Lemahnya Early Warning System Diduga Penyebab Banjir Jakarta
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah wilayah Jakarta terendam banjir usai diguyur hujan lebat sejak Jumat (19/2/2021) malam hingga Sabtu (20/2/2021). Lemahnya early warning system atau sistem peringatan dini diduga jadi penyebab tingginya nilai kerugian dalam banjir Jakarta .
Ketua DPD PDIP DKI Jakarta Adi Widjadja mengatakan, lambatnya sistem peringatan dini mencerminkan masih lemahnya sistem mitigasi bencana yang ada di Ibu Kota. Dia meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak menyalahkan pihak lain terkait bencana banjir yang melanda Ibu kota.
Baca juga: Tanggul Jebol Picu Banjir Beberapa Desa di Kabupaten Bekasi
"Seharusnya banjir kali ini dapat dimitigasi dan dihindari. Kami sangat khawatir korban dari lansia, anak-anak, dan bayi. Tempat pengungsian jangan sampai jadi klaster penyebaran Covid-19," ujar Adi dalam keterangannya, Minggu (21/2/2021).
Dia mengimbau seluruh kepengurusan dari ranting, DPC, dan cabang segera mendirikan dapur umum untuk membantu korban banjir Jakarta. "Seluruh elemen PDIP harus bergotong-royong dengan mendirikan dapur umum untuk bisa memastikan seluruh korban banjir mendapatkan makanan. Kami juga memastikan akan memberikan masker hingga hand sanitizer di tempat pengungsian," katanya.
Baca juga: Anies Baswedan Sebut Ada Warga Terinfeksi Covid-19 di Posko Pengungsian Banjir
Sebanyak 193 RT di Jakarta diperkirakan terendam banjir dengan pengungsi mencapai 1.400 orang. "Kami mengimbau setiap anggota PDIP DKI mendengarkan keluhan dan aspirasi korban banjir agar dapat mengetahui apa saja yang diperlukan. Terapkan juga protokol kesehatannya," ujar Adi.
Ketua DPD PDIP DKI Jakarta Adi Widjadja mengatakan, lambatnya sistem peringatan dini mencerminkan masih lemahnya sistem mitigasi bencana yang ada di Ibu Kota. Dia meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak menyalahkan pihak lain terkait bencana banjir yang melanda Ibu kota.
Baca juga: Tanggul Jebol Picu Banjir Beberapa Desa di Kabupaten Bekasi
"Seharusnya banjir kali ini dapat dimitigasi dan dihindari. Kami sangat khawatir korban dari lansia, anak-anak, dan bayi. Tempat pengungsian jangan sampai jadi klaster penyebaran Covid-19," ujar Adi dalam keterangannya, Minggu (21/2/2021).
Dia mengimbau seluruh kepengurusan dari ranting, DPC, dan cabang segera mendirikan dapur umum untuk membantu korban banjir Jakarta. "Seluruh elemen PDIP harus bergotong-royong dengan mendirikan dapur umum untuk bisa memastikan seluruh korban banjir mendapatkan makanan. Kami juga memastikan akan memberikan masker hingga hand sanitizer di tempat pengungsian," katanya.
Baca juga: Anies Baswedan Sebut Ada Warga Terinfeksi Covid-19 di Posko Pengungsian Banjir
Sebanyak 193 RT di Jakarta diperkirakan terendam banjir dengan pengungsi mencapai 1.400 orang. "Kami mengimbau setiap anggota PDIP DKI mendengarkan keluhan dan aspirasi korban banjir agar dapat mengetahui apa saja yang diperlukan. Terapkan juga protokol kesehatannya," ujar Adi.
(jon)