Sampah Medis di Teluk Jakarta Meningkat Selama Pandemi COVID-19

Kamis, 31 Desember 2020 - 17:12 WIB
loading...
Sampah Medis di Teluk...
Sampah medis di Muara Sungai Teluk Jakarta selama masa pandemi COVID-19 meningkat drastis. Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Sampah medis di Muara Sungai Teluk Jakarta selama masa pandemi COVID-19 meningkat drastis. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penelitian Oseanografi berhasil mengidentifikasi 7 tipe dan 19 kategori sampah menuju Teluk Jakarta melalui Sungai Marunda dan Cilincing pada Maret-April 2020.

Pusat Penelitian Oseanografi merilis hasil monitoring sampah APD semasa pandemi dalam jurnal Chemosphere berjudul “Unprecedented plastic-made personal protective equipment (PPE) debris in river outlets into Jakarta Bay during COVID-19 pandemic” pada Kamis (31/12/2020). Riset tersebut hasil kolaborasi peneliti LIPI M Reza Cordova, Intan Suci Nurhati, Marindah Yulia Iswari dengan Prof. Etty Riani (IPB) dan Dr Nurhasanah (UT).

Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, M Reza Cordova menjelaskan, plastik mendominasi sampah di muara sungai sebanyak 46-57% dari total sampah yang ditemukan. “Jumlah sampah secara umum yang sedikit meningkat atau sebesar 5%, namun mengalami penurunan berat sebesar 23-28%,” paparnya dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews. (Baca juga; Limbah Medis Diduga Bekas Covid-19 Dibuang ke Sungai Cisadane )

Temuan itu, menguatkan indikasi perubahan komposisi sampah semasa pandemi, yaitu meningkatnya sampah berbahan plastik yang relatif lebih ringan. Reza menyebutkan, riset monitoring sampah di muara sungai ini mencatat kehadiran sampah APD, seperti masker medis, sarung tangan, pakaian hazmat, pelindung wajah, jas hujan, yang sangat mencolok dibandingkan dengan sebelum pandemi.

“Sampah APD tersebut menyumbang 15-16% dari sampah di kedua muara sungai, yaitu sebanyak 780 item atau 0,13 ton per harinya,” terangnya. (Baca juga; Parah, Limbah Sarung Tangan Medis Didaur Ulang kemudian Dijual ke Jakarta dan Surabaya )

Reza dan tim berharap, peningkatan sampah APD di lingkungan mendorong perbaikan pengelolaan sampah medis yang bersumber dari rumah tangga. “Sampah APD meningkatkan beban pencemaran. Tidak menutup kemungkinan sampah tersebut menjadi tempat ‘penempelan’ mikroorganisme patogen dan bahan berbahaya bagi ekosistem perairan, serta melepas bahan aditif lainnya” jelas Reza.

Melengkapi penjelasan Reza, Intan Suci Nurhati menjelaskan, mengingat kondisi pandemi COVID-19 yang berkepanjangan, hasil riset ini bertujuan mengajak masyarakat turut berperan dalam menjaga kesehatan lingkungan. “Menjaga kesehatan lingkungan, diri, dan keluarga sangat baik untuk dijadikan salah satu resolusi kita di tahun 2021,” tandasnya.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1781 seconds (0.1#10.140)