Puluhan Warga Terpapar Covid-19 di Bekasi Meninggal saat Menjalani Isolasi Mandiri

Senin, 05 Juli 2021 - 14:19 WIB
loading...
Puluhan Warga Terpapar Covid-19 di Bekasi Meninggal saat Menjalani Isolasi Mandiri
Foto: Ilustrasi/SINDOnews/Dok
A A A
BEKASI - Puluhan warga Kota dan Kabupaten Bekasi dilaporkan meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri (isoman) karena terpapar Covid-19. Total ada 78 warga Bekasi yang dilaporkan meningggal dunia saat menjalani isolasi mandiri.

Data tersebut dihimpun Laporcovid19, Forum Komunitas Penyintas Covid-19 atau platform bagi para penyintas Covid-19. Secara nasional terdata sebanyak 265 pasien yang menjalani isolasi mandiri meninggal dunia karena fasilitas kesehatan penuh akibat lonjakan kasus Covid-19.



Data tersebut dihimpun dari berbagai sumber, mulai dari cerita masyarakat melalui media sosial, media massa, hingga peran aktif masyarakat untuk melapor secara langsung. Ratusan pasien yang meninggal saat menjalani isoman tersebut terjadi pada saat pasien mencari faskes, hingga saat menunggu tempat tidur IGD.

Data ini dikumpulkan selama Juni hingga awal Juli 2021. Kasus di Kota Bekasi yang tertinggi, yakni 77 pasien Isoman meninggal dunia, sedankan Kabupaten Bekasi menyumbang satu kasus.

”Salah satu wujud pro aktif masyarakat itu kan cerita langsung lewat WA, atau langsung ngomong, atau mereka cerita di sosial media,” ujar Koordinator Tim Lapor Data dan Analisi Data, Laporcovid19, Said Fariz Hibban, Senin (5/7/2021).

Total ada 47 kabupaten dan kota di Indonesia ditemukan pasien Covid-19 meninggal di luar RS. Berbagai kendala dialami oleh pasien. Pertama, keputusan pasien untuk tidak melaporkan gejala yang dialami. Dalam kondisi ini erat kaitannya dengan persepsi masyarakat terhadap warga yang terpapar Covid-19.



Di sisi lain, pasien menganggap gejala yang dialami masih tergolong ringan. Akhirnya, dia mengalami loncatan gejala, dari gejala ringan ke gejala berat secara singkat, dan kondisinya tidak siap. Kasus lain, Isoman yang dilakukan seorang diri oleh pasien menyebabkan tidak ada pengawasan secara langsung.

Selanjutnya, pasien kesulitan untuk berkomunikasi dengan Puskesmas saat kondisi kesehatan memburuk. Kasus tersebut wajar terjadi lantaran keterbatasan Sumber Daya Kesehatan (SDK) di Puskesmas, sementara ada pasien lain yang juga harus ditangani di suatu wilayah.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2409 seconds (0.1#10.140)