Produksi Ratusan ribu per hari, Pabrik Rapid Antigen di Kalideres Pakai 80% Bahan Lokal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lebih dari 100-150.000 rapid antigen di produksi setiap hari oleh PT Taisan Alkes Indonesia. Produksi ini menggunakan 80% bahan lokal .
Hal itu diungkapkan setelah DPR RI, IDI, Kemenkes, dan Sudinakes Jakarta Barat, melakukan pengecekan di pabrik yang berlokasi di kawasan Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (12/3/2021).
“Kami sangat senang. Sangat apresiasi karena terus terang baru kali ini saya mengetahui bahwa ini dikerjakan anak anak bangsa,” kata Ketua IDI Indonesia, Daeng M. Faqih. (Baca juga; Rapid Test Antigen Resmi Jadi Metode Pelacakan COVID-19, Ada Kemungkinan Kasus Naik )
Daeng mengungkapkan dengan jumlah produksi antigen yang masif akan membantu program pemerintah dalam 3T, yakni tracking, trasing, dan testing. (Baca juga; Kasus COVID-19 Masih Tinggi, Wisatawan Kepulauan Seribu Wajib Rapid Test Antigen )
Terlebih dalam produksinya, pabrik menggunakan 80% produksi lokal dan produksi dalam negeri atau anak bangsa. Sehingga selain membantu penanganan COVID-19 serta membuka ruang ekonomi.
Meski demikian, untuk pelaksanaan itu IDI menyebutkan komitmen harus dilakukan untuk menggunakan produk semacam ini. Jadi kemandirian negara dalam menggunakan produk dalam negeri akan terlihat. “Apalagi ini kualitas produknya bagus,” tambahnya.
Selain itu, IDI juga mendorong agar industri kesehatan dalam negeri terus berkembang. Tak hanya produksi rapid antigen tapi juga pengobatan lainnya, seperti pemeriksaan kehamilan dan diabetes.
Daeng sendiri menegaskan setelah melihat kondisi pabrik. Pihaknya akan meminta semua dokter IDI untuk menggunakan test ini. Kerja sama antara pihaknya dan Taisan akan dilakukan. “Memang uji coba DKI dulu kalau sukses nanti replikasi ke seluruh Indonesia,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komis IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena menyambut baik keberadaan pabrik ini. Hal ini selaras dengan perintah Presiden yang tertuang pada Inpres No.6 tahun 2016 tentang percepatan pengembangan obat dengan alkes dalam negeri.
“Ternyata kehadiran PT Taisan ini bentuk implementasi perwujudan dari spirit digelorakan pak jokowi untuk inpres itu,” tambahnya.
Melki kemudian mendorong agar IDI dan PT Taisan Alkes Indonesia terus menjalin kerjasama. Sebabnya, dengan kerjasama akan mengembangkan produk lokal. “Mungkin kedepan ada obat obatan atau vaksin nusantara merah putih jadi berbagai produk lain,” tambahnya.
Sementara itu, Komisaris Utama PT Taisan Alkes Indonesia, Cahyadi Burhan mengatakan bila hanya cairan seperti reugun atau buffer yang import dari luar. Sementara sisanya merupakan produksi dalam negeri. “Jadi emang bisa dibilang 80 persen produksinya dalam negeri,” katanya.
Sementara mengenai produksi, Cahyadi menjebutkan bila dipaksakan pihaknya bisa memprudiksi alat antigen hingga 500.000 per harinya. “Karena itu kedepannya kami akan coba eksport ke negara asia,” tutupnya.
Hal itu diungkapkan setelah DPR RI, IDI, Kemenkes, dan Sudinakes Jakarta Barat, melakukan pengecekan di pabrik yang berlokasi di kawasan Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (12/3/2021).
“Kami sangat senang. Sangat apresiasi karena terus terang baru kali ini saya mengetahui bahwa ini dikerjakan anak anak bangsa,” kata Ketua IDI Indonesia, Daeng M. Faqih. (Baca juga; Rapid Test Antigen Resmi Jadi Metode Pelacakan COVID-19, Ada Kemungkinan Kasus Naik )
Daeng mengungkapkan dengan jumlah produksi antigen yang masif akan membantu program pemerintah dalam 3T, yakni tracking, trasing, dan testing. (Baca juga; Kasus COVID-19 Masih Tinggi, Wisatawan Kepulauan Seribu Wajib Rapid Test Antigen )
Terlebih dalam produksinya, pabrik menggunakan 80% produksi lokal dan produksi dalam negeri atau anak bangsa. Sehingga selain membantu penanganan COVID-19 serta membuka ruang ekonomi.
Meski demikian, untuk pelaksanaan itu IDI menyebutkan komitmen harus dilakukan untuk menggunakan produk semacam ini. Jadi kemandirian negara dalam menggunakan produk dalam negeri akan terlihat. “Apalagi ini kualitas produknya bagus,” tambahnya.
Selain itu, IDI juga mendorong agar industri kesehatan dalam negeri terus berkembang. Tak hanya produksi rapid antigen tapi juga pengobatan lainnya, seperti pemeriksaan kehamilan dan diabetes.
Daeng sendiri menegaskan setelah melihat kondisi pabrik. Pihaknya akan meminta semua dokter IDI untuk menggunakan test ini. Kerja sama antara pihaknya dan Taisan akan dilakukan. “Memang uji coba DKI dulu kalau sukses nanti replikasi ke seluruh Indonesia,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komis IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena menyambut baik keberadaan pabrik ini. Hal ini selaras dengan perintah Presiden yang tertuang pada Inpres No.6 tahun 2016 tentang percepatan pengembangan obat dengan alkes dalam negeri.
“Ternyata kehadiran PT Taisan ini bentuk implementasi perwujudan dari spirit digelorakan pak jokowi untuk inpres itu,” tambahnya.
Melki kemudian mendorong agar IDI dan PT Taisan Alkes Indonesia terus menjalin kerjasama. Sebabnya, dengan kerjasama akan mengembangkan produk lokal. “Mungkin kedepan ada obat obatan atau vaksin nusantara merah putih jadi berbagai produk lain,” tambahnya.
Sementara itu, Komisaris Utama PT Taisan Alkes Indonesia, Cahyadi Burhan mengatakan bila hanya cairan seperti reugun atau buffer yang import dari luar. Sementara sisanya merupakan produksi dalam negeri. “Jadi emang bisa dibilang 80 persen produksinya dalam negeri,” katanya.
Sementara mengenai produksi, Cahyadi menjebutkan bila dipaksakan pihaknya bisa memprudiksi alat antigen hingga 500.000 per harinya. “Karena itu kedepannya kami akan coba eksport ke negara asia,” tutupnya.
(wib)