Sekolah Tatap Muka di Tangsel Dibatasi Hanya 2 Jam Seminggu 2 Kali
loading...
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Pelaksanaan sekolah tatap muka di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) direncanakan dilaksanakan mulai awal Juli 2021.
Wali Kota Tangsel , Benyamin Davnie mengatakan, berdasarkan data PPKM Mikro, saat ini sudah 92% lebih RT di Tangsel yang masuk zona hijau sehingga PTM bisa dilaksanakan.
"Kita diperkecil dalam PPKM mikro. Saat ini sudah 92% lebih RT kita zonanya hijau. Jadi kita persyaratkan, lihat dalam skala yang lebih mikro lagi, di RT situ," kata Benyamin, Jumat (11/7/2021).
Benyamin Davnie menjelasan, pihak Pemkot Tangsel tidak mau mengambil risiko besar dengan membuat klaster baru COVID-19 di lingkungan sekolah. (Baca juga; Jelang Sekolah Tatap Muka, Covid-19 Menggila di Kota Tangerang )
"Kita lagi susun skenarionya. Sedangkan SKB 3 Menteri mensyaratkan 50% kapasitas, kami turunkan lagi menjadi 25%. Artinya nanti kita bertahap, baru 30%, lalu 40% dan terus 50%," paparnya.
Dalam praktiknya, dia mencontohkan, jika dalam satu kelas berisi 30 orang, maka siswa yang boleh mengikuti pembelajaran tatap muka hanya 25%. (Baca juga; Cuma Sedikit Siswa Ikuti Uji Coba Sekolah Tatap Muka di Jakarta )
"Ya, jadi praktiknya nanti, dari 30 orang per kelas, yang boleh masuk kelas, jadi tujuh, delapan anak atau 25%. Dengan catatan, satu hari hanya dua jam dan seminggu hanya dua hari," ungkapnya.
Saat ini, pihaknya pun tengah mengejar suntik vaksin untuk guru dan tenaga pengajar. Sehingga, potensi guru dan tenaga pengajar, serta para siswa terpapar bisa ditekan lebih maksimal.
"Kita dorong para guru ke Puskesmas terdekat untuk divaksin. Kita dorong melalui Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan, yang belum divaksin datangi hari ini, karena harus dua kali," jelasnya.
Dengan demikian, diharapkan saat PTM dimulai, semua guru harus sudah divaksin. Bila ditemukan guru di sekolah yang belum divaksin, PTM akan ditunda.
Lihat Juga: Tragedi Perpisahan Sekolah! Pelajar yang Sempat Hilang Terseret Ombak di Pantai Pangandaran Ditemukan Tewas
Wali Kota Tangsel , Benyamin Davnie mengatakan, berdasarkan data PPKM Mikro, saat ini sudah 92% lebih RT di Tangsel yang masuk zona hijau sehingga PTM bisa dilaksanakan.
"Kita diperkecil dalam PPKM mikro. Saat ini sudah 92% lebih RT kita zonanya hijau. Jadi kita persyaratkan, lihat dalam skala yang lebih mikro lagi, di RT situ," kata Benyamin, Jumat (11/7/2021).
Benyamin Davnie menjelasan, pihak Pemkot Tangsel tidak mau mengambil risiko besar dengan membuat klaster baru COVID-19 di lingkungan sekolah. (Baca juga; Jelang Sekolah Tatap Muka, Covid-19 Menggila di Kota Tangerang )
"Kita lagi susun skenarionya. Sedangkan SKB 3 Menteri mensyaratkan 50% kapasitas, kami turunkan lagi menjadi 25%. Artinya nanti kita bertahap, baru 30%, lalu 40% dan terus 50%," paparnya.
Dalam praktiknya, dia mencontohkan, jika dalam satu kelas berisi 30 orang, maka siswa yang boleh mengikuti pembelajaran tatap muka hanya 25%. (Baca juga; Cuma Sedikit Siswa Ikuti Uji Coba Sekolah Tatap Muka di Jakarta )
"Ya, jadi praktiknya nanti, dari 30 orang per kelas, yang boleh masuk kelas, jadi tujuh, delapan anak atau 25%. Dengan catatan, satu hari hanya dua jam dan seminggu hanya dua hari," ungkapnya.
Saat ini, pihaknya pun tengah mengejar suntik vaksin untuk guru dan tenaga pengajar. Sehingga, potensi guru dan tenaga pengajar, serta para siswa terpapar bisa ditekan lebih maksimal.
"Kita dorong para guru ke Puskesmas terdekat untuk divaksin. Kita dorong melalui Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan, yang belum divaksin datangi hari ini, karena harus dua kali," jelasnya.
Dengan demikian, diharapkan saat PTM dimulai, semua guru harus sudah divaksin. Bila ditemukan guru di sekolah yang belum divaksin, PTM akan ditunda.
Lihat Juga: Tragedi Perpisahan Sekolah! Pelajar yang Sempat Hilang Terseret Ombak di Pantai Pangandaran Ditemukan Tewas
(wib)