Sejarah RSCM dan RS PGI Cikini, Rumah Sakit Tertua di Jakarta

Sabtu, 06 Maret 2021 - 08:08 WIB
loading...
A A A
13 Juni 1994
Sesuai SK Menkes nomor 553/Menkes /SK/VI/1994 berubah namanya menjadi RSUP Nasional Cipto Mangunkusumo.
Sejarah RSCM dan RS PGI Cikini, Rumah Sakit Tertua di Jakarta

RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat. Foto: Dok SINDOnews

12 Desember 2000
Berdasarkan PP Nomor 116 Tahun 2000, RSUPN Cipto Mangunkusumo ditetapkan sebagai Perusahaan Jawatan (Perjan) RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

2005
Perjalanan RSCM berubah menjadi Badan Layanan Umum berdasarkan PP Nomor 23 tahun 2005.

2009
SK Menkes Nomor YM.01.10/III/2212/2009 menetapkan pemberian Status Akreditas Penuh Tingkat Lengkap.

2010
SK Menkes Nomor YM.01.06/III/7352/2010 menetapkan RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta, sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

RS PGI Cikini, A Garden Hospital with Loving Touch
Menurut laman rscikini.com, cikal bakal RS PGI Cikini lahir ketika pada 15 Maret 1895 Dominee Cornelis de Graaf dan istrinya Ny Adriana J de Graaf Kooman mendirikan Vereeniging Voor Ziekenverpleging In Indie atau perkumpulan orang sakit di Indonesia.

Balai pengobatan pun dibuka di Gang Pool (dekat Istana Negara) pada 1 September 1895 sebagai wadah pelayanan kesehatan. Dominee de Graaf dan istrinya mencari dana untuk mengawali pekerjaan pelayanan ini dan mereka memperoleh sumbangan senilai 100.000 gulden dari Ratu Emma (Ratu Belanda saat itu). Dari sumbangan ini maka dibelilah Istana Pelukis Raden Saleh pada Juni 1897 kemudian kegiatan pelayanan kesehatan dialihkan ke gedung ini.

Pada 12 Januari 1898, pelayanan pun ditingkatkan menjadi Rumah Sakit dan diresmikan sebagai Rumah Sakit Diakones yang pertama di Indonesia. Mengingat sebagian besar sumbangan yang diterima berasal dari Ratu Emma, maka diberi nama dengan Koningin Emma Ziekenhuis (Rumah Sakit Ratu Emma).
Sejarah RSCM dan RS PGI Cikini, Rumah Sakit Tertua di Jakarta

RS PGI Cikini, Jakarta Pusat. Foto: Dok SINDOnews

Pada waktu pendudukan Jepang (1942-1945), Rumah Sakit Tjikini dijadikan rumah sakit untuk Angkatan Laut Jepang (Kaigun). Pasca pendudukan Jepang (Agustus 1945 - Desember 1948), RS Tjikini dioperasikan oleh RAPWI dan kemudian DVG, hingga akhir 1948 RS Cikini dikembalikan pengelolaannya kepada pihak swasta dipimpin oleh RF Bozkelman.

Tahun 1957, pengelolaan Stichting Medische Voorziening Koningen Emma Ziekenhuis Tjikini diserahkan kepada DGI (Dewan Gereja-gereja di Indonesia) dengan Prof Dr Joedono sebagai pimpinan sementara. Selanjutnya diangkat dr H Sinaga sebagai direktur pribumi pertama RS Tjikini.
Baca juga: Jembatan Merah Bogor, Tempat Kongkow Gubernur Jenderal Hindia Belanda Sambil Makan Doclang
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1752 seconds (0.1#10.140)