Gara-gara Harga Cabai Meroket, Pemilik Warung Makan di Ancol Tutup Sementara
loading...
A
A
A
JAKARTA - Melambungnya harga cabai rawit merah membuat pemilik warung makan di Jalan R. E. Martadinata, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, memilih untuk tutup sementara.
Priyatmoko (34) Pemilik warung makan, mengatakan bahwa dirinya tidak berjualan lantaran bahan baku utama yakni cabai rawit merah saat ini mencapai 140 ribu.
"Warung tutup dulu untuk sementara, karena harga cabai lagi tinggi. Saya ke pasar, biasa harga di bawah Rp 100 ribu, sekarang sudah Rp 120 bahkan Rp 140 ribu," kata Moko saat di warungnya, Rabu (3/3/2021)
Menurut Moko, dalam kesehariannya warung miliknya memasak hampir 80 persen makanan di warungnya dengan bumbu cabai rawit merah. Karena harga cabai naik, dirinya memilih untuk tutup.
"Berdampak ke omset warteg, ya pasti. Soalnya kita semua masakan kan pakai cabai semua. Hampir 80 persen pasti pakai cabai rawit merah semua," kata Moko.
"Kalau kita naikin harga, kita kasihan sama konsumen juga, takutnya kecewa, harga biasa pakai telor Rp 12 ribu, bisa Rp 15 ribu, ya kan kasihan. Makanya lebih baik tutup dulu," Lanjutnya.
Adapun harga cabai rawit merah meroket memasuki awal bulan Maret 2021. Seperti yang terjadi di Pasar Koja Baru, Koja, Jakarta Utara, harga cabai rawit merah tembus di angka Rp 140.000 per kilogramnya.
Salah satu pedagang, Yusnita (45) mengatakan bahwa penyebab kenaikan harga cabai merah dikarenakan kondisi cuaca buruk yang masih melanda beberapa waktu terakhir ini.
"Pasokannya dikit, karena masih musim hujan. Datengnya dikit dari daerah Harga cabe rawit merah naik. Dari Rp 120.000 menjadi Rp 140.000 per kilogram," kata Yusnita.
Pengawas harga pangan Pasar Koja Baru, Yitno mengatakan, kenaikan harga paling signifikan hanya di cabai rawit merah. Kenaikan harga cabai rawit merah ini sudah terjadi selama sekitar sepekan belakangan.
"Ini sudah terjadi sekitar seminggu terakhir. Sementara hasil survei, harga sembako dan bahan pangan lainnya di Pasar Koja Baru cukup aman. Kenaikan hanya di cabai rawit merah," kata Yitno.
Priyatmoko (34) Pemilik warung makan, mengatakan bahwa dirinya tidak berjualan lantaran bahan baku utama yakni cabai rawit merah saat ini mencapai 140 ribu.
"Warung tutup dulu untuk sementara, karena harga cabai lagi tinggi. Saya ke pasar, biasa harga di bawah Rp 100 ribu, sekarang sudah Rp 120 bahkan Rp 140 ribu," kata Moko saat di warungnya, Rabu (3/3/2021)
Menurut Moko, dalam kesehariannya warung miliknya memasak hampir 80 persen makanan di warungnya dengan bumbu cabai rawit merah. Karena harga cabai naik, dirinya memilih untuk tutup.
"Berdampak ke omset warteg, ya pasti. Soalnya kita semua masakan kan pakai cabai semua. Hampir 80 persen pasti pakai cabai rawit merah semua," kata Moko.
"Kalau kita naikin harga, kita kasihan sama konsumen juga, takutnya kecewa, harga biasa pakai telor Rp 12 ribu, bisa Rp 15 ribu, ya kan kasihan. Makanya lebih baik tutup dulu," Lanjutnya.
Adapun harga cabai rawit merah meroket memasuki awal bulan Maret 2021. Seperti yang terjadi di Pasar Koja Baru, Koja, Jakarta Utara, harga cabai rawit merah tembus di angka Rp 140.000 per kilogramnya.
Salah satu pedagang, Yusnita (45) mengatakan bahwa penyebab kenaikan harga cabai merah dikarenakan kondisi cuaca buruk yang masih melanda beberapa waktu terakhir ini.
"Pasokannya dikit, karena masih musim hujan. Datengnya dikit dari daerah Harga cabe rawit merah naik. Dari Rp 120.000 menjadi Rp 140.000 per kilogram," kata Yusnita.
Pengawas harga pangan Pasar Koja Baru, Yitno mengatakan, kenaikan harga paling signifikan hanya di cabai rawit merah. Kenaikan harga cabai rawit merah ini sudah terjadi selama sekitar sepekan belakangan.
"Ini sudah terjadi sekitar seminggu terakhir. Sementara hasil survei, harga sembako dan bahan pangan lainnya di Pasar Koja Baru cukup aman. Kenaikan hanya di cabai rawit merah," kata Yitno.
(mhd)