Putus Mata Rantai Covid-19, 1.600 Personel Polres Depok Jalani Rapid Test
loading...
A
A
A
DEPOK - Untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona , seluruh anggota Polrestro Depok menjalani rapid test. Test dibagi dalam dua tahap untuk anggota Polrestro Depok yang jumlahnya mencapai 1.600 personel.
Kapolrestro Depok Kombes Pol Azis Andriansyah mengatakan, untuk hari pertama ada sebanyak 700 anggota yang menjalani rapid test. Untuk hari kedua pada Kamis, 28 Mei 2020 besok akan ada 900 anggota yang menjalani rapid test. “Total anggota ada 1.600 yang menjalani rapid test. Ini dilakukan untuk tracing dan memutus penyebaran mata rantai penyebaran virus Korona,” kata Azis, Rabu (27/5/2020).
Menurut Azis, rapid test pada anggotanya dirasa perlu karena anggota Polri termasuk dalam kalangan yang rentan terpapar. Pasalnya mereka selama ini bertugas di lapangan untuk memantau PSBB dan sejumlah cek point. “Petugas menjadi rentan kareba anggota Polri melaksanakan tugas PSBB di cek poin dan pembatasan sehingga mereka mendapatkan giliran yang pertama rapid test hari ini,” ujarnya.
Azis menuturkan, soal pentingnya rapid test dilakukan di jajarannya. Karena itu berguna dalam pemetaan sehingga dapat memisahkan mana yang terpapar dan tidak. Hasil dari test tersebut dalam diketahui pada hari yang sama. (Baca: Rapid Test BIN di Stasiun Bekasi, 2 Orang Reaktif Covid-19)
Jika ada yang reaktif maka akan segera dilakukan protokol kesehatan dan dilaporkan ke satuan atasan untuk tindak lanjut perawatan. Karantina pun mutlak dilakukan bagi yang hasilnya reaktif. “Ini dilakukan untuk memetakan mana yang terpapar atau tidak. Harapan saya tentu tidak ada yang terpapar. Proses ini penting karena mereka ada di lapangan sehingga kalau ada yang terpapar (reaktif) akan dikarantina 14 hari dipisahkan dengan yang sehat. Persiapan bagi reaktif kita siapkan di RS Kramat Jati atau di Brimob,” tuturnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Depok, Pradi Supriatna menambahkan, rapid test ini adalah salah satu langkah untuk filtrasi. Sejumlah rumah sakit pun sudah dipersiapkan untuk merawat pasien yang terpapar. “Kami sudah ada Gugus Tugas Covid-19 termasuk rumah sakit rujukan, ada RSUD, RSUI dan RS Brimob untuk menampung pasien positif,” ucapnya.
Lihat Juga: 8 Tersangka Sindikat Penjual Bayi di Depok Terancam 15 Tahun Penjara dan Denda Rp600 Juta
Kapolrestro Depok Kombes Pol Azis Andriansyah mengatakan, untuk hari pertama ada sebanyak 700 anggota yang menjalani rapid test. Untuk hari kedua pada Kamis, 28 Mei 2020 besok akan ada 900 anggota yang menjalani rapid test. “Total anggota ada 1.600 yang menjalani rapid test. Ini dilakukan untuk tracing dan memutus penyebaran mata rantai penyebaran virus Korona,” kata Azis, Rabu (27/5/2020).
Menurut Azis, rapid test pada anggotanya dirasa perlu karena anggota Polri termasuk dalam kalangan yang rentan terpapar. Pasalnya mereka selama ini bertugas di lapangan untuk memantau PSBB dan sejumlah cek point. “Petugas menjadi rentan kareba anggota Polri melaksanakan tugas PSBB di cek poin dan pembatasan sehingga mereka mendapatkan giliran yang pertama rapid test hari ini,” ujarnya.
Azis menuturkan, soal pentingnya rapid test dilakukan di jajarannya. Karena itu berguna dalam pemetaan sehingga dapat memisahkan mana yang terpapar dan tidak. Hasil dari test tersebut dalam diketahui pada hari yang sama. (Baca: Rapid Test BIN di Stasiun Bekasi, 2 Orang Reaktif Covid-19)
Jika ada yang reaktif maka akan segera dilakukan protokol kesehatan dan dilaporkan ke satuan atasan untuk tindak lanjut perawatan. Karantina pun mutlak dilakukan bagi yang hasilnya reaktif. “Ini dilakukan untuk memetakan mana yang terpapar atau tidak. Harapan saya tentu tidak ada yang terpapar. Proses ini penting karena mereka ada di lapangan sehingga kalau ada yang terpapar (reaktif) akan dikarantina 14 hari dipisahkan dengan yang sehat. Persiapan bagi reaktif kita siapkan di RS Kramat Jati atau di Brimob,” tuturnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Depok, Pradi Supriatna menambahkan, rapid test ini adalah salah satu langkah untuk filtrasi. Sejumlah rumah sakit pun sudah dipersiapkan untuk merawat pasien yang terpapar. “Kami sudah ada Gugus Tugas Covid-19 termasuk rumah sakit rujukan, ada RSUD, RSUI dan RS Brimob untuk menampung pasien positif,” ucapnya.
Lihat Juga: 8 Tersangka Sindikat Penjual Bayi di Depok Terancam 15 Tahun Penjara dan Denda Rp600 Juta
(hab)