. Padahal, pada abad 16 Bantar Gebang menyimpan cerita rakyat yang heroik. Foto: Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Bantar Gebang , mendengar nama itu langsung tertuju Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) di Kota Bekasi. Dahulu kala Bantar Gebang menjadi bukti kesaktian Syarif Hidayat, menantu Raja Demak bernama Raja Fatah.

Berdasarkan sumber dan cerita masyarakat setempat, asal usul Bantar Gebang didapat dari riwayat seorang pria bernama Syarif Hidayat yang datang ke lokasi yang kini dikenal Bantar Gebang pada abad 16 sebelum berdirinya Pemerintahan Kolonial Belanda di Indonesia.
Baca juga: Asal Usul Cijantung, Daerah Angker Markasnya Pasukan Elite Kopassus

Syarif Hidayat diutus Raja Demak untuk mengurus pemerintahan dan menyebarkan agama Islam ke wilayah Cirebon, Tasikmalaya, dan Banten karena pada waktu itu daerah tersebut masyarakatnya masih memeluk agama Budha.

Singkat cerita, ketika Syarif bermukim di Bantar Gebang ada seorang anak kecil yang disunat. Semua orang terheran-heran dengan permintaan anak itu. Namun, Syarif yang datang memberitahu bahwa anak kecil itu meminta sabuk dan menyuruhnya mengambil di sebuah pohon Gebang yang ada di pelataran.

Syarif menuruti permintaan anak kecil itu dan memberikannya. Spontan, tangisan anak kecil itu berhenti. Sejak itulah masyarakat kagum akan kearifan dan kesaktian Syarif Hidayat hingga masyarakat menamakan kampung ini menjadi Kampung Bantar Gebang yang berasal dari kata:

Ban: Artinya sabuk atau amben
Latar: Artinya tempat atau pelataran
Gebang: Pohon yang namanya Pohon Gebang
Baca juga: 3 Versi Asal Usul Tanah Abang: Pasukan Mataram, Sopir Angkot, dan Phoa Bingham

Kemudian, Syarif Hidayat menetap hingga akhirnya wafat di Kampung Bantar Gebang dengan nama Mbah Kyai Wali Husein (Mbah Husein).

Desa Bantar Gebang dibentuk oleh pemerintah pada tahun 1949 yang terdiri atas dua kampung yaitu Kampung Bantar Gebang dan Kampung Cikiwul. Masing-masing kampung diperintah oleh seorang Kumico (Mandor).

Saat ini, Bantar Gebang yang identik dengan TPST Bantar Gebang memiliki peran penting bagi warga DKI Jakarta. TPST Bantar Gebang mampu menampung sekitar 7-8 ton per hari sampah masyarakat Ibu Kota.
(jon)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1504 seconds (0.1#10.140)