15 Sekolah di Jakarta Gagal Gelar Pembelajaran Tatap Muka
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dari 100 sekolah di DKI Jakarta yang lolos untuk uji coba Pembelajaran Tatap Muka pada 7 April 2021 hanya tersisa 85 sekolah. Hal demikian disampaikan oleh Kasubag Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taga Radja Gah.
"Untuk 100 sekolah yang dinominasikan setelah mengikuti pelatihan selama 2 minggu ada 14 sekolah yang gagal namun 1 lagi mundur. Sehingga total ada 15 sekolah jadi total dari 100 ada 85 yang diteruskan untuk pembelajaran tatap muka," kata Taga kepada wartawan, Selasa (6/4/2021).
Taga menjelaskan, soal berbagai faktor penyebab kegagalan pihak sekolah dalam mengikuti seleksi. Baca juga:7 April, 100 Sekolah di Jakarta Bakal Gelar Pembelajaran Tatap Muka
"Gagalnya itu banyak faktornya ya, satu tidak utuhnya peserta latihan mengikuti kegiatan tersebut, misalnya gini minimal 3 orang 1 kepsek 2 guru dan tiga-tiganya harus lulus. Kalau dua yang lulus atau satu lulus itu gagal," tambahnya.
Yang kedua, lanjut Taga, selain mengikuti selama dua minggu juga mengerjakan modul-modul yang disediakan full daring.
"Modul-modul itu dikerjakan secara utuh tepat waktu kalau tidak dilakukan maka tidak lulus sekolah piloting," tegasnya. Baca juga:71 Sekolah SD dan SMP di Kota Bekasi Ajukan Proposal Gelar Sekolah Tatap Muka
Adapun sekolah yang mengundurkan diri karena menurutnya tak ada persiapan matang dalam mengikuti seleksi atau ada hal lainnya.
"Karena tidak ada persiapan, Distik tidak memaksakan karena lebih mengedepankan masalah kesehatan, keselamatan anak didik lebih utama," jelas Taga.
Pihaknya juga enggan menggantikan 15 sekolah yang gagal. Taga menuturkan, dengan jumlah yang ada diharapkan Pembelajaran Tatap Muka lebih maksimal.
"Tidak, sementara kita fokus yang 85 agar 85 sekolah yang lolos dipantau secara optimal oleh Disdik, pengawas sehingga apa apa yang diinginkan pemerintah tercapai dengan baik," tutupnya.
"Untuk 100 sekolah yang dinominasikan setelah mengikuti pelatihan selama 2 minggu ada 14 sekolah yang gagal namun 1 lagi mundur. Sehingga total ada 15 sekolah jadi total dari 100 ada 85 yang diteruskan untuk pembelajaran tatap muka," kata Taga kepada wartawan, Selasa (6/4/2021).
Taga menjelaskan, soal berbagai faktor penyebab kegagalan pihak sekolah dalam mengikuti seleksi. Baca juga:7 April, 100 Sekolah di Jakarta Bakal Gelar Pembelajaran Tatap Muka
"Gagalnya itu banyak faktornya ya, satu tidak utuhnya peserta latihan mengikuti kegiatan tersebut, misalnya gini minimal 3 orang 1 kepsek 2 guru dan tiga-tiganya harus lulus. Kalau dua yang lulus atau satu lulus itu gagal," tambahnya.
Yang kedua, lanjut Taga, selain mengikuti selama dua minggu juga mengerjakan modul-modul yang disediakan full daring.
"Modul-modul itu dikerjakan secara utuh tepat waktu kalau tidak dilakukan maka tidak lulus sekolah piloting," tegasnya. Baca juga:71 Sekolah SD dan SMP di Kota Bekasi Ajukan Proposal Gelar Sekolah Tatap Muka
Adapun sekolah yang mengundurkan diri karena menurutnya tak ada persiapan matang dalam mengikuti seleksi atau ada hal lainnya.
"Karena tidak ada persiapan, Distik tidak memaksakan karena lebih mengedepankan masalah kesehatan, keselamatan anak didik lebih utama," jelas Taga.
Pihaknya juga enggan menggantikan 15 sekolah yang gagal. Taga menuturkan, dengan jumlah yang ada diharapkan Pembelajaran Tatap Muka lebih maksimal.
"Tidak, sementara kita fokus yang 85 agar 85 sekolah yang lolos dipantau secara optimal oleh Disdik, pengawas sehingga apa apa yang diinginkan pemerintah tercapai dengan baik," tutupnya.
(mhd)