Membelah Jakarta dan Bersejarah, Cinta Ciliwung Bersih Harus Berkelanjutan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sungai Ciliwung . Membelah Jakarta dan menjadi sejarah lahirnya kota Jakarta 20 Juni 1527 berdasarkan bukti autentik Prasasti Tugu yang masih bisa dilihat di Museum Nasional. Tak elok rasanya bila tidak dijaga dan dipelihara. Hanya kesadaran dan sikap konsisten menjaga lingkungan yang mampu memelihara Sungai Ciliwung.
Ciliwung selama ini dinilai masyarakat sebagai salah satu potensi bencana yang mengancam Ibu kota. Masalah banjir dan sampah tak pernah lepas apabila membahas Sungai Ciliwung.
Royani namanya. Pria yang lahir di bantaran Kali Ciliwung ini tergerak hatinya untuk mengubah penilaian masyarakat akan sungai Ciliwung. Pada 2009, Royani mendirikan Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) Gerakan Masyarakat Bersih Sungai Ciliwung (Gema Bersuci). Berkat keseriusan dan sikap konsisten Royani, Gema Bersuci pun menjadi yayasan Komunitas Gema Bersuci pada 2018. (Baca juga: Tanam 1.000 Pohon di Bantaran Ciliwung, PDIP Jaksel Pastikan Cinta Ciliwung Bersih Berkelanjutan)
Pendirian Gema Bersuci bertujuan menjaga dan memelihara lingkungan khususnya yang ada di bantaran sungai Ciliwung, pembinaan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, penelitian di bidang ilmu pengetahuan, melakukan studi banding dan memberi bantuan kepada masyarakat sekitar yang membutuhkan.
"Hal pertama yang dilakukan yaitu mengubah mindset/perilaku masyarakat terhadap fungsi lingkungan hidup dan sampah," ujar Royani, Selasa (12/1/2020).
Langkah awal dalam mewujudkan sungai sebagai urat nadi kehidupan, Gema Bersuci menutup lokasi pembuangan sampah liar di bantaran Sungai Ciliwung di Jakarta Selatan khususnya daerah Pejaten Timur yang dilakukan sejak 2011.
Penghijauan bantaran sungai merupakan salah satu program Gema Bersuci yang bekelanjutan. Pada prosesnya bekerjasama dengan beberapa komunitas, instansi pemerintah dan swasta dalam program penghijauan di kawasan bantaran sungai Ciliwung.
"Kami tidak punya biaya untuk melakukan itu semua. harus ada kerja sama, kolaborasi menjaga dan memelihara lingkungan. Tapi, harus konsisten dan berkelanjutan," ungkapnya.
Beberapa hari lalu, ada kegiatan dari PDI Perjuangan dalam menjaga kelestarian lingkungan khususnya wilayah Jakarta Selatan. Dia sangat terharu dengan program kegiatan yang dilakukan oleh partai politik. Hal yang membuatnya tersentuh yakni membentuk sistem kaderisasi pelaporan pemeliharaan pohon yang ditanam dan ikan yang dilepas.
"Jadi dua atau tiga hari sekali kader PDI Perjuangan Jakarta Selatan menyiram pohon-pohon yang ditanam dan membersihkan sungai agar ekosistem alam tetap terjaga. Mereka melaporkannya secara virtual dan melakukan pencatatan," ujar Royani.
Selama ini banyak partai politik yang ikut menjaga kebersihan lingkungan tetapi tidak berjalan konsisten. Dia berharap kegiatan yang dilakukan PDI Perjuangan tetap berkelanjutan. (Baca juga: Bersama Risma, Putra Nababan Tanam Pohon di Tepi Ciliwung)
"Kepada pemerintah, Gubernur DKI Jakarta yang memiliki biaya merawat dan menjaga sungai Ciliwung, libatkan kami. Ciliwung itu tidak bisa dilihat dari atas karena tidak ada jalan inspeksi. Harus pakai perahu. Lihat semua sampah itu adalah sampah lokal karena dapur rumah itu berbatasan langsung dengan kali. Segera lakukan normalisasi atau naturalisasi. Jadi tidak ada lagi banjir," katanya.
Sementara itu, Ketua DPC PDI Perjuangan Jakarta Selatan Yuke Yurike menyatakan kesiapannya menjaga dan memelihara kebersihan sungai Ciliwung secara berkelanjutan melalui program Cinta Ciliwung Bersih sesuai instruksi Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam peringatan HUT PDI Perjuangan Minggu 10 Januari 2021. "Kami akan terus mengontrol penghijauan dan kebersihan sungai Ciliwung bersama Gema Bersuci," tandasnya.
