Menurutnya, rapid dan swab tes ini dilakukan guna mencegah penularan Covid-19 di kluster pengungsian. Selain itu, tes ini merupakan protokol normal yang dilakukan di semua pengungsian. (Baca juga: Tidur di Musala, Pengungsi Banjir Kembangan Jaga Jarak )
“Ini protokol normal bagi semua tempat pengungsian yang pasti berpotensi terjadi kerumunan, dan kita harus screening (penyaringan) semuanya. Setiap wilayah kecamatan melakukannya, ini sudah protokol tetap,” ujar Erizon usai melakukan persiapan penanganan banjir di GOR Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (25/11/2020).
Terkait ketersediaan alat dan tenaga medis, menurutnya, alat untuk rapid maupun swab tes sudah tercukupi. Tenaga medis nantinya dari tiap kecamatan masing-masing pengungsian. (Baca juga: Antisipasi Banjir, Pemkot Jakarta Timur Siapkan 262 Posko Pengungsian )
Baca Juga:
“Untuk tenaga medis yang tetap dilokasi pengungsian, ada satu dokter, satu perawat, satu sopir dan satu petugas sanitarian, serta satu ambulan medis untuk kebutuhan evakuasi,” paparnya.
Ia menjelaskan, untuk hasil rapid maupun swab tes jika pengungsi terbukti positif maka akan dirujuk ke rumah sakit. Meski demikian pihaknya masih belum menentukan kemana pengungsi positif Covid-19 dibawa. Menurutnya, pengungsi yang terjangkit bisa dirujuk ke RS terdekat sesuai urgensinya, atau di rumah sakit khusus penanganan Covid-18.
“Pertimbangannya banyak, kita akan liat situasinya dahulu,” tutupnya. (Baca juga: Seorang Pengungsi Banjir Masamba Ditemukan Tewas di Kebun Sawit )
(mhd)