Kisah Karyawan Bank Korban PHK, Banting Setir Jadi Tukang Service Jok Keliling demi Bertahan Hidup
loading...
A
A
A
JAKARTA - PANDEMI Covid-19 banyak berdampak bagi kehidupan masyarakat, salah satunya pemutusan hubungan kerja (PHK). Seperti dialami Aziz Wahyudianto.
Namun, setelah di PHK dari perusahaan bank ternama di DKI Jakarta, dia tidak menyerah. Dia terus mencari cara bagaimana untuk bertahan hidup.
Pria asal Malang, Jawa Timur inipun akhirnya memilih bekerja sebagai tukang servis jok keliling, setelah lima tahun menjadi petugas keamanan.
“Tadinya saya petugas keamanan di bank, kena pengurangan (PHK) gara-gara pandemi, akhirnya saya mencoba alih profesi sebagai tukang jok keliling,” ucap Azis saat di temui di Jalan Lodan Raya, Pademangan, Jakarta Utara, Jumat (16/4/2021).
Sebelum bekerja tukang servis jok keliling ia sempat berniat membeli mobil dari hasil uang pesangon untuk dijadikan taksi online. Namun niatnya tersebut kandas.
"Jadi dari empat leasing yang pernah saya ajukan, enggak ada yang mau. Mentah semua. Nah, dari situ saya curhat sama teman, memang dia punya usaha beginian (servis jok),” sambung Azis.
Dari saran sahabatnya tersebut, akhirnya ayah satu anak ini mulai membeli perlengkapan yang cukup dan membuka kios di kawasan Jakarta Barat.
“Sempat punya kios awalnya, tapi cuman tiga bulan bertahan,” ucap Aziz.
Membuka kios ternyata tidak sebanding antara pemasukan dengan pengeluaran, sehingga membuat Azis memutuskan untuk menjalankan usahanya secara keliling.
“Kalau punya kios kan bayar segala macam, bayar listirk, tempat, keamanan, kadang enggak kebayar. Akhirnya punya ide, keliling nyamperin, orang yang tadinya enggak beli jadi beli,” tuturnya.
Awalnya ia membuka usaha di wilayah Mangga Besar, Jakarta Barat. Azispun mulai melebarkan sayap menawarkan jasanya di wilayah Jakarta Utara, seperti Sunter dan Ancol.
“Biasanya nyamperin kalau ada yang nongkrong lebih dari satu. Saya tawarin, ‘permisi, mohon maaf siapa tahu ada yang mau ganti sarung jok, mumpung murah’,” kata Azis.
Bicara soal tarif, Aziz mematok memang harga yang cukup murah dibandingkan dengan pemasangan saat masih di dalam toko, namun sesuai dengan ukuran motor.
“Kalau harga paling murah Rp45 ribu buat motor kecil, ada juga yang Rp60 ribu, Rp80 ribu, Rp100 ribu. Paling dikit sehari bisa 3-4 (pasang sarung jok), kadang bisa lebih,” ungkapnya.
Azis kini bertekad terus menjalankan usahanya tersebut tanpa rasa malu. Apalagi pendapatan yang diterimanya setara dengan upah mininum provinsi (UMP).
“Untuk pendapatan sebulan setara waktu bekerjalah, sesuai dengan UMP. Yang penting bisa bertahan dan yang lebih penting lagi bisa hidupin buat keluarga,” pungkasnya.
Namun, setelah di PHK dari perusahaan bank ternama di DKI Jakarta, dia tidak menyerah. Dia terus mencari cara bagaimana untuk bertahan hidup.
Pria asal Malang, Jawa Timur inipun akhirnya memilih bekerja sebagai tukang servis jok keliling, setelah lima tahun menjadi petugas keamanan.
“Tadinya saya petugas keamanan di bank, kena pengurangan (PHK) gara-gara pandemi, akhirnya saya mencoba alih profesi sebagai tukang jok keliling,” ucap Azis saat di temui di Jalan Lodan Raya, Pademangan, Jakarta Utara, Jumat (16/4/2021).
Sebelum bekerja tukang servis jok keliling ia sempat berniat membeli mobil dari hasil uang pesangon untuk dijadikan taksi online. Namun niatnya tersebut kandas.
"Jadi dari empat leasing yang pernah saya ajukan, enggak ada yang mau. Mentah semua. Nah, dari situ saya curhat sama teman, memang dia punya usaha beginian (servis jok),” sambung Azis.
Dari saran sahabatnya tersebut, akhirnya ayah satu anak ini mulai membeli perlengkapan yang cukup dan membuka kios di kawasan Jakarta Barat.
“Sempat punya kios awalnya, tapi cuman tiga bulan bertahan,” ucap Aziz.
Membuka kios ternyata tidak sebanding antara pemasukan dengan pengeluaran, sehingga membuat Azis memutuskan untuk menjalankan usahanya secara keliling.
“Kalau punya kios kan bayar segala macam, bayar listirk, tempat, keamanan, kadang enggak kebayar. Akhirnya punya ide, keliling nyamperin, orang yang tadinya enggak beli jadi beli,” tuturnya.
Awalnya ia membuka usaha di wilayah Mangga Besar, Jakarta Barat. Azispun mulai melebarkan sayap menawarkan jasanya di wilayah Jakarta Utara, seperti Sunter dan Ancol.
“Biasanya nyamperin kalau ada yang nongkrong lebih dari satu. Saya tawarin, ‘permisi, mohon maaf siapa tahu ada yang mau ganti sarung jok, mumpung murah’,” kata Azis.
Bicara soal tarif, Aziz mematok memang harga yang cukup murah dibandingkan dengan pemasangan saat masih di dalam toko, namun sesuai dengan ukuran motor.
“Kalau harga paling murah Rp45 ribu buat motor kecil, ada juga yang Rp60 ribu, Rp80 ribu, Rp100 ribu. Paling dikit sehari bisa 3-4 (pasang sarung jok), kadang bisa lebih,” ungkapnya.
Azis kini bertekad terus menjalankan usahanya tersebut tanpa rasa malu. Apalagi pendapatan yang diterimanya setara dengan upah mininum provinsi (UMP).
“Untuk pendapatan sebulan setara waktu bekerjalah, sesuai dengan UMP. Yang penting bisa bertahan dan yang lebih penting lagi bisa hidupin buat keluarga,” pungkasnya.
(thm)