Lihat Juga: Ikuti Kebijakan Pusat, Pemprov DKI Jakarta Pastikan Program Bansos Tidak Berkaitan dengan Masa Pilkada
Ciliwung selama ini dinilai masyarakat sebagai salah satu potensi bencana yang mengancam Ibu kota. Masalah banjir dan sampah tak pernah lepas apabila membahas Sungai Ciliwung.
Royani namanya. Pria yang lahir di bantaran Kali Ciliwung ini tergerak hatinya untuk mengubah penilaian masyarakat akan sungai Ciliwung. Pada 2009, Royani mendirikan Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) Gerakan Masyarakat Bersih Sungai Ciliwung (Gema Bersuci). Berkat keseriusan dan sikap konsisten Royani, Gema Bersuci pun menjadi yayasan Komunitas Gema Bersuci pada 2018. (Baca juga: Tanam 1.000 Pohon di Bantaran Ciliwung, PDIP Jaksel Pastikan Cinta Ciliwung Bersih Berkelanjutan)
Pendirian Gema Bersuci bertujuan menjaga dan memelihara lingkungan khususnya yang ada di bantaran sungai Ciliwung, pembinaan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, penelitian di bidang ilmu pengetahuan, melakukan studi banding dan memberi bantuan kepada masyarakat sekitar yang membutuhkan.
"Hal pertama yang dilakukan yaitu mengubah mindset/perilaku masyarakat terhadap fungsi lingkungan hidup dan sampah," ujar Royani, Selasa (12/1/2020).
Langkah awal dalam mewujudkan sungai sebagai urat nadi kehidupan, Gema Bersuci menutup lokasi pembuangan sampah liar di bantaran Sungai Ciliwung di Jakarta Selatan khususnya daerah Pejaten Timur yang dilakukan sejak 2011.
Penghijauan bantaran sungai merupakan salah satu program Gema Bersuci yang bekelanjutan. Pada prosesnya bekerjasama dengan beberapa komunitas, instansi pemerintah dan swasta dalam program penghijauan di kawasan bantaran sungai Ciliwung.
"Kami tidak punya biaya untuk melakukan itu semua. harus ada kerja sama, kolaborasi menjaga dan memelihara lingkungan. Tapi, harus konsisten dan berkelanjutan," ungkapnya.
Beberapa hari lalu, ada kegiatan dari PDI Perjuangan dalam menjaga kelestarian lingkungan khususnya wilayah Jakarta Selatan. Dia sangat terharu dengan program kegiatan yang dilakukan oleh partai politik. Hal yang membuatnya tersentuh yakni membentuk sistem kaderisasi pelaporan pemeliharaan pohon yang ditanam dan ikan yang dilepas.
"Jadi dua atau tiga hari sekali kader PDI Perjuangan Jakarta Selatan menyiram pohon-pohon yang ditanam dan membersihkan sungai agar ekosistem alam tetap terjaga. Mereka melaporkannya secara virtual dan melakukan pencatatan," ujar Royani.
Selama ini banyak partai politik yang ikut menjaga kebersihan lingkungan tetapi tidak berjalan konsisten. Dia berharap kegiatan yang dilakukan PDI Perjuangan tetap berkelanjutan. (Baca juga: Bersama Risma, Putra Nababan Tanam Pohon di Tepi Ciliwung)
"Kepada pemerintah, Gubernur DKI Jakarta yang memiliki biaya merawat dan menjaga sungai Ciliwung, libatkan kami. Ciliwung itu tidak bisa dilihat dari atas karena tidak ada jalan inspeksi. Harus pakai perahu. Lihat semua sampah itu adalah sampah lokal karena dapur rumah itu berbatasan langsung dengan kali. Segera lakukan normalisasi atau naturalisasi. Jadi tidak ada lagi banjir," katanya.
Sementara itu, Ketua DPC PDI Perjuangan Jakarta Selatan Yuke Yurike menyatakan kesiapannya menjaga dan memelihara kebersihan sungai Ciliwung secara berkelanjutan melalui program Cinta Ciliwung Bersih sesuai instruksi Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam peringatan HUT PDI Perjuangan Minggu 10 Januari 2021. "Kami akan terus mengontrol penghijauan dan kebersihan sungai Ciliwung bersama Gema Bersuci," tandasnya.
Lihat Juga: Ikuti Kebijakan Pusat, Pemprov DKI Jakarta Pastikan Program Bansos Tidak Berkaitan dengan Masa Pilkada
(jon)