Hadapi Cuaca Ekstrem, Wakil Wali Kota Bogor Minta Warga Waspada
loading...
A
A
A
BOGOR - Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim meminta masyarakat untuk waspada menghadapi cuaca ekstrem yang masih berpeluang terjadi di Kota Bogor. Terutama, yang paling diwaspadai adalah bencana angin kencang atau puting beliung.
"Seiring perkembangan dan situasi cuaca, BMKG menyatakan bahwa kondisi cuaca ekstrim belum akan berhenti hingga kemarin. Kita harus waspadai kemungkinan terjadinya lagi angin puting beliung dan curah hujan tinggi," kata Dedie di Bogor, Rabu (26/1/2022).
Dedie menambahkan, masyarakat dihimbau untuk menghindari titik yang rawan terdampak cuaca ekstrem. Seperti ruas jalan yang memiliki banyak pohon besar atau di lokasi rawan tanah longsor.
"Saya juga sudah meminta kepada Dinas Perumahan dan Permukiman khususnya untuk kembali mengontrol pohon-pohon yang saat ini dikategorikan memiliki risiko rawan patah atau tumbang. Dan pohon-pohon yang berumur tua," ungkapnya.
Kemudian, untuk masyarakat yang berada di bantaran kali atau sungai juga harus senantiasa waspada. Termasuk meminta menjaga kelestarian lingkungan seperti tidak membuang sampah sembarangan.
"Jadi kalau pun terjadi cuaca ekstrem, mau itu curah hujan tinggi ataupun yang lain tidak menimbulkan banjir yang berkepanjangan," sambungnya.
Di samping itu, tambah Dedie, masyarakat juga harus berpartisipasi dalam mengemban ilmu mitigasi bencana. Paling tidak, memahami dan lebih waspada ketika potensi atau resiko bencana ini muncul.
"Harus ada pengetahuan masyarakat soal itu. Misalnya bagi mereka yang tinggal dekat dengan pohon-pohon besar yang rawan tumbang atau patah. Atau masyarakat yang tinggal di bantaran, jangan membangun bangunan yang menambah beban TPT. Mudah-mudahan masyarakat bisa lebih waspada menghadapi cuaca ekstrem ini," pinta Dedie.
Sementara itu, Kepala Stasiun Klimatologi Bogor Indra Gustari menjelaskan, kejadian curah hujan dengan intensitas lebat, sangat lebat, hingga ekstrem disertai kilat petir dan angin kencang masih berpotensi tinggi di seluruh wilayah Jawa Barat sampai Maret 2022. Khususnya selatan, tengah, dan utara Jawa Barat.
"Pada bulan Januari 2022 dan Februari 2022, yaitu wilayah yang diprediksi akan berada pada puncak musim hujan 2021-2022," ucap Indra.
Khusus daerah bertopografi curam atau bergunung, masyarakat dan pemerintah diminta tetap waspada. Terutama ketika hujan intensitas ringan hingga sedang terjadi selama beberapa hari berturut-turut.
Sedangkan, pada daerah dataran rendah dan dekat aliran sungai, patut diwaspadai potensi genangan atau banjir. Pada intinya, semua pihak diminta selalu waspada dengan potensi bencana hidrometeorologis.
"Prospek prakiraan cuaca 25-27 Januari 2022, waspada masih berpotensi terjadinya hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat, petir, dan angin kencang pada siang hingga malam hari di wilayah Jawa Barat diantaranya yakni wilayah Kabupaten Bogor dan Kota Bogor," pungkas Indra.
"Seiring perkembangan dan situasi cuaca, BMKG menyatakan bahwa kondisi cuaca ekstrim belum akan berhenti hingga kemarin. Kita harus waspadai kemungkinan terjadinya lagi angin puting beliung dan curah hujan tinggi," kata Dedie di Bogor, Rabu (26/1/2022).
Dedie menambahkan, masyarakat dihimbau untuk menghindari titik yang rawan terdampak cuaca ekstrem. Seperti ruas jalan yang memiliki banyak pohon besar atau di lokasi rawan tanah longsor.
"Saya juga sudah meminta kepada Dinas Perumahan dan Permukiman khususnya untuk kembali mengontrol pohon-pohon yang saat ini dikategorikan memiliki risiko rawan patah atau tumbang. Dan pohon-pohon yang berumur tua," ungkapnya.
Kemudian, untuk masyarakat yang berada di bantaran kali atau sungai juga harus senantiasa waspada. Termasuk meminta menjaga kelestarian lingkungan seperti tidak membuang sampah sembarangan.
"Jadi kalau pun terjadi cuaca ekstrem, mau itu curah hujan tinggi ataupun yang lain tidak menimbulkan banjir yang berkepanjangan," sambungnya.
Di samping itu, tambah Dedie, masyarakat juga harus berpartisipasi dalam mengemban ilmu mitigasi bencana. Paling tidak, memahami dan lebih waspada ketika potensi atau resiko bencana ini muncul.
"Harus ada pengetahuan masyarakat soal itu. Misalnya bagi mereka yang tinggal dekat dengan pohon-pohon besar yang rawan tumbang atau patah. Atau masyarakat yang tinggal di bantaran, jangan membangun bangunan yang menambah beban TPT. Mudah-mudahan masyarakat bisa lebih waspada menghadapi cuaca ekstrem ini," pinta Dedie.
Sementara itu, Kepala Stasiun Klimatologi Bogor Indra Gustari menjelaskan, kejadian curah hujan dengan intensitas lebat, sangat lebat, hingga ekstrem disertai kilat petir dan angin kencang masih berpotensi tinggi di seluruh wilayah Jawa Barat sampai Maret 2022. Khususnya selatan, tengah, dan utara Jawa Barat.
"Pada bulan Januari 2022 dan Februari 2022, yaitu wilayah yang diprediksi akan berada pada puncak musim hujan 2021-2022," ucap Indra.
Khusus daerah bertopografi curam atau bergunung, masyarakat dan pemerintah diminta tetap waspada. Terutama ketika hujan intensitas ringan hingga sedang terjadi selama beberapa hari berturut-turut.
Sedangkan, pada daerah dataran rendah dan dekat aliran sungai, patut diwaspadai potensi genangan atau banjir. Pada intinya, semua pihak diminta selalu waspada dengan potensi bencana hidrometeorologis.
"Prospek prakiraan cuaca 25-27 Januari 2022, waspada masih berpotensi terjadinya hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat, petir, dan angin kencang pada siang hingga malam hari di wilayah Jawa Barat diantaranya yakni wilayah Kabupaten Bogor dan Kota Bogor," pungkas Indra.
(mhd)