Aplikasi Lacak Trans dan E-Ticketing,Terobosan BPTJ di Masa Pandemi

Rabu, 30 September 2020 - 15:00 WIB
loading...
Aplikasi Lacak Trans...
Ada beberapa inovasi digitalisasi yang dilakukan BPTJ Kemenhub demi menjaga arus dan kelancaran transportasi, salah satunya e-ticketing. Foto/Tangkapan Twitter @Kemenhub151
A A A
JAKARTA - Kepala Badan Pengelola Transportasi Jadebotabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Polana B Pramesti mengatakan, untuk menjawab tantangan di tengah kondisi pandemi, ada beberapa bentuk inovasi maupun digitalisasi yang dilakukan BPTJ Kemenhub demi menjaga arus dan kelancaran transportasi.

Salah satunya adalah aplikasi Lacak Trans. Aplikasi Lacak Trans adalah aplikasi pintar untuk mendapatkan informasi akurat tentang potensi penularan COVID-19 di wilayah Jabodetabek. Inovasi lain adalah penerapan e-ticketing. Kedua inovasi ini diluncurkan hari ini oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Terminal Penumpang Tipe A Jatijajar, Depok.

“Jadi prinsipnya pada masa pendemi ini, masyarakat jika tidak terlalu mendesak, jangan bepergian atau keluar rumah. Namun, jika terpakasa keluar rumah gunakan aplikasi lacak trans. Aplikasi Lacak Trans ini untuk membantu masyarakat melakukan pencegahan dini terhadap potensi penyebaran virus sebelum dan ketika bermobilitas,” ujar Polana dalam webinar bertajuk Langkah Sehat di Masa Pandemi COVID-19, Rabu (30/9/2020).

Hadir juga sebagai pembicara pada Webinar ini, Sekjen MTI Harya Setyaka Dillon, Pengamat Perencanaan Wilayah Yayat Supriyatna dan Praktisi Kesehatan Dr Cindiawaty Josito Pudjiadi MARS, MS, SpGK. (Baca juga; Kurangi Risiko Covid-19 di Angkutan Umum, Kemenhub Luncurkan E-Tiketing dan Aplikasi Trans )

Terobosan lain yang dilakukan BPTJ Kemenhub di masa pendemi ini adalah penerapan e-ticketing atau sistem tiket elektronik di Terminal Penumpang Tipe A Jatijajar dan selanjutnya pada terminal-terminal di bawah pengelolaan BPTJ lainnya.

Sistem ini merupakan salah satu bentuk inovasi layanan single e-ticketing dengan tujuan memudahkan masyarakat dalam menggunakan angkutan umum secara praktis. “E-ticket ini agar semua cashless dan tidak ada interaksi antara petugas dan penumpang. Selain itu, sistem ini memastikan penumpang yang datang ke terminal sudah pasti mendapatkan dan memiliki tiket,” jelas Polana.

Polana juga mengungkapkan, sejak awal pandemi BPTJ Kemenhub melakukan berbagai langkah konkret penyelenggaraan layanan transportasi pada masa adaptasi kebiasaan baru. Berbagai langkah konkret itu antara lain, penyediaan alternatif angkutan umum bus gratis bagi pengguna KRL yang tidak terakomodir pada hari dan jam sibuk, agar penegakan protokol kesehatan dapat dilaksanakan.

Selain itu, sebagai alternatif angkutan bagi pengguna KRL, untuk segmen tertentu telah diluncurkan layanan Bus JR Connexion di sekitar wilayah Bogor. Saat ini, BPTJ juga tengah mengupayakan usulan skema subsidi bagi perbaikan angkutan perkotaan kepada pemerintah daerah wilayah Bodetabek.

Di masa pandemi Covid-19, Polana juga mengajak seluruh stakeholder intensif meningkatkan kualitas layanan transportasi publik dengan mengedepankan protokol kesehatan. Selain lingkungan strategis, menurut Polana, perilaku pengguna transportasi publik memegang peran penting implementasi protokol kesehatan.

“Bijak bertransportasi, keluar rumah seperlunya. Jika harus bermobilitas agar senantiasa mengedepankan protokol kesehatan,” tutupnya. (Baca juga; DKI PSBB Total, Frekuensi dan Kapasitas Transportasi Umum Dibatasi )
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1928 seconds (0.1#10.140)