Wujud Ketakwaan dan Kepedulian Sosial saat Pandemi, LDII DKI Tebar Ribuan Hewan Kurban

Jum'at, 23 Juli 2021 - 20:47 WIB
loading...
Wujud Ketakwaan dan...
Ketua PC LDII Setiabudi Edi Setiawan (kiri) membagikan daging kurban ke warga secara kolektif melalui Ketua RT untuk mencegah terjadinya kerumunan. Foto: Ist
A A A
JAKARTA - Perayaan Idul Adha dimasa pandemi ini merupakan momen yang tepat untuk berbagi. Umat Islam di Indonesia, terutama di Jawa-Bali menjalankan ibadah kurban dalam suasana PPKM Darurat. Namun, keterbatasan masa PPKM Darurat tidak menghalangi warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), khususnya di DKI Jakarta, untuk melakukan tebar daging kurban.

Total tebar hewan kurban LDII di DKI Jakarta sebanyak 1.574 ekor sapi dan 1.266 ekor kambing. Sebagian disalurkan kepada korban pandemi Covid-19 dalam proram LDII Berbagi di masa pandemi.



Ketua PC LDII Setiabudi Edi Setiawan menyampaikan, kali ini pembagian daging kurban ke warga dilaksanakan kolektif melalui Ketua RT untuk mencegah terjadinya kerumunan. “Daging kami serahkan kepada Ketua RT 13/06 Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan, bapak Rijal dan RT 10/03, bapak Fajar,’’ ujarnya, Jumat (23/7/2021).

Sekretaris LDII DKI, Muhamad Ied, mengatakan bahwa pada hakekatnya berkurban di masa pandemi ini adalah meneladani keshalehan Nabi Ibrahim AS, ketaatan Ismail AS serta keikhlasan Siti Hajar dan akhlak mulia Nabi Muhammad SAW.

Sementara itu, DPP LDII mengajak umat Islam berkurban dengan wawasan lingkungan. “Wawasan lingkungan di sini, kita sebagai umat Islam harus peka terhadap lingkungan. Mengubah kebiasaan berkurban, agar tetap patuh protokol kesehatan dan menjaga kebersihan dari sisa-sisa pemotongan hewan kurban,” ujar Ketua DPP LDII KH Chriswanto Santoso.

Menurutnya, kurban mampu memutar ekonomi pada peternak yang tentunya selama pandemi Covid-19 terimbas penurunan daya beli masyarakat, “Menyelenggarakan kurban pada saat pandemi Covid-19 menciptakan multiplyer effects di kalangan peternak. Sementara, masyarakat bisa meningkatkan imun dengan protein hewani dari pembagian daging kurban,” ujar KH Chrsiwanto Santoso.

Ketua DPP LDII bidang Pendidikan Keagamaan dan Dakwah (PKD) Teddy Suratmadji menyatakan, untuk mematuhi aturan PPKM, rangkaian ibadah pada Hari Raya Idul Adha, dilaksanakan dengan mematuhi surat edaran Kementerian Agama.

“Pada wilayah PPKM dengan kategori merah hingga hitam, DPP LDII meminta warganya melaksanakan salat Idul Adha di rumah masing-masing terutama di wilayah DKI Jakarta,” ujarnya.

Departemen PKD menyusun naskah khotbah standar, yang bisa dibaca oleh kepala keluarga saat salat Idul Adha di rumah. “Naskah tersebut disusun untuk memudahkan kepala keluarga atau yang jadi imam salat di rumah,” kata Teddy Suratmadji.

Wujud Ketakwaan dan Kepedulian Sosial saat Pandemi, LDII DKI Tebar Ribuan Hewan Kurban


Melihat kondisi PPKM dan arahan Ketua Umum DPP LDII, kata Teddy, pihaknya juga meniadakan tebar kurban, “Biasanya ada ratusan motor yang membagikan daging kurban hingga pelosok-pelosok di Jakarta dan dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia. Gantinya, para petugas mengantar daging ke rumah-rumah tanpa berkumpul di DPP LDII, dan meniadakan kupon agar tak menimbulkan antrean,” bebernya.

Selain itu, DPP LDII juga memotongkan hewan kurban dari para tokoh masyarakat dan agama, yang kemudian dibagikan kepada masyarakat. Bahkan, ada anggota DPR RI yang mengirimkan sapi ke DPP LDII, yang kemudian disembelih dan dibagikan kepada warga di sekitar kantor DPP LDII.

“Kurban dengan wawasan lingkungan ini penting. Kami tetap memperhatikan kondisi namun tak meninggalkan esensi berkurban, yakni ketakwaan kepada Allah dan berbagi,” ucapnya.

Kepedulian itu juga dalam bentuk membagikan daging kurban kepada warga yang menjalani isolasi mandiri. Seperti yang dilakukan warga LDII di Semarang, Surabaya, Pontianak dan berbagai daerah lainnya.

Kurban Ramah Lingkungan
Pada kesempatan terpisah, Ketua DPP LDII Sudarsono mengatakan, LDII pada tahun 2021 menerapkan Pengelolaan Qurban Peduli Lingkungan (PQPL). Menurut Sudarsono, PQPL dilaksanakan dalam tiga sisi.

Sisi pertama, adalah penerapan protokol kesehatan terutama karena kondisi darurat, akibat peningkatan kasus positif Covid-19 yang luar biasa, “Maka pengelolaan Qurban tahun 1442 H harus betul-betul memperhatikan dan menerapkan protokol kesehatan,” ujar Sudarsono yang juga Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB).

Sisi kedua, menitikberatkan pada ekonomi. Dalam pandangannya, kondisi lingkungan yang masih dalam situasi pandemi mempunyai dampak ekonomi yang berat bagi sebagian masyarakat.

“Dengan demikian pengelolaan kurban tahun 1442 H harus betul-betul dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, yang secara ekonomi terdampak oleh pandemi Covid-19,” paparnya. Pembagian daging kurban dapat meringankan beban ekonomi warga yang daya belinya menurun.

Terakhir, sisi lingkungan hidup. Menurutnya, pengelolaan kurban dengan mengedepankan meminimalkan pencemaran lingkungan. “Penyembelihan dikelola sedemikian rupa sehingga tidak sampai mencemari lingkungan akibat darah, isi perut dan kotoran hewan kurban,” tutupnya.

Menurut Sudarsono, limbah dari penyembelihan hewan kurban bila tidak dikelola dengan baik, akan memberi dampak negatif kepada lingkungan hidup manusia. Apalagi pada kondisi pandemi, menjaga kesehatan sangat penting, agar virus tak memiliki celah menginfeksi tubuh dan pandemi Covid 19 dapat segera berakhir.

Data yang dihimpun oleh DPP LDII pada 20 Juli 2021, jumlah kurban yang disembelih warga LDII di seluruh Indonesia mencapai 33.908 ternak yang terdiri dari sapi 20.473 ekor dan kambing 13.435 ekor. Tahun 2021 ini menurun karena terimbas pandemi, dibandingkan pada 2020, jumlah kurban mencapai 39.424 ekor dengan rincian 20.848 sapi, 18.556 kambing, dan 20 kerbau.
(thm)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0890 seconds (0.1#10.140)