Protokol Kesehatan Terabaikan di KRL Commuter Line Bekasi-Jakarta Kota, Siapa yang Peduli?
loading...
A
A
A
JAKARTA - " Commuter Line Jakarta Kota tersedia di jalur 3", kalimat itu terdengar samar dari pagar depan Stasiun Bekasi, Kamis (19/11/2020). Sejumlah pengunjung bergegas melintasi pintu elektronik menuju gerbong yang akan berangkat sekitar pukul 09.00 WIB.
Tidak ada pengecekan suhu maupun penggunaan masker yang aturannya dilakukan sebelum memasuki pintu elektronik atau gerbong kereta.
Petugas yang berdiri di pintu elektronik hanya memerhatikan penggunaan tapping kartu elektronik yang digunakan pengunjung. Ketika pengunjung mengalami kendala tapping, petugas lengkap dengan face shield akan datang membantunya.
Sekitar tiga menit lagi KRL dengan 12 gerbong itu akan berangkat. Informasi pun diumumkan. "Bagi penumpang commuter yang masih di luar segera memasuki rangkaian kereta, pintu segera ditutup," seperti itulah bunyi informasi di Stasiun Bekasi, Kamis (19/11/2020). (Baca juga: Awal Pekan Pascalibur Panjang, KRL Commuter Line Padat)
Rangkaian kereta pun berangkat. Sebagai stasiun pemberangkatan pertama, saat itu pengunjung belum padat meski ada juga yang sudah berdiri. Kereta sampai di Cakung setelah sebelumnya berhenti di Kranji.
Kepadatan mulai terjadi. Bagi mereka yang duduk tentunya bisa berjaga jarak lantaran kursi diberikan batas tanda larangan untuk diduduki. Namun, mereka yang berdiri sulit rasanya untuk berjaga jarak.
Dari sudut gerbong kelima terdengar suara perempuan setengah baya menelepon anaknya dengan bahasa khas daerahnya. Suaranya cukup keras dan durasinya juga cukup lama. "Bu, maaf tidak boleh bicara di dalam kereta," kata bapak berbaju biru yang berada persis di samping si ibu.
Si Ibu tidak menggubris dan tetap melanjutkan pembicaraan hingga akhirnya berhenti dengan sendirinya. (Baca juga: Buntut Kerumunan di Petamburan, Wagub DKI Akan Diperiksa Polda Metro)
Berselang 15 menit kemudian, di gerbong yang sama juga terdengar suara seorang ibu sedang video call dengan masker di wajahnya yang diturunkan di dagu. Meski tidak lama, aksi itu cukup menarik perhatian.
Kereta pun sampai Stasiun Manggarai sekitar pukul 10.00 WIB. Sebagian besar pengguna KRL turun meninggalkan gerbong.
Nah, melihat pemandangan di dalam KRL selama perjalanan Bekasi-Jakarta Kota sulit rasanya benar-benar menerapkan protokol kesehatan, apalagi kesadaran masyarakat masih kurang. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi pihak/instansi terkait di tengah gencarnya penindakan pelanggaran protokol kesehatan seperti kasus kerumunan massa saat kegiatan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.
Tidak ada pengecekan suhu maupun penggunaan masker yang aturannya dilakukan sebelum memasuki pintu elektronik atau gerbong kereta.
Petugas yang berdiri di pintu elektronik hanya memerhatikan penggunaan tapping kartu elektronik yang digunakan pengunjung. Ketika pengunjung mengalami kendala tapping, petugas lengkap dengan face shield akan datang membantunya.
Sekitar tiga menit lagi KRL dengan 12 gerbong itu akan berangkat. Informasi pun diumumkan. "Bagi penumpang commuter yang masih di luar segera memasuki rangkaian kereta, pintu segera ditutup," seperti itulah bunyi informasi di Stasiun Bekasi, Kamis (19/11/2020). (Baca juga: Awal Pekan Pascalibur Panjang, KRL Commuter Line Padat)
Rangkaian kereta pun berangkat. Sebagai stasiun pemberangkatan pertama, saat itu pengunjung belum padat meski ada juga yang sudah berdiri. Kereta sampai di Cakung setelah sebelumnya berhenti di Kranji.
Kepadatan mulai terjadi. Bagi mereka yang duduk tentunya bisa berjaga jarak lantaran kursi diberikan batas tanda larangan untuk diduduki. Namun, mereka yang berdiri sulit rasanya untuk berjaga jarak.
Dari sudut gerbong kelima terdengar suara perempuan setengah baya menelepon anaknya dengan bahasa khas daerahnya. Suaranya cukup keras dan durasinya juga cukup lama. "Bu, maaf tidak boleh bicara di dalam kereta," kata bapak berbaju biru yang berada persis di samping si ibu.
Si Ibu tidak menggubris dan tetap melanjutkan pembicaraan hingga akhirnya berhenti dengan sendirinya. (Baca juga: Buntut Kerumunan di Petamburan, Wagub DKI Akan Diperiksa Polda Metro)
Berselang 15 menit kemudian, di gerbong yang sama juga terdengar suara seorang ibu sedang video call dengan masker di wajahnya yang diturunkan di dagu. Meski tidak lama, aksi itu cukup menarik perhatian.
Kereta pun sampai Stasiun Manggarai sekitar pukul 10.00 WIB. Sebagian besar pengguna KRL turun meninggalkan gerbong.
Nah, melihat pemandangan di dalam KRL selama perjalanan Bekasi-Jakarta Kota sulit rasanya benar-benar menerapkan protokol kesehatan, apalagi kesadaran masyarakat masih kurang. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi pihak/instansi terkait di tengah gencarnya penindakan pelanggaran protokol kesehatan seperti kasus kerumunan massa saat kegiatan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.
(jon)