Schout Hinne, Penakluk Si Pitung yang Dijuluki Sherlock Holmes dari Hindia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Adolf Wilhelm Verbond Hinne atau masyarakat di Batavia lebih mengenalnya tuan Schout Hinne. Dia adalah penakluk Si Pitung yang dijuluki Sherlock Holmes dari Hindia.
Dikutip dari Facebook Betawi Antar Generasi, Senin (13/9/2021), Schout Hinne terlahir dengan nama Scipio sebagai seorang mixties di Kalimantan pada tahun 1852. Ayahnya kapten infanteri berdarah Perancis yang diakuinya hanya sebatas ayah angkat saja dan ibunya seorang wanita pribumi.
Baca juga: Mengulik Sejarah Betawi, Suku Asli Jakarta sejak Zaman Kolonial Belanda
Ketika kecil Hinne pernah diculik bajak laut Aceh dan tinggal bersama mereka selama 6 tahun di mana turut membentuk dirinya menjadi seorang anak yang tumbuh dengan lingkungan dan kehidupan keras.
Ketika beranjak dewasa Hinne memulai karirnya di pemerintahan, tepatnya di karesidenan Padang, Sumatera Barat. Pindah tugas sebagai kepala kantor Pos di Ternate, kemudian mengajukan diri menjadi polisi hutan di Jawa dan berhasil menumpas bajak laut Medomo di Halmahera.
Pengalaman Hinne sebagai polisi hutan membawanya menjadi seorang polisi unit khusus di Batavia yang bertanggungjawab memutihkan daerah Ommelanden, dimulai sebagai Onderschout (Deputi) di distrik Tanah Abang pada 1887. Setelah menembak dan membunuh tokoh terkenal Pitung pada tahun 1893, dia dipromosikan menjadi Schout yang bertanggungjawab umtuk keamanan di seluruh Batavia.
Baca juga: Kisah Pasar Kambing di Balik Nama Besar Si Pitung dan Eksistensi Arab Tanah Abang
Hinne dikenal sosok polisi berdarah dingin dan ahli strategi serta lihai mengatasi orang-orang yang dijuluki “trouble maker”, khususnya di daerah Ommelanden (pinggiran) yang dianggap pemerintah kolonial sebagai zona merah.
Selain Pitung, nama-nama seperti Sakam, Kesen, dan Gantang yang di masyarakat natif dianggap sebagai pahlawan berhasil dilumpuhkannya.
Karirnya terus menanjak. Pada tahun 1911 Hinne diangkat menjadi Komisaris Polisi dengan kewenangannya yang disetarakan dengan Ajun Komisaris Besar Polisi. Latar belakang darah peranakan dan usia yang sudah tidak muda lagi menjadi kendala untuk Hinne mencapai pangkat Komisaris Besar Polisi.
Dua tahun setelah pensiun, koran Bataviaasch Handelsblaad membuat sebuah serial yang berjudul "De Indische Sherlock Holmes" (Sherlock Holmes dari Hindia) yang ceritanya diangkat dari sepak terjang A.W.V. Hinne sewaktu menjadi polisi.
Dikutip dari Facebook Betawi Antar Generasi, Senin (13/9/2021), Schout Hinne terlahir dengan nama Scipio sebagai seorang mixties di Kalimantan pada tahun 1852. Ayahnya kapten infanteri berdarah Perancis yang diakuinya hanya sebatas ayah angkat saja dan ibunya seorang wanita pribumi.
Baca juga: Mengulik Sejarah Betawi, Suku Asli Jakarta sejak Zaman Kolonial Belanda
Ketika kecil Hinne pernah diculik bajak laut Aceh dan tinggal bersama mereka selama 6 tahun di mana turut membentuk dirinya menjadi seorang anak yang tumbuh dengan lingkungan dan kehidupan keras.
Ketika beranjak dewasa Hinne memulai karirnya di pemerintahan, tepatnya di karesidenan Padang, Sumatera Barat. Pindah tugas sebagai kepala kantor Pos di Ternate, kemudian mengajukan diri menjadi polisi hutan di Jawa dan berhasil menumpas bajak laut Medomo di Halmahera.
Pengalaman Hinne sebagai polisi hutan membawanya menjadi seorang polisi unit khusus di Batavia yang bertanggungjawab memutihkan daerah Ommelanden, dimulai sebagai Onderschout (Deputi) di distrik Tanah Abang pada 1887. Setelah menembak dan membunuh tokoh terkenal Pitung pada tahun 1893, dia dipromosikan menjadi Schout yang bertanggungjawab umtuk keamanan di seluruh Batavia.
Baca juga: Kisah Pasar Kambing di Balik Nama Besar Si Pitung dan Eksistensi Arab Tanah Abang
Hinne dikenal sosok polisi berdarah dingin dan ahli strategi serta lihai mengatasi orang-orang yang dijuluki “trouble maker”, khususnya di daerah Ommelanden (pinggiran) yang dianggap pemerintah kolonial sebagai zona merah.
Selain Pitung, nama-nama seperti Sakam, Kesen, dan Gantang yang di masyarakat natif dianggap sebagai pahlawan berhasil dilumpuhkannya.
Karirnya terus menanjak. Pada tahun 1911 Hinne diangkat menjadi Komisaris Polisi dengan kewenangannya yang disetarakan dengan Ajun Komisaris Besar Polisi. Latar belakang darah peranakan dan usia yang sudah tidak muda lagi menjadi kendala untuk Hinne mencapai pangkat Komisaris Besar Polisi.
Dua tahun setelah pensiun, koran Bataviaasch Handelsblaad membuat sebuah serial yang berjudul "De Indische Sherlock Holmes" (Sherlock Holmes dari Hindia) yang ceritanya diangkat dari sepak terjang A.W.V. Hinne sewaktu menjadi polisi.
(jon)