Anggota DPRD DKI Ini Usul Nama Kebon Sirih Diganti Jadi Jalan Fatahillah

Selasa, 02 November 2021 - 09:17 WIB
loading...
Anggota DPRD DKI Ini...
Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN) Lukmanul Hakim dukung Gubernur Anies Baswedan soal nama jalan menggunakan tokoh Betawi. Foto: Ist
A A A
JAKARTA - Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN) Lukmanul Hakim mendukung rencana Gubernur Anies Baswedan menggunakan nama tokoh Betawi sebagai nama-nama jalan di Ibu Kota. Namun di liar figure Betawi tetapi ikut andil dalam berdirinya Jakarta yakni Raden Fatahillah .

"Raden Fatahillah itu tokoh perjuangan yang mengusir Portugis dan memerdekakan Jakarta. Kemenangan Raden Fatahillah patut dikenang anak cucunya di era sekarang, dengan menggunakan namanya sebagai nama ruas jalan. Bahkan di Balai Kota, di kantor gubernur pun ada ruangan Fatahillah," kata Bung Lukman, sapaan akrabnya, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (2/11/2021).

Bung Lukman mengusulkan, agar Jalan Kebon Sirih yang dekat dengan Balai Kota dan Gedung DPRD DKI diubah menjadi Jalan Fatahillah.

"Usul saya Jalan Kebon Sirih. Di situ kan jalan protokol, pusat pemerintahan DKI Jakarta. Dari pada pakai nama tokoh luar, lebih baik tokoh yang benar-benar memerdekakan Jayakarta. Bila perlu jalan di depan Kebon Sirih dekat Balai Kota diganti jadi Jalan Raden Fatahillah," ujar Lukman.

Menurut Lukman, penggunaan nama Jalan Fatahillah di pusat kota akan menjadi simbol penghormatan warga Jakarta atas perjuangan tokoh tersebut di masa silam.

Penghargaan ini layak diberikan, karena besarnya jasa Fatahillah bagi Sunda Kelapa, sebagai embrio kota Jakarta.

"Raden Fatahillah bagi saya sosok yang luar biasa. Panglima perang yang memimpin pasukan dari Demak, Cirebon, Banten dan Pasai untuk menyerang Portugis di Sunda Kelapa dan merebutnya ke tangan pasukan Islam. Mengusir Portugis itu kan perjuangan yang hebat, beliau sangat konsisten memperjuangkan kerajaan-kerajaan yang ada di pulau Jawa," tukas Lukman.



Sebelumnya, Gubernur DKI JakartaAnies Baswedanmengatakan, dalam penamaannama jalanharus memiliki nilai sejarah. Hal ini disampaikan Anies dalam acara Pencanangan Pembangunan Taman Literasi Martha Christina Tiahahu yang digelar secara virtual, Jumat 29Oktober 2021.

Menurut Anies, kota saat ini karena akumulasi pengalaman dari warga-warganya, di mana warga memiliki berbagai pengalaman, seperti dijajah, mempertahankan kemerdekaan hingga mewujudkan cita-cita kemerdekaan.

"Kota menjadi seperti sekarang itu karena akumulasi pengalaman warganya dan pengalaman warga ini melewati lintas waktu dari mulai pengalaman dijajah, pengalaman membebaskan penjajahan," ujarnya.

Dengan demikian, pemberian nama jalan perlu diperhatikan untuk menandakan itu semua. Salah satu contoh, nama jalan yang ada Haji (Hj) merupakan tokoh Betawi dari jalan tersebut.

"Nah hadirnya nama-nama jalan ini, nanti akan menandakan ini semua. Menyaksikan begitu banyak nama yang ada nama pakai Haji di tokoh Betawi di jalan itu," jelasnya.

Menurut dia, penamaan jalan merupakan cara untuk menghormati. "Nah ini Kami juga alami di Lebak Bulus nama-nama jalannya adalah nama anak atau cucunya. Karena semua nama jalan itu untuk tokoh, salah satu cara kita menghormati," sambungnya.
(mhd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1797 seconds (0.1#10.140)