Oknum Ormas Hina Betawi, Anggota DPRD DKI: Tinggal di Indonesia Jangan Rasis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebuah video viral di media sosial karena ucapan seorang pria menghina dan menantang orang-orang suku Betawi di Jakarta dan Bekasi. Pria plontos dalam video itu diketahui bernama Venus, salah satu anggota organisasi masyarakat (ormas) berlabel 'Singa Patriot'.
Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Hardiyanto Kenneth angkat bicara terkait kasus tersebut. Menurut dia, omongan seperti itu tidak perlu dilontarkan karena Indonesia mempunyai 1.340 suku bangsa, dan etnis yang bermacam-macam.
"Seharusnya tidak perlu berbicara seperti itu, omongan tersebut sudah tergolong perbuatan menghina dan rasisme. Harus Anda ketahui bahwa perbuatan Anda tersebut telah memenuhi unsur Pasal 16 Undang-Undang (UU) Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis. Pidana penjara selama 5 tahun menunggu Anda, kalau Anda tidak secepatnya menyelesaikan permasalahan ini," ujar Kenneth dalam keterangannya, Minggu (17/10/2021).
Menurut dia, seharusnya tidak perlu terjadi peristiwa penghinaan terhadap suku apa pun. Apalagi Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa. Terdapat 1.340 suku bangsa di Tanah Air menurut sensus BPS tahun 2010. Jadi tidak elok jika menghina suku apa pun, terlebih lebih Betawi.
Pria yang akrab disapa Kent itu menambahkan, hidup dalam bermasyarakat tidak diperlukan saling menghina hingga mengolok-olok suatu golongan atau suku. Pasalnya, manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa bertujuan untuk saling mengenal dan menghormati satu sama lainnya.
"Kita ini diciptakan dengan keberagaman bersuku-suku dan etnis dengan tujuan untuk saling menghormati. Jika memang tidak nyaman dengan keadaan, ya jangan menghina dan mencaci maki dengan mengeluarkan kata-kata kotor seperti itu. Dengan adanya pertikaian akan membuat tali persaudaraan antar suku bahkan agama menjadi pecah, dan itu sangat bertentangan dengan sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia," ketus Kent.
Anggota Komisi D itu punya cerita tersendiri terhadap sifat warga Betawi. Menurutnya, rata-rata orang Betawi itu tidak pernah reseh, usil, dan suka mengganggu orang lain, serta tidak pernah mau mencampuri urusan orang lain.
"Tim dan staf saya rata-rata semuanya orang Betawi. Saya berjalan dengan mereka sudah 10 tahun lebih, sudah seperti keluarga sendiri dan mereka tidak pernah reseh, tidak pernah mau usil dan mau mencampuri urusan orang lain. Kalau bahasa kerennya, mereka tidak kepo dengan urusan orang," ucapnya.
Berbicara oknum suku tertentu, pasti ada satu atau dua orang yang kurang bagus. Namun jangan lantas langsung menghakimi dan mengotak-kotakkan seakan semua orang Betawi seperti itu.
"Kalau berbicara kekurangan, pasti semua orang mempunyai kekurangan, termasuk saya. Harusnya dengan kekurangan ini bisa menjadikan kita semua semakin mengerti dan bisa memahami bahwa pada kodratnya manusia diciptakan tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain," tegas Kepala Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) PDI Perjuangan DKI Jakarta itu.
Oleh karena itu, Kent meminta kepada pelaku penghinaan terhadap suku Betawi agar meminta maaf atas pernyataan seperti yang terekam di video hingga viral di media sosial. Hal itu perlu dilakukan agar permasalahan ini bisa disudahi dan tidak meluas.
"Mungkin tidak Anda sadari bahwa omongan Anda tersebut berindikasi bisa membuat perpecahan. Jangan lantas karena emosi sesaat dan tidak berpikir panjang, hidup Anda akan berakhir di penjara. Bijaklah dalam bertutur kata dan berprilaku. Seperti kata pepatah bahwa Mulut Mu Harimau Mu," kata Ketua IKAL PPRA Lemhannas RI Angkatan LXII tersebut.
Kent pun berpesan, hidup bermasyarakat seyogyanya bisa menjunjung tinggi rasa toleransi antara satu sama lain, saling menghormati dan saling menghargai. Hal ini agar dapat tercipta kehidupan yang aman, tenteram dan damai antarsatu dan yang lain.
"Kita harus bisa menjunjung tinggi toleransi, saling menghormati dan menghargai agar hidup ini tentram dan damai. Seperti apa yang disampaikan Bapak Presiden Jokowi, beda suku, agama, budaya bukan lah penghalang kita untuk bersatu dan bukan penghalang kita untuk hidup harmonis dalam kehidupan sehari-hari," pungkas Kent sembari mengutip pernyataan Jokowi.
Diketahui sebelumnya, beredar video oknum ormas marah, mencaci maki hingga menghina suku Betawi. Hal ini membuat jawara Bekasi berdatangan ke Polres Metro Bekasi Kota, Kamis 14 Oktober 2021.
Ketua Umum Jawara Jaga Kampung Damin Sada mengatakan, oknum tersebut telah melukai masyarakat Betawi. ”Ada oknum yang saya bilang perbuatan tidak menyenangkan terhadap orang Betawi. Jadi jangan sampai berlarut-larut timbul masalah yang lebih besar," ujar Damin Sada.
Agar masalahnya tidak terlalu besar, dia mempercayai kepada pihak kepolisian untuk segera mengusut tuntas kasus ini. Sebab, Indonesia adalah negara hukum biar aparat yang menindak tegas. ”Silakan hukum yang berjalan,” tutupnya.
