Akses Jalan Utama Dibeton Pemilik Tanah, Warga Ciledug Ini Harus Manjat Tembok Setiap Masuk Rumah

Jum'at, 12 Maret 2021 - 13:50 WIB
loading...
Akses Jalan Utama Dibeton Pemilik Tanah, Warga Ciledug Ini Harus Manjat Tembok Setiap Masuk  Rumah
Satu persatu anak Anna Melinda (30) naik ke atas tangga kayu yang dibuat sekenanya untuk masuk rumahnya. Foto: SINDOnews/Hasan Kurniawan
A A A
TANGERANG - Satu persatu anak Anna Melinda (30) naik ke atas tangga kayu yang dibuat sekenanya untuk masuk rumahnya. Anna sendiri kesulitan naik ke atas tangga dan melewati pagar beton berkawat duri setinggi 2 meter yang menutup akses jalan utama rumahnya.

Setelah lolos dari beton pertama, Anna masih harus berjuang naik ke tembok beton kedua. Susah payah mereka melewati pagar itu. Hanya bangku plastik menunggu di balik tembok di jalan umum yang mulai rusak.

"Saya sudah lima tahun tinggal di rumah ini," ujar Anna, saat ditemui di rumahnya Jalan Akasia, No 1, RT 04/ RW 03, Tajur, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, Jumat (12/3/2021) siang.

Saat pertama tinggal di wilayah itu, Anna mengaku tidak mendapati kendala apapun. Rumah seluas 1.000 meter itu dibeli oleh almarhum ayahnya sekitar 5-7 tahun lalu dengan harga murah melalui proses lelang, lengkap dengan bangunan rumahnya.

"Dua tahun lalu pagar beton depan rumah dibangun. Tetapi saat itu kami masih dikasih akses masuk ke rumah melalui jalan pintu gerbang, dan jalan yang dibuka hanya untuk satu motor saja," jelas Anna.

Baca Juga: Akses Masuk Rumah Ditutup Tetangga, Ibu-Anak Ngungsi

Tetapi pada 22-23 Februari 2021, pihak ahli waris pemilik tanah di depan rumah menutup akses utama masuk ke rumahnya dengan pagar beton setinggi 2 meter. Tidak jelas kenapa jalan itu tiba-tiba ditutup. Anna dan keluarga sangat takut, apalagi penutupan itu disertai ancaman.

"Ada dua rumah yang terisolasi, rumah saya dan bidan. Tapi bidan dikasih kunci gerbang depan, saya tidak. Saya pernah minta kunci sama bidannya, tapi enggak boleh. Selain lewat tembok, bisa juga lewat belakang, dari kuburan. Tapi saya takut," paparnya.

Saat terjadi banjir besar Februari 2021, rumah Anna kebanjiran akibat meluapkan Kali Maharta. Pagar tembok beton di depan rumahnya roboh, diduga akibat tidak kuat menahan kuatnya arus kali.

"Sebelum banjir akses jalan masih dibuka, tapi lewat gang depan. Pas banjir, jalanan banjir. Tembok beton pada roboh. Nah Ruly (ahli waris) bilang, tembok itu kita yang robohin. Padahal mana bisa kita robohin tembok beton. Baru jalan ditutup dibeton," katanya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1715 seconds (0.1#10.140)