Sumur Tiga Rasa di Masjid Si Pitung, Begini Kisahnya
loading...
A
A
A
MASJIDAl Alam Marunda yang teletak di pinggir Pantai Marunda, Jalan Marunda, RT09/RW01, Marunda, Cilincing, Jakarta Utara , memiliki sejumlah cerita yang dipercaya masyarakat. Masjid Al Alam yang juga dikenal dengan Masjid si Pitung, jawara Betawi dari Rawa Belong ini berdiri sejak abad ke-16 masehi.
"Jadi sekitar tahun 1982, ahli arkeolog dan kepurbakalaan melakukan penelitian bahwasannya bangunan ini dibangun pada abad ke-16, sekitar 1640 pertengahan, antara 1600 dan 1700an," kataPengurus Masjid, Kusnadi Ali Makruf (50) kepada SINDOnews beberapa waktu lalu.
Masjid Al Alam Marunda ini juga dikenal sebagai masjid Wali Allah atau Masjid Wali Keturunan Bangsa Melayu karena orang di sekelilingnya berbahasa melayu Betawi.
Masjid ini adalah salah satu yang tertua di Indonesia. Masjid ini terbuat dari material tanah dan kapur dengan susunan batu sungai.
Masjid yang masuk cagar budaya ini juga disebut tertua karena pada masa itu belum ada bahan material bangunan seperti semen.
Berdasarkan pembuktian perna ada jembatan beton terbuat dari bahan semen cor berbentuk bulat tepatnya di Marunda kongsi. Dan jembatan itu tertulis dengan jelas tahun pembuatannya 1218 Masehi, yang dicetak langsung pada saat pengecoran.
Masjid ini didirikan oleh orang bangsa Melayu untuk penyebaran agama Islam di Pula Jawa, yang pada masa itu penduduk Jawa dan Sunda mayoritas beragama Hindu dan Budha.
Dan masjid ini pun menjadi saksi sejarah datangnya kerajaan Malaka dari Bangsa Melayu Salah satu yang Masih tertinggal yaitu kampung Malaka sebelah Selatan dari masjid Al alam. Baca Juga: Sumur tiga rasa itu berada persis di samping Masjid si pitung. Keberadaan sumur tiga rasa itu juga mempunyai daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk mengunjungi masjid yang dibangun dalam semalam itu.
Banyak warga yang datang ke Masjid si Pitung tidak hanya untuk ziarah dan salat, Tetapi juga untuk mencoba air yang ada di sumur tua itu. Bahkan mereka rela mengantre sambil membawa botol dengan jamaah lainnya untuk mendapatkan air sumur tiga rasa itu.
Sumur tiga rasa itu juga merupakan nama yang disematkan para jamaah yang sudah pernah merasakan air sumur tersebut. Bahkan, menurut penuturan jamaah air tersebut bisa menyembuhkan sejumlah penyakit.
Bahkan, ada juga pengunjung yang mengambil air sumur itu hanya untuk menghilangkan dahaga atau haus.
Meski demikian, pengurus masjid tetap menanggapi dingin para penuturan jamaah tersebut. Menurut Kusnadi, semua itu tergantung lidah pada jamaah. Tetapi itu merupakan ucapan jamaah setelah mencoba air sumur di Masjid si Pitung itu.
Tulisan dan foto dioleh dari berbagai sumber.
"Jadi sekitar tahun 1982, ahli arkeolog dan kepurbakalaan melakukan penelitian bahwasannya bangunan ini dibangun pada abad ke-16, sekitar 1640 pertengahan, antara 1600 dan 1700an," kataPengurus Masjid, Kusnadi Ali Makruf (50) kepada SINDOnews beberapa waktu lalu.
Masjid Al Alam Marunda ini juga dikenal sebagai masjid Wali Allah atau Masjid Wali Keturunan Bangsa Melayu karena orang di sekelilingnya berbahasa melayu Betawi.
Masjid ini adalah salah satu yang tertua di Indonesia. Masjid ini terbuat dari material tanah dan kapur dengan susunan batu sungai.
Baca Juga
Masjid yang masuk cagar budaya ini juga disebut tertua karena pada masa itu belum ada bahan material bangunan seperti semen.
Berdasarkan pembuktian perna ada jembatan beton terbuat dari bahan semen cor berbentuk bulat tepatnya di Marunda kongsi. Dan jembatan itu tertulis dengan jelas tahun pembuatannya 1218 Masehi, yang dicetak langsung pada saat pengecoran.
Masjid ini didirikan oleh orang bangsa Melayu untuk penyebaran agama Islam di Pula Jawa, yang pada masa itu penduduk Jawa dan Sunda mayoritas beragama Hindu dan Budha.
Dan masjid ini pun menjadi saksi sejarah datangnya kerajaan Malaka dari Bangsa Melayu Salah satu yang Masih tertinggal yaitu kampung Malaka sebelah Selatan dari masjid Al alam. Baca Juga: Sumur tiga rasa itu berada persis di samping Masjid si pitung. Keberadaan sumur tiga rasa itu juga mempunyai daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk mengunjungi masjid yang dibangun dalam semalam itu.
Banyak warga yang datang ke Masjid si Pitung tidak hanya untuk ziarah dan salat, Tetapi juga untuk mencoba air yang ada di sumur tua itu. Bahkan mereka rela mengantre sambil membawa botol dengan jamaah lainnya untuk mendapatkan air sumur tiga rasa itu.
Sumur tiga rasa itu juga merupakan nama yang disematkan para jamaah yang sudah pernah merasakan air sumur tersebut. Bahkan, menurut penuturan jamaah air tersebut bisa menyembuhkan sejumlah penyakit.
Bahkan, ada juga pengunjung yang mengambil air sumur itu hanya untuk menghilangkan dahaga atau haus.
Meski demikian, pengurus masjid tetap menanggapi dingin para penuturan jamaah tersebut. Menurut Kusnadi, semua itu tergantung lidah pada jamaah. Tetapi itu merupakan ucapan jamaah setelah mencoba air sumur di Masjid si Pitung itu.
Tulisan dan foto dioleh dari berbagai sumber.
(mhd)