Ini Saran Anggota DPRD DKI Kenneth untuk Pemprov Jakarta Tangani Banjir
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, saat ini DKI Jakarta sedang memasuki fase peralihan musim kemarau ke musim penghujan. Dengan adanya fakta itu, wilayah Ibu Kota saat ini belum memasuki musim hujan.
Namun, BMKG mengimbau kepada masyarakat selalu waspada terhadap potensi cuaca ekstrem saat musim penghujan tiba. Tak hanya itu, banjir pun akan menghantui permukiman warga yang berada dibantaran sungai. (Baca juga:BMKG: Waspada Potensi Hujan Lebat di Wilayah Indonesia Sepekan Mendatang)
Sebelumnya juga, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria (Ariza), mengatakan, ada tiga penyebab banjir masih terjadi di Jakarta, yakni banjir akibat hujan lokal, kemudian banjir kiriman dari hulu, dan ketiga karena air laut mengalami pasang atau banjir rob.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi D dan Anggota Bapemperda DPRD Provinsi DKI Jakarta, Fraksi PDI Perjuangan Hardiyanto Kenneth menilai, banjir di Ibu Kota bukan hanya faktor dari hujan lokal saja, akan tetapi ada reka tata kota yang harus diperhatikan kembali oleh Pemprov DKI Jakarta.
"Jadi jangan salahkan hujan lokal atau pun banjir kiriman, tetapi Pemprov DKI harus benar-benar siap dalam menghadapi banjir di musim penghujan nanti. Banyak reka tata kota yang harus diperhatikan secara khusus," kata Kenneth dalam keterangannya, Senin (19/10/2020). (Baca juga: Undang 3 Pakar, Pansus DPRD Sebut Jakarta Belum Punya Masterplan Pengendalian Banjir)
Pria yang disapa Kent itu juga meminta kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, agar bisa memikirkan bagaimana mencegah supaya Jakarta tidak banjir lagi. Diketahui saat ini, sejumlah warga Jakarta kerap kebanjiran jika hujan sudah mulai turun.
"Langkah yang cepat perlu dilakukan oleh Gubernur Anies dan Wagub Ariza, salah satunya pembuatan pintu air di sejumlah daerah perkampungan. Seperti tempuran sungai, agar bisa mencegah meluapnya kali hingga menyebabkan banjir," kata Kent.
Lalu, sambung Kent, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) harus rajin melakukan pengerukan disejumlah kali di Jakarta secara rutin, agar dapat menampung air kiriman dari kota-kota penyangga seperti Bogor dan Depok.
"Harus rajin dan rutin dalam pengerukan kali, minimal sebulan sekali. Lalu normalisasi sungai harus segera di laksanakan dan membuat waduk serta sumur resapan, agar bisa maksimal dalam menangkal bencana banjir," tuturnya.
Kent juga menyoroti kesinambungan drainase antarkawasan. Menurutnya, drainase yang dibenahi parsial tidak akan menyelesaikan masalah banjir. Oleh karena itu, ia menegaskan setiap kawasan harus menyatukan sistem pengairannya.
Namun, BMKG mengimbau kepada masyarakat selalu waspada terhadap potensi cuaca ekstrem saat musim penghujan tiba. Tak hanya itu, banjir pun akan menghantui permukiman warga yang berada dibantaran sungai. (Baca juga:BMKG: Waspada Potensi Hujan Lebat di Wilayah Indonesia Sepekan Mendatang)
Sebelumnya juga, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria (Ariza), mengatakan, ada tiga penyebab banjir masih terjadi di Jakarta, yakni banjir akibat hujan lokal, kemudian banjir kiriman dari hulu, dan ketiga karena air laut mengalami pasang atau banjir rob.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi D dan Anggota Bapemperda DPRD Provinsi DKI Jakarta, Fraksi PDI Perjuangan Hardiyanto Kenneth menilai, banjir di Ibu Kota bukan hanya faktor dari hujan lokal saja, akan tetapi ada reka tata kota yang harus diperhatikan kembali oleh Pemprov DKI Jakarta.
"Jadi jangan salahkan hujan lokal atau pun banjir kiriman, tetapi Pemprov DKI harus benar-benar siap dalam menghadapi banjir di musim penghujan nanti. Banyak reka tata kota yang harus diperhatikan secara khusus," kata Kenneth dalam keterangannya, Senin (19/10/2020). (Baca juga: Undang 3 Pakar, Pansus DPRD Sebut Jakarta Belum Punya Masterplan Pengendalian Banjir)
Pria yang disapa Kent itu juga meminta kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, agar bisa memikirkan bagaimana mencegah supaya Jakarta tidak banjir lagi. Diketahui saat ini, sejumlah warga Jakarta kerap kebanjiran jika hujan sudah mulai turun.
"Langkah yang cepat perlu dilakukan oleh Gubernur Anies dan Wagub Ariza, salah satunya pembuatan pintu air di sejumlah daerah perkampungan. Seperti tempuran sungai, agar bisa mencegah meluapnya kali hingga menyebabkan banjir," kata Kent.
Lalu, sambung Kent, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) harus rajin melakukan pengerukan disejumlah kali di Jakarta secara rutin, agar dapat menampung air kiriman dari kota-kota penyangga seperti Bogor dan Depok.
"Harus rajin dan rutin dalam pengerukan kali, minimal sebulan sekali. Lalu normalisasi sungai harus segera di laksanakan dan membuat waduk serta sumur resapan, agar bisa maksimal dalam menangkal bencana banjir," tuturnya.
Kent juga menyoroti kesinambungan drainase antarkawasan. Menurutnya, drainase yang dibenahi parsial tidak akan menyelesaikan masalah banjir. Oleh karena itu, ia menegaskan setiap kawasan harus menyatukan sistem pengairannya.