Pasien Covid-19 Melonjak di Masa PSBB Transisi, DKI Perlu Waspada Wabah Gelombang Kedua
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jumlah pasien positif Covid-19 di Jakarta meningkat secara signifikan pasca empat hari diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) fase transisi. Kini muncul kekhawatiran terjadinya wabah Covid-19 gelombang kedua di Jakarta.
Anggota Komisi Perekonomian DPRD DKI Jakarta Achmad Yani, mengatakan,kebijakan menghidupkan kembali perekonomian memang penting, tapi kesehatan dan keselematan jiwa jauh lebih penting
Dia pun khawatir akan besarnya kemungkinan terjadinya wabah Covid-19 gelombang kedua di Jakarta jika tidak ada penerapan protokol kesehatan yang tegas. ( Baca juga: Penambahan Kasus Positif Covid-19 Capai 1.043, DKI Jakarta Tertinggi)
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta, pada 5 Juni 2020 jumlah penambahan pasien positif Covid-19 harian tercatat berjumlah 61 orang. Lalu pada tanggal 9 Juni kemarin jumlahnya meningkat tajam menjadi 239 orang.
“Ini baru empat hari tapi lonjakan pasien sudah sangat tinggi, dari 61 orang menjadi 239 orang per hari dalam waktu singkat. Ini ekstrem sekali dan harus menjadi perhatian dalam membuat kebijakan,” kata Ahmad Yani dalam siaran tertulisnya, Rabu (10/6/2020). (Baca juga: Vaksin COVID-19 Bentuk Inhaler Siap Agustus Mendatang)
Yani mengungkapkan, tingginya penambahan jumlah pasien positif Covid-19 tidak lepas dari rendahnya kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan. Selain itu, Pemprov DKI juga masih kurang tegas dalam melakukan penertiban terkait protokol kesehatan
Sekretaris Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta itu juga menyampaikan lonjakan pengguna lalu lintas juga terjadi di DKI Jakarta, jika dibandingkan dengan masa PSBB awal. Di PSBB fase transisi ada penambahan rata-rata jumlah kendaraan hampir mencapai 50 ribu per hari. (Baca juga: Jalanan Macet saat Pulang Kantor, Tandanya Jakarta Kembali Normal)
"Lalu lintas kendaraan juga mulai meningkat, lebih banyak dibandingkan masa PSBB sebelumnya, dari 190 ribuan meningkat jadi 240 ribuan per hari. Kita mau ekonomi jalan lagi tapi kita juga tidak bisa mengabaikan bahwa wabah Covid ini masih ada dan masih terus menyebar," pungkasnya. (Baca juga: Hadapi Gelombang Kedua COVID-19, WHO Ingatkan Semua Negara Tidak Longgarkan Aturan)
Anggota Komisi Perekonomian DPRD DKI Jakarta Achmad Yani, mengatakan,kebijakan menghidupkan kembali perekonomian memang penting, tapi kesehatan dan keselematan jiwa jauh lebih penting
Dia pun khawatir akan besarnya kemungkinan terjadinya wabah Covid-19 gelombang kedua di Jakarta jika tidak ada penerapan protokol kesehatan yang tegas. ( Baca juga: Penambahan Kasus Positif Covid-19 Capai 1.043, DKI Jakarta Tertinggi)
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta, pada 5 Juni 2020 jumlah penambahan pasien positif Covid-19 harian tercatat berjumlah 61 orang. Lalu pada tanggal 9 Juni kemarin jumlahnya meningkat tajam menjadi 239 orang.
“Ini baru empat hari tapi lonjakan pasien sudah sangat tinggi, dari 61 orang menjadi 239 orang per hari dalam waktu singkat. Ini ekstrem sekali dan harus menjadi perhatian dalam membuat kebijakan,” kata Ahmad Yani dalam siaran tertulisnya, Rabu (10/6/2020). (Baca juga: Vaksin COVID-19 Bentuk Inhaler Siap Agustus Mendatang)
Yani mengungkapkan, tingginya penambahan jumlah pasien positif Covid-19 tidak lepas dari rendahnya kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan. Selain itu, Pemprov DKI juga masih kurang tegas dalam melakukan penertiban terkait protokol kesehatan
Sekretaris Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta itu juga menyampaikan lonjakan pengguna lalu lintas juga terjadi di DKI Jakarta, jika dibandingkan dengan masa PSBB awal. Di PSBB fase transisi ada penambahan rata-rata jumlah kendaraan hampir mencapai 50 ribu per hari. (Baca juga: Jalanan Macet saat Pulang Kantor, Tandanya Jakarta Kembali Normal)
"Lalu lintas kendaraan juga mulai meningkat, lebih banyak dibandingkan masa PSBB sebelumnya, dari 190 ribuan meningkat jadi 240 ribuan per hari. Kita mau ekonomi jalan lagi tapi kita juga tidak bisa mengabaikan bahwa wabah Covid ini masih ada dan masih terus menyebar," pungkasnya. (Baca juga: Hadapi Gelombang Kedua COVID-19, WHO Ingatkan Semua Negara Tidak Longgarkan Aturan)
(thm)