Jembatan Merah Bogor, Tempat Kongkow Gubernur Jenderal Hindia Belanda Sambil Makan Doclang
loading...
A
A
A
Menjelang maghrib, kegiatan mencari ikan berakhir dan digantikan dengan aktivitas satwa malam yang masih banyak ditemukan di pinggiran Sungai Cipakancilan seperti musang, ular dan juga kalong-kalong besar dari Kebun Raya yang mencari makanan di pohon-pohon di tebing sekitar Sungai Cipakancilan.
Suasana di bawah Jembatan Merah. Foto: Facebook Bogor Heritage (Bogor Tempo Doeloe)
Air Cipakancilan waktu itu masih sangat jernih, pada tebing kiri dan kanan banyak ditumbuhi pohon durian, rambutan dan limus. Di sela-sela semak belukar banyak tersembul buah arbei dengan warnanya yang merah menyala.
Apabila musim durian tiba, penduduk lokal yang mencari ikan akan meluangkan waktunya untuk mencari buah durian yang jatuh. Biasanya setelah maghrib, penangkap ikan akan pulang membawa ikan tangkapan dan juga durian jatohannya.
Baca juga: Sejarah Jakarta, Disebut di Batu Tulis Purnawarman yang Berkembang Menjadi Bandar Besar
Suasana damai dan pemandangan arus dan pohon buah-buahan di tebing Cipakancilan sekitar Jembatan Merah kini tinggal kenangan. Tebing-tebing yang dulu hijau oleh pepohonan kini digantikan tumpukan batako dinding rumah dan pagar-pagar beton. Ikan-ikan yang dulu banyak menghuni sungai kini digantikan oleh limbah rumah tangga dan sampah para pedagang kaki lima (PKL).
Kini kemacetan jadi pemandangan sehari-hari di kawasan ini. Jembatan Merah yang dulunya dijadikan ajang rekreasi untuk melepas lelah sekarang menjadi sumber kepenatan yang bisa bikin stres orang.
Suasana di bawah Jembatan Merah. Foto: Facebook Bogor Heritage (Bogor Tempo Doeloe)
Air Cipakancilan waktu itu masih sangat jernih, pada tebing kiri dan kanan banyak ditumbuhi pohon durian, rambutan dan limus. Di sela-sela semak belukar banyak tersembul buah arbei dengan warnanya yang merah menyala.
Apabila musim durian tiba, penduduk lokal yang mencari ikan akan meluangkan waktunya untuk mencari buah durian yang jatuh. Biasanya setelah maghrib, penangkap ikan akan pulang membawa ikan tangkapan dan juga durian jatohannya.
Baca juga: Sejarah Jakarta, Disebut di Batu Tulis Purnawarman yang Berkembang Menjadi Bandar Besar
Suasana damai dan pemandangan arus dan pohon buah-buahan di tebing Cipakancilan sekitar Jembatan Merah kini tinggal kenangan. Tebing-tebing yang dulu hijau oleh pepohonan kini digantikan tumpukan batako dinding rumah dan pagar-pagar beton. Ikan-ikan yang dulu banyak menghuni sungai kini digantikan oleh limbah rumah tangga dan sampah para pedagang kaki lima (PKL).
Kini kemacetan jadi pemandangan sehari-hari di kawasan ini. Jembatan Merah yang dulunya dijadikan ajang rekreasi untuk melepas lelah sekarang menjadi sumber kepenatan yang bisa bikin stres orang.
(jon)