Isu Korupsi di Pilkada Tangsel, Pengamat: Untungkan Calon Tanpa Beban Masa Lalu

Jum'at, 09 Oktober 2020 - 06:03 WIB
loading...
Isu Korupsi di Pilkada Tangsel, Pengamat: Untungkan Calon Tanpa Beban Masa Lalu
Tiga pasangan calon saat pengambilan nomor urut di KPU Tangsel. Pilkada Tangsel kian panas saja menjelang pencoblosan pada Desember 2020. Foto: Dok SINDOnews
A A A
TANGERANG SELATAN - Pilkada Kota Tangsel kian panas saja menjelang pencoblosan pada Desember 2020. Setidaknya bisa dilihat dari dinamika yang terjadi di lapangan. Hampir setiap hari deklarasi dukungan menyeruak dari masing-masing pasangan calon.

Saling sindir sejumlah isu, termasuk isu korupsi kian kencang. Baru-baru ini calon Wakil Wali Kota Tangsel Rahayu Saraswati rajin mengkritik isu tersebut. Keponakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ini bahkan menyebut kasus korupsi menjadi penyebab fasilitas kesehatan di Tangsel tertinggal.

"Sektor kesehatan terbengkalai di Tangsel karena kasus korupsi alat-alat kesehatan (alkes) kita sudah tahu siapa pelakunya dan sudah divonis oleh Pengadilan Tipikor," ujar Saras, beberapa waktu lalu.

Dalam paparan visi misinya, Saras gamblang menyebut masalah korupsi akan dibenahi jika terpilih. (Baca juga: Mappilu PWI Jaya: Paslon Tertentu Dominasi Pemberitaan Pilkada Tangsel)

Pengamat politik Universitas Islam Syekh Yusuf (Unis) Miftahul Adib menilai wajar jika Saras memainkan isu korupsi. Sebab, isu tersebut masih jadi magnet untuk menggiring pemilih kelas menengah. Namun, dia juga mengingatkan isu itu bisa memercik air ke muka sendiri lantaran Saras berpasangan dengan Muhamad yang pernah menjabat pada masa pemerintahan Airin Rachmi Diany-Benyamin Davnie.

“Perlu diingat, Muhamad itu mantan Sekda yang juga cukup berkontribusi terhadap persoalan korupsi. Dia bahkan diduga disebut-sebut dalam sejumlah kasus penjualan lahan milik negara di Ciputat. Ini bisa jadi masalah serius jika hal itu kembali diungkit," ujar Adib, Kamis (8/10/2020).

Tak hanya Muhamad, calon Wali Kota Tangsel nomor urut 3 Benyamin Davnie bisa terseret jika isu korupsi terus dimainkan. Apalagi citranya memang menempel kuat dengan Airin dimana suaminya berada dalam pusaran kasus korupsi di Banten.

“Isu korupsi bisa mengerek elektabilitas jika dapat dikelola dengan baik. Tim pemenangan harus lihai dalam menggarap isu ini. Bisa jadi jualan yang baik kalau momentumnya tepat,” ungkapnya.

Disinggung siapa yang diuntungkan dengan isu korupsi, Adib menyebut calon Wali Kota Tangsel nomor urut 2 Siti Nur Azizah yang mendulang citra positif. Putri Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin itu tidak punya masa lalu di Tangsel dan baru terjun ke dunia politik selepas menanggalkan status ASN di Kementerian Agama. (Baca juga: Pilkada Tangsel, Bawaslu Catat 17 Pelanggaran Pasangan Calon)

"Ibaratnya Azizah masih suci dan bila masalah korupsi bisa dimainkan dengan baik akan menaikkan elektoralnya. Saya rasa tinggal memanajerial pesan, misal dia berkomitmen dalam pemberantasan korupsi, jika Azizah bisa menggarap dengan baik, pemilih kelas menengah bisa saja menjatuhkan pilihan kepadanya,” ujar Adib.

Sementara, Azizah sejak awal mengaku tidak punya beban ketika berkeliling melakukan sosialisasi. Sulit bagi lawan politik mencibirnya soal isi pemaparan program dan visi misi. Dengan masa lalu tanpa beban itulah, dia meyakini bisa memenangkan perhelatan Pilkada.

"Mungkin ada beberapa hal yang membedakan saya dengan pasangan lainnya, salah satunya tidak mempunyai masa lalu yang buruk," tutur Azizah.
(jon)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1833 seconds (0.1#10.140)