Rumah Dipagari Beton di Ciledug, Pemilik Tanah Ingin Beli Kembali Kolam Renang Rp500 Juta
loading...
A
A
A
TANGERANG - Pemagaran jalan yang berakibat terisolasinya satu rumah di Jalan Akasia No 1, Tajur, Ciledug, Kota Tangerang diduga juga bermotifkan ingin menguasai tanah yang telah dijual.
Tanah seluas 1.080 meter persegi itu tadinya kolam renang milik almarhum Anas Burhan. Diduga bangkrut, kolam renang itu diagunkan ke bank lalu dilelang. Pemilik tanah saat ini yakni keluarga almarhum Munir membeli tanah dari proses lelang.
Baca juga: Sebelum Dibongkar Paksa, Pemilik Pagar Beton di Ciledug Diminta Bongkar Sendiri
Saat itu, tanah dibeli seharga Rp900 juta. Saat konflik jalan mencuat, keluarga Anas Burhan sempat datang membawa koper berisi uang Rp500 juta untuk membeli lagi tanah kolam renang.
Acep Waini Munir, anak ketiga almarhum Munir mengatakan, dari awal sudah jelas bahwa tujuan ahli waris pemilik tanah yakni H Ruli yang merupakan anak almarhum Anas Burhan memang ingin menguasai kembali tanahnya.
"Bacaannya dari awal sudah jelas, Ruli mau miliki tanah ini lagi. Tapi, kita gak jual. Orang maksa gitu. Intinya, kami dari pihak ahli waris tidak ingin menjual," ujar Acep di lantai 2 rumahnya, Tajur, Ciledug, Tangerang, Senin (15/3/2021).
Diduga mendapatkan penolakan, keluarga Anas Burhan sakit hati dan mulai mempermasalahkan akses jalan kolam renang. Dia kemudian memagar jalan selebar 2,5 meter sepanjang 200 meter yang menjadi akses masuk warga Kavling Brebes.
"Waktu bapak saya masih hidup, mereka pernah menawarkan ingin membeli tanah ini lagi, sudah membawakan uang satu koper penuh berisi Rp500 juta. Tetapi, ditolak almarhum bapak saya. Kami tidak mau menjual tanah ini," kata Acep.
Saat terjadi hujan deras pada Februari 2021, pagar beton tersebut roboh tepat di depan pintu masuk kolam renang. Robohnya pagar langsung dijadikan dalih oleh Ruli untuk menyerang keluarga Munir. Akses jalan keluarga Munir dipagar setinggi 2 meter.
Baca juga: Rumah di Ciledug Dipagari Beton, Wali Kota Tangerang: BONGKAR!!!
Tidak hanya itu, Ruli juga mengancam istri almarhum Munir dengan sebilah golok. Gertakan Ruli ternyata berhasil membuat keluarga Munir trauma. Namun, Ruli gagal membuat mereka menyerahkan tanahnya.
"Kita enggak punya salah dengan dia, tapi mungkin dia nyari kesalahan aja. Maksudnya biar semuanya drop, karena ancaman golok waktu itu. Jangankan ngomong, ketemu saja sama Ruli kami takut. Kami sangat trauma," ujar Acep.
Saat pemberitaan mengenai jalan ditembok beton ramai, Ruli pun tidak takut. Sebaliknya, dia malah memasang kawat baru di atas tembok betonnya agar benar-benar tidak bisa dilalui keluarga Munir.
Tanah seluas 1.080 meter persegi itu tadinya kolam renang milik almarhum Anas Burhan. Diduga bangkrut, kolam renang itu diagunkan ke bank lalu dilelang. Pemilik tanah saat ini yakni keluarga almarhum Munir membeli tanah dari proses lelang.
Baca juga: Sebelum Dibongkar Paksa, Pemilik Pagar Beton di Ciledug Diminta Bongkar Sendiri
Saat itu, tanah dibeli seharga Rp900 juta. Saat konflik jalan mencuat, keluarga Anas Burhan sempat datang membawa koper berisi uang Rp500 juta untuk membeli lagi tanah kolam renang.
Acep Waini Munir, anak ketiga almarhum Munir mengatakan, dari awal sudah jelas bahwa tujuan ahli waris pemilik tanah yakni H Ruli yang merupakan anak almarhum Anas Burhan memang ingin menguasai kembali tanahnya.
"Bacaannya dari awal sudah jelas, Ruli mau miliki tanah ini lagi. Tapi, kita gak jual. Orang maksa gitu. Intinya, kami dari pihak ahli waris tidak ingin menjual," ujar Acep di lantai 2 rumahnya, Tajur, Ciledug, Tangerang, Senin (15/3/2021).
Diduga mendapatkan penolakan, keluarga Anas Burhan sakit hati dan mulai mempermasalahkan akses jalan kolam renang. Dia kemudian memagar jalan selebar 2,5 meter sepanjang 200 meter yang menjadi akses masuk warga Kavling Brebes.
"Waktu bapak saya masih hidup, mereka pernah menawarkan ingin membeli tanah ini lagi, sudah membawakan uang satu koper penuh berisi Rp500 juta. Tetapi, ditolak almarhum bapak saya. Kami tidak mau menjual tanah ini," kata Acep.
Saat terjadi hujan deras pada Februari 2021, pagar beton tersebut roboh tepat di depan pintu masuk kolam renang. Robohnya pagar langsung dijadikan dalih oleh Ruli untuk menyerang keluarga Munir. Akses jalan keluarga Munir dipagar setinggi 2 meter.
Baca juga: Rumah di Ciledug Dipagari Beton, Wali Kota Tangerang: BONGKAR!!!
Tidak hanya itu, Ruli juga mengancam istri almarhum Munir dengan sebilah golok. Gertakan Ruli ternyata berhasil membuat keluarga Munir trauma. Namun, Ruli gagal membuat mereka menyerahkan tanahnya.
"Kita enggak punya salah dengan dia, tapi mungkin dia nyari kesalahan aja. Maksudnya biar semuanya drop, karena ancaman golok waktu itu. Jangankan ngomong, ketemu saja sama Ruli kami takut. Kami sangat trauma," ujar Acep.
Saat pemberitaan mengenai jalan ditembok beton ramai, Ruli pun tidak takut. Sebaliknya, dia malah memasang kawat baru di atas tembok betonnya agar benar-benar tidak bisa dilalui keluarga Munir.
(jon)