Gagal Sabet DTKJ Awards, Transjakarta Dinilai Belum Ramah Disabilitas
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Transjakarta dinilai belum memenuhi standar pelayanan bagi penyandang disabilitas . Hal ini menjadi alasan operator transportasi massal itu tidak mendapatkan penghargaan di acara Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ).
“Halte mereka belum dilengkapi standar umum disabilitas,” ujar anggota Gerakan Aksesbilitas Umum Nasional (GAUN), Erwan, saat menghadiri acara DTKJ Awards di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Selasa (1/12/2020).
Sebagai penyandang tunanetra, Erwan melihat jika dibandingkan dengan operator angkutan lain, Transjakarta belum nyaman. (Baca juga: Selamat! MRT dan LRT Jakarta Raih DTKJ Award)
Hal ini terlihat masih banyaknya akses untuk tuna netra, seperti ubin yellow line yang belum terpasang menyeluruh di sejumlah halte. Selain itu, Transjakarta juga belum melengkapi huruf braile bagi tuna netra.
Bahkan saat memasuki bus, juga terasa kurang nyaman, karena kursi berasa di pojokan. Jarak ke petugas terlalu jauh sehingga kadang terlewat apabila penyandang disabilitas turun di halte.
“Kami tidak bisa melihat, tidak melihat patokan, hanya berdasarkan pendengaran dari petugas yang berteriak dekat pintu,” kata Erwan. (Baca juga: Polisi Selidiki Identitas Sopir Bus Transjakarta yang Terlibat Tabrak Lari di Kramat Jati)
Hal berbeda ia rasakan saat menggunakan KRL, MRT, dan LRT, ubin disabilitas mengarahkan pengguna untuk keluar masuk menggunakan stasiun. Selain itu, banyak petugas yang menyebar sehingga memberitahu saat tersesat atau salah jalan.
Ketua Pokja Disabilitas, Ariani, juga menilai Transjakarta masih banyak kekurangan. Ia pun heran dengan penyedian fasilitas dan sarana bagi disabilitas yang dilakukan Transjakarta. (Baca juga: Skybridge Stasiun Bandung Dilengkapi Travelator, Ramah bagi Disabilitas)
Pasalnya, sumber pembangunan fasilitas dan sarana disabilitas ditanggung langsung APBN dan APBD, sehingga tidak seharusnya Transjakarta kalah. Sebab, secara finansial TransJakarta dinilai mampu.
Kadishubtrans DKI Jakarta, Syafrin Liputo, mengaku akan terus mengevaluasi operator transportasi publik, termasuk Transjakarta.
“Yang pasti kami akan terus perbaiki,” kata Syahril sembari menyebutkan 24 armada transcare telah disiapkan guna meringankan dan membantu penyandanga disabilitas.
“Halte mereka belum dilengkapi standar umum disabilitas,” ujar anggota Gerakan Aksesbilitas Umum Nasional (GAUN), Erwan, saat menghadiri acara DTKJ Awards di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Selasa (1/12/2020).
Sebagai penyandang tunanetra, Erwan melihat jika dibandingkan dengan operator angkutan lain, Transjakarta belum nyaman. (Baca juga: Selamat! MRT dan LRT Jakarta Raih DTKJ Award)
Hal ini terlihat masih banyaknya akses untuk tuna netra, seperti ubin yellow line yang belum terpasang menyeluruh di sejumlah halte. Selain itu, Transjakarta juga belum melengkapi huruf braile bagi tuna netra.
Bahkan saat memasuki bus, juga terasa kurang nyaman, karena kursi berasa di pojokan. Jarak ke petugas terlalu jauh sehingga kadang terlewat apabila penyandang disabilitas turun di halte.
“Kami tidak bisa melihat, tidak melihat patokan, hanya berdasarkan pendengaran dari petugas yang berteriak dekat pintu,” kata Erwan. (Baca juga: Polisi Selidiki Identitas Sopir Bus Transjakarta yang Terlibat Tabrak Lari di Kramat Jati)
Hal berbeda ia rasakan saat menggunakan KRL, MRT, dan LRT, ubin disabilitas mengarahkan pengguna untuk keluar masuk menggunakan stasiun. Selain itu, banyak petugas yang menyebar sehingga memberitahu saat tersesat atau salah jalan.
Ketua Pokja Disabilitas, Ariani, juga menilai Transjakarta masih banyak kekurangan. Ia pun heran dengan penyedian fasilitas dan sarana bagi disabilitas yang dilakukan Transjakarta. (Baca juga: Skybridge Stasiun Bandung Dilengkapi Travelator, Ramah bagi Disabilitas)
Pasalnya, sumber pembangunan fasilitas dan sarana disabilitas ditanggung langsung APBN dan APBD, sehingga tidak seharusnya Transjakarta kalah. Sebab, secara finansial TransJakarta dinilai mampu.
Kadishubtrans DKI Jakarta, Syafrin Liputo, mengaku akan terus mengevaluasi operator transportasi publik, termasuk Transjakarta.
“Yang pasti kami akan terus perbaiki,” kata Syahril sembari menyebutkan 24 armada transcare telah disiapkan guna meringankan dan membantu penyandanga disabilitas.
(thm)