Lihat Juga: Viral, Ayah di Sidimpuan Meminta Bantuan Presiden Prabowo karena Putrinya Jadi Tersangka Video Asusila
Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Hardiyanto Kenneth angkat bicara terkait kasus tersebut. Menurut dia, omongan seperti itu tidak perlu dilontarkan karena Indonesia mempunyai 1.340 suku bangsa, dan etnis yang bermacam-macam.
"Seharusnya tidak perlu berbicara seperti itu, omongan tersebut sudah tergolong perbuatan menghina dan rasisme. Harus Anda ketahui bahwa perbuatan Anda tersebut telah memenuhi unsur Pasal 16 Undang-Undang (UU) Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis. Pidana penjara selama 5 tahun menunggu Anda, kalau Anda tidak secepatnya menyelesaikan permasalahan ini," ujar Kenneth dalam keterangannya, Minggu (17/10/2021).
Menurut dia, seharusnya tidak perlu terjadi peristiwa penghinaan terhadap suku apa pun. Apalagi Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa. Terdapat 1.340 suku bangsa di Tanah Air menurut sensus BPS tahun 2010. Jadi tidak elok jika menghina suku apa pun, terlebih lebih Betawi.
Pria yang akrab disapa Kent itu menambahkan, hidup dalam bermasyarakat tidak diperlukan saling menghina hingga mengolok-olok suatu golongan atau suku. Pasalnya, manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa bertujuan untuk saling mengenal dan menghormati satu sama lainnya.
"Kita ini diciptakan dengan keberagaman bersuku-suku dan etnis dengan tujuan untuk saling menghormati. Jika memang tidak nyaman dengan keadaan, ya jangan menghina dan mencaci maki dengan mengeluarkan kata-kata kotor seperti itu. Dengan adanya pertikaian akan membuat tali persaudaraan antar suku bahkan agama menjadi pecah, dan itu sangat bertentangan dengan sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia," ketus Kent.
Anggota Komisi D itu punya cerita tersendiri terhadap sifat warga Betawi. Menurutnya, rata-rata orang Betawi itu tidak pernah reseh, usil, dan suka mengganggu orang lain, serta tidak pernah mau mencampuri urusan orang lain.
"Tim dan staf saya rata-rata semuanya orang Betawi. Saya berjalan dengan mereka sudah 10 tahun lebih, sudah seperti keluarga sendiri dan mereka tidak pernah reseh, tidak pernah mau usil dan mau mencampuri urusan orang lain. Kalau bahasa kerennya, mereka tidak kepo dengan urusan orang," ucapnya.
Berbicara oknum suku tertentu, pasti ada satu atau dua orang yang kurang bagus. Namun jangan lantas langsung menghakimi dan mengotak-kotakkan seakan semua orang Betawi seperti itu.
"Kalau berbicara kekurangan, pasti semua orang mempunyai kekurangan, termasuk saya. Harusnya dengan kekurangan ini bisa menjadikan kita semua semakin mengerti dan bisa memahami bahwa pada kodratnya manusia diciptakan tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain," tegas Kepala Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) PDI Perjuangan DKI Jakarta itu.
Oleh karena itu, Kent meminta kepada pelaku penghinaan terhadap suku Betawi agar meminta maaf atas pernyataan seperti yang terekam di video hingga viral di media sosial. Hal itu perlu dilakukan agar permasalahan ini bisa disudahi dan tidak meluas.
"Mungkin tidak Anda sadari bahwa omongan Anda tersebut berindikasi bisa membuat perpecahan. Jangan lantas karena emosi sesaat dan tidak berpikir panjang, hidup Anda akan berakhir di penjara. Bijaklah dalam bertutur kata dan berprilaku. Seperti kata pepatah bahwa Mulut Mu Harimau Mu," kata Ketua IKAL PPRA Lemhannas RI Angkatan LXII tersebut.
Kent pun berpesan, hidup bermasyarakat seyogyanya bisa menjunjung tinggi rasa toleransi antara satu sama lain, saling menghormati dan saling menghargai. Hal ini agar dapat tercipta kehidupan yang aman, tenteram dan damai antarsatu dan yang lain.
"Kita harus bisa menjunjung tinggi toleransi, saling menghormati dan menghargai agar hidup ini tentram dan damai. Seperti apa yang disampaikan Bapak Presiden Jokowi, beda suku, agama, budaya bukan lah penghalang kita untuk bersatu dan bukan penghalang kita untuk hidup harmonis dalam kehidupan sehari-hari," pungkas Kent sembari mengutip pernyataan Jokowi.
Diketahui sebelumnya, beredar video oknum ormas marah, mencaci maki hingga menghina suku Betawi. Hal ini membuat jawara Bekasi berdatangan ke Polres Metro Bekasi Kota, Kamis 14 Oktober 2021.
Ketua Umum Jawara Jaga Kampung Damin Sada mengatakan, oknum tersebut telah melukai masyarakat Betawi. ”Ada oknum yang saya bilang perbuatan tidak menyenangkan terhadap orang Betawi. Jadi jangan sampai berlarut-larut timbul masalah yang lebih besar," ujar Damin Sada.
Agar masalahnya tidak terlalu besar, dia mempercayai kepada pihak kepolisian untuk segera mengusut tuntas kasus ini. Sebab, Indonesia adalah negara hukum biar aparat yang menindak tegas. ”Silakan hukum yang berjalan,” tutupnya.
Lihat Juga: Viral, Ayah di Sidimpuan Meminta Bantuan Presiden Prabowo karena Putrinya Jadi Tersangka Video Asusila
(thm)