Warga Bandengan Sudah 3 Bulan Sulit Dapat Air Bersih, Mandi Susah Cucian Menumpuk
loading...
A
A
A
JAKARTA - Warga yang bermukim di kawasan Kampung Baru Kubur Koja, Bandengan Utara, RW 15, Penjaringan, Jakarta Utara, mengeluhkan masalah air PAM yang sudah berlangsung tiga bulan. Ketika air menyala, kondisinya malah keruh dan keluar bau tidak sedap.
"Sekali keluar airnya bau bangke, bau bentek gitu. Bingung saya juga," ujar salah satu warga Ko Inyo, saat ditemui, Kamis (6/1/2022).
Lantaran sulit mendapat air bersih, warga hanya bisa pasrah tidak melakukan aktivitas keseharian hingga membuat pekerjaan rumah menumpuk. "Sampai enggak mandi saya. Cucian juga numpuk. Kondisi kayak gini sudah mau tiga bulan. Kita kan juga perlu air bersih," kata Ko Inyo.
Emil, warga lainnya juga mengungkapkan bahwa dalam beberapa waktu air sempat menyala. Akan tetapi keluarnya air dibarengi dengan warga air yang keruh serta baru yang tidak sedap.
"Airnya bau, hitam, trus ngambilnya mesti tengah malam. Saya sudah lapor beberapa kali yang dateng cuma survei ke sini, dia tanya-tanya lalu bilang nanti akan sampaikan ke Jatibaru yang di Tanah Abang. Tapi sekarang enggak ada lagi yang datang," Ucapnya.
Ketua RT 04/RW 15, Toni menyebutkan, terdapat empat RT di wilayah itu yang mengalami masalah air bersih ini. "Untuk sementara ini di RW 15 air itu tidak ada sama sekali, tidak keluar. Kalau keluar pun subuh, itu pun kecil. Yang ketahuan di RT 04, 05, 06, dan RT 07," kata Toni.
Untuk saat ini warga terpaksa memenuhi kebutuhan air bersih mereka dari sumur maupun galon isi ulang. Air gerobakan yang dianggap sebagai solusi ternyata juga tidak bagus, bahkan mengeluarkan bau yang tidak sedap.
"Ada rata-rata warga beli air isi ulang. Terus beli air pikul, itu juga bau. Kalau cuci baju pakai sumur," kata Toni.
"Sekali keluar airnya bau bangke, bau bentek gitu. Bingung saya juga," ujar salah satu warga Ko Inyo, saat ditemui, Kamis (6/1/2022).
Lantaran sulit mendapat air bersih, warga hanya bisa pasrah tidak melakukan aktivitas keseharian hingga membuat pekerjaan rumah menumpuk. "Sampai enggak mandi saya. Cucian juga numpuk. Kondisi kayak gini sudah mau tiga bulan. Kita kan juga perlu air bersih," kata Ko Inyo.
Emil, warga lainnya juga mengungkapkan bahwa dalam beberapa waktu air sempat menyala. Akan tetapi keluarnya air dibarengi dengan warga air yang keruh serta baru yang tidak sedap.
"Airnya bau, hitam, trus ngambilnya mesti tengah malam. Saya sudah lapor beberapa kali yang dateng cuma survei ke sini, dia tanya-tanya lalu bilang nanti akan sampaikan ke Jatibaru yang di Tanah Abang. Tapi sekarang enggak ada lagi yang datang," Ucapnya.
Ketua RT 04/RW 15, Toni menyebutkan, terdapat empat RT di wilayah itu yang mengalami masalah air bersih ini. "Untuk sementara ini di RW 15 air itu tidak ada sama sekali, tidak keluar. Kalau keluar pun subuh, itu pun kecil. Yang ketahuan di RT 04, 05, 06, dan RT 07," kata Toni.
Untuk saat ini warga terpaksa memenuhi kebutuhan air bersih mereka dari sumur maupun galon isi ulang. Air gerobakan yang dianggap sebagai solusi ternyata juga tidak bagus, bahkan mengeluarkan bau yang tidak sedap.
"Ada rata-rata warga beli air isi ulang. Terus beli air pikul, itu juga bau. Kalau cuci baju pakai sumur," kata Toni.
(thm)