Asal Usul Nama Lubang Buaya yang Jadi Lokasi Pembunuhan Pahlawan Revolusi

Minggu, 03 Oktober 2021 - 05:33 WIB
loading...
Asal Usul Nama Lubang Buaya yang Jadi Lokasi Pembunuhan Pahlawan Revolusi
Jalan Lubang Buaya yang berada di Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, yang menjadi tempat pembuangan para korban G30S PKI. Foto: MPI/Aldhi Chandra
A A A
JAKARTA - Jalan Lubang Buaya yang berada di Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, yang menjadi tempat pembuangan para korban Gerakan 30 September 1965 Partai Komunis Indonesia (PKI) atau G30S PKI . Tapi tahukah kalian asal usul nama Lubang Buaya yang menjadi lokasi pembunuhan enam orang Jenderal Indonesia dan satu pengawal secara kejam saat tragedi G30S PKI itu?

Nama Lubang Buaya sendiri berasal dari sebuah legenda yang menyatakan, bahwa dahulu di wilayah ini ada kali yang dipenuhi oleh gerombolah buaya. Tidak hanya buaya yang dapat terlihat oleh mata tapi juga ada yang tidak terlihat oleh mata. Seperti siluman buaya putih.

Asal Usul Nama Lubang Buaya yang Jadi Lokasi Pembunuhan Pahlawan Revolusi

Banyak warga yang ingin berkunjung hari ini bertepatan dengan peringatan G30S PKI namun, Monumen Pancasila Sakti saat ini ditutup untuk umum sampai kegiatan Upacara yang akan dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi) selesai. Foto: MPI/Aldi Chandra

Meski demikian, binatang buas tersebut bisa ditaklukkan oleh sosok ulama bernama Pangeran Syarif atau Datok Banjir. Hingga saat itu, wilayah ini disebut dengan Lubang Buaya.

Saat ini, di Lubang Buaya berdiri Lapangan Peringatan Lubang Buaya yang berisi Monumen Pancasila, MuseumDiorama,sumurtempat para korban G30S PKI dibuang, dan sebuah ruangan berisi relik.

Selain itu, di wilayah ini juga terdapat rumah yang di dalamnya ketujuh pahlawan revolusi seperti Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Letnan Jenderal Anumerta Suprapto, Letnan Jenderal Anumerta Siswondo Parman, Letnan Jenderal Anumerta Mas Tirtodarmo (MT) Haryono, Mayor Jenderal Anumerta D.I Pandjaitan, Mayor Jenderal Anumerta Sutoyo Siswamiharjo, dan Kapten C21 Anumerta Pierre Tendean disiksa dan dibunuh. Bahkan, sejarah berdarah ini selalu dikenang setiap tahunnya.

Sumur yang menjadi lokasi pembuangan jenazah para jenderal itu hanya berdiameter 76 sentimeter dengan kedalaman 12 meter. Sumur inilah yang menjadi spot utama di Kompleks Memorial Lubang Buaya, dan keberadaan sumur ini terletak di depan Monumen Pancasila. Lihat juga: Jelang Peringatan Kesaktian Pancasila, Lubang Buaya Jakarta Ditutup untuk Umum

Saat ini, tempat itu disebut Museum Lubang Buaya.Museum ini juga menjadi salah satu tempat wisata di Jakarta yang dibuka setiap hari tetapi tutup pada hari libur nasional dan hari Senin dengan jam operasional pukul 09.00-16.00 WIB. Namun, saat PPKM ini tempat wisata sejarahLubang Buayaditutup untuk sementara waktu.

Namun, pada hari-hari biasa, museum ini tidak terlalu banyak pengunjung. Ramainya pengunjung biasanya pada hari Sabtu dan Minggu.

Di lahan seluas 14,6 hektar ini, masyarakat kerap menghabiskan waktu liburannya bersama keluarga. Bahkan, tak jarang di hari sabtu dan minggu banyak masyarakat yang berolahraga di tempat ini untuk sekadar berjalan dan jogging.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1231 seconds (0.1#10.140)