Gara-gara Rapid Test Antigen, Penumpang di Terminal Tanjung Priok Merosot Tajam
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menjelang Natal dan Tahun Baru 2021 dimasa pandemi Covid-19 , jumlah penumpang yang hendak pergian ke luar kota dari Terminal Bus Tanjung Priok, Jakarta Utara, mengalami penurunan drastis.
Kepala Terminal Tanjung Priok Mulya, menduga jika penurunan drastis ini karena adanya kebijakan baru terkait syarat surat keterangan hasil rapid test antigen maupun antibodi kepada warga yang hendak bepergian ke luar kota.
"Penumpang itu menurun drastis, minimal itu mencapai 60-70 persen untuk penurunan. Tidak ada lonjakan, tidak ada sama sekali," kata Mulya di Terminal Bus Tanjung Priok, Senin (21/12/2020). ( )
Menurut Mulya, berdasarkan dari data yang dihimpun, jumlah kedatangan maupun keberangkatan penumpang di tanggal 19 Desember 2019 mencapai 583 orang. Hal ini berbeda jauh dari jumlah penumpang yang berangkat maupun datang pada tanggal 19 Desember 2020 hanya mencapai 261 orang.
Selain karena situasi pandemi Covid-19 dan Kewajiban rapid test. Penurunan ini diduga karena adanya penerapan protokol kesehatan didalam bus yang membatasi jumlah penumpang menjadi 50% dari kapasitas normal. ( )
"Mungkin karena masalah ekonomi, jadi mereka harus mengeluarkan biaya untuk rapid test antigen atau antibodi selain itu juga aturan penumpang minimal 50 persen yang masih berlaku," ucapnya.
Kepala Terminal Tanjung Priok Mulya, menduga jika penurunan drastis ini karena adanya kebijakan baru terkait syarat surat keterangan hasil rapid test antigen maupun antibodi kepada warga yang hendak bepergian ke luar kota.
"Penumpang itu menurun drastis, minimal itu mencapai 60-70 persen untuk penurunan. Tidak ada lonjakan, tidak ada sama sekali," kata Mulya di Terminal Bus Tanjung Priok, Senin (21/12/2020). ( )
Menurut Mulya, berdasarkan dari data yang dihimpun, jumlah kedatangan maupun keberangkatan penumpang di tanggal 19 Desember 2019 mencapai 583 orang. Hal ini berbeda jauh dari jumlah penumpang yang berangkat maupun datang pada tanggal 19 Desember 2020 hanya mencapai 261 orang.
Selain karena situasi pandemi Covid-19 dan Kewajiban rapid test. Penurunan ini diduga karena adanya penerapan protokol kesehatan didalam bus yang membatasi jumlah penumpang menjadi 50% dari kapasitas normal. ( )
"Mungkin karena masalah ekonomi, jadi mereka harus mengeluarkan biaya untuk rapid test antigen atau antibodi selain itu juga aturan penumpang minimal 50 persen yang masih berlaku," ucapnya.
(mhd)