"Banjir di Jakarta banyak hal. Betul bahwa ada yang dari hulu tapi catatannya di Bendung Katulampa paling tinggi siaga 3, Jakarta biasanya banjir di siaga 1. Ketika siaga 3 sudah banjir berarti volume di sana sudah tinggi," ujar Bima, Minggu (21/2/2021).
Baca juga: 49 RT di Jakarta Masih Banjir, 1.722 Warga Mengungsi dan 5 Orang Meninggal
Menurutnya, banjir itu juga dipengaruhi kondisi di daerah aliran sungai (DAS). Padahal, dia sudah menyampaikan hasil ekspedisi Sungai Ciliwung kepada Pemprov DKI beberapa waktu lalu.

"Bicara hulu bukan sekadar kiriman dari Bogor atau Puncak. Tapi, DAS menuju hilirnya. Saya sudah menyurati gubernur waktu itu hasil ekspedisi Sungai Ciliwung yang sebetulnya jadi perhatian bersama. Banyak rumah liar, limbah, dan lain-lain," ungkap Bima.
Baca Juga:
Maka itu, persoalan banjir Jakarta tidak bisa diselesaikan secara singkat atau sepihak saja, namun butuh proses dan kerja sama dari semua pihak.
Baca juga: Lemahnya Early Warning System Diduga Penyebab Banjir Jakarta
"Persoalan banjir tidak bisa dadakan, tidak bisa ditangani ketika musim hujan saja harus terintegrasi semua dari hulu ke hilir. Kalau dari kementerian koordinasi terus berjalan, dari KLH, PUPR, tapi saya rasa tidak bisa parsial harus bersama," ujarnya.
Lihat Juga: Pentingnya Makan Sayur dan Buah, Banyak Manfaat nya Loh! Jangan Mau Kalah sama 2 Bocah ini
(jon)