Beranda
Nasional
Internasional
Metro
Daerah
Lifestyle
Sports
Ekonomi Bisnis
Teknologi
Sains
Otomotif
Edukasi
Kalam
GenSINDO
Infografis
Video
Foto
Indeks
Tolak Rasisme, Mahasiswa Papua Demo di Depan Istana
loading...
Mahasiswa asal Papua yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Anti Rasisme berunjuk rasa di depan Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (10/2/2021). Mereka protes sikap rasis terhadap orang Papua yang masih saja terjadi. Foto/Dok. SINDOnews
A
A
A
JAKARTA - Ratusan mahasiswa asal Papua berunjuk rasa menolak rasisme di depan Istana Negara, Jakarta, Rabu (10/2/2021). Mereka yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Anti Rasisme ini memprotes sikap rasis terhadap orang Papua yang masih saja terjadi.
Koordinator aksi Aliansi Mahasiswa Anti Rasisme, Marius Air mengatakan, aksi ini digelar karena merupakan klimaks dari perlakuan yang diterima orang-orang Papua selama ini. “Perlakuan rasis hampir dirasakan oleh setiap anak-anak Papua yang merantau keluar tanah Papua,” kata Marius kepada wartawan di Jakarta, Rabu (10/2/2021).
Menurutnya, perlakuan rasis kepada orang-orang Papua bukan saja dilakukan Ambroncius Nababan dan Permadi Arya alias Abu Janda terhadap Natalius Pigai saja. Rasisme juga terjadi pada 2019 terhadap mahasiswa asal Papua yang dikatakan binatang sehingga memicu konflik. “Masyarakat asli Papua sering mendapatkan serangan rasisme yang membabi buta,” sesalnya.
Di sisi lain, Marius berpendapat, pertemuan antara Abu Janda dengan Natalius Pigai tidak serta merta mengobati sakit hati orang-orang Papua dengan tindakan rasis. Menurutnya, stigma terhadap orang Papua pada umumnya dikatakan belum selesai berevolusi dinilai sangat merendahkan.
“Urusan mereka berdua selesai silakan. Tapi urusan kita menuntut kepada negara agar menegakan hukum seadil-adilnya terhadap mereka pelaku-pelaku rasisme,” tegasnya.
Koordinator aksi Aliansi Mahasiswa Anti Rasisme, Marius Air mengatakan, aksi ini digelar karena merupakan klimaks dari perlakuan yang diterima orang-orang Papua selama ini. “Perlakuan rasis hampir dirasakan oleh setiap anak-anak Papua yang merantau keluar tanah Papua,” kata Marius kepada wartawan di Jakarta, Rabu (10/2/2021).
Menurutnya, perlakuan rasis kepada orang-orang Papua bukan saja dilakukan Ambroncius Nababan dan Permadi Arya alias Abu Janda terhadap Natalius Pigai saja. Rasisme juga terjadi pada 2019 terhadap mahasiswa asal Papua yang dikatakan binatang sehingga memicu konflik. “Masyarakat asli Papua sering mendapatkan serangan rasisme yang membabi buta,” sesalnya.
Di sisi lain, Marius berpendapat, pertemuan antara Abu Janda dengan Natalius Pigai tidak serta merta mengobati sakit hati orang-orang Papua dengan tindakan rasis. Menurutnya, stigma terhadap orang Papua pada umumnya dikatakan belum selesai berevolusi dinilai sangat merendahkan.
“Urusan mereka berdua selesai silakan. Tapi urusan kita menuntut kepada negara agar menegakan hukum seadil-adilnya terhadap mereka pelaku-pelaku rasisme,” tegasnya.
(poe)
Explore More