Anies Tanggapi Santai Kritikan Soal Pengetatan PSBB Lagi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menarik rem darurat setelah adanya lonjakan kasus positif virus Corona (Covid-19) yang sangat tinggi. Buntut dari penarikan rem darurat itu, Pemprov DKI kembali memberlakukan pengetatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) , sejak 14 September 2020.
Namun, keputusan Pemprov DKI Jakarta kembali melakukan pengetatan PSBB dikritik banyak pihak di antaranya, para seniman. Banyak seniman yang mengeluhkan kembali tak bisa bekerja karena adanya aturan pengetatan PSBB .
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menanggapi santai kritikan tersebut. Menurut Anies, adalah hal yang wajar ketika pengetatan PSBB kembali diberlakukan. Bukan hanya merugikan seniman, tapi banyak pihak lainnya.
"Ya pasti. Karena memang begini, ketika kita harus melakukan pengetatan, ada yang sudah punya rencana nikah, ada yang punya resepsi, itu semua mendadak menjadi enggak mungkin dilakukan," kata Anies saat berbincang dalam program terbaru iNews 'Ngobrol Bareng Gus Miftah', Selasa (22/9/2020). ( )
Anies meyakini tidak ada pihak yang sepakat PSBB di Jakarta kembali diperketat. Namun, ia menjelaskan, situasi rumah sakit di Jakarta sudah tidak memungkinkan, jika kasus konfirmasi positif terus mengalami lonjakan. ( )
"Saya rasa kita semua enggak ada yang suka. Sama seperti pakai masker, enggak nyaman, enggak enak pasti. Jadi kalau dikatakan kita senang PSBB, enggak ada yang senang. Kita enggak kepingin PSBB," bebernya.
Namun, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) ini harus tetap melakukan pengetatan PSBB guna menekan angka penyebaran Covid-19 di Jakarta. Hal demikian, kata dia, demi kesehatan bersama.
"Nah ini kan situasi yang harus kita lakukan untuk mencegah penularan lebih jauh, dan mencegah kematian. Jadi, usaha menyelamatkan semua," sambungnya. ( )
Anies meminta agar semua pihak belajar dari pengetatan PSBB ini. Sebab, pengetatan PSBB diberlakukan karena angka kasus positif Corona di Jakarta mengalami lonjakan yang sangat signifikan. Ia meminta agar masyarakat konsisten memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
"Nah karena itulah, kita harus belajar dari peristiwa yang pernah terjadi kemarin, apa itu? Sebagian dari kita sudah konsisten pakai masker, sebagian belum. Sebagian kita konsisten cuci tangan, sebagian belum. Kita semua harus sama-sama disiplin," pungkasnya. ( )
Namun, keputusan Pemprov DKI Jakarta kembali melakukan pengetatan PSBB dikritik banyak pihak di antaranya, para seniman. Banyak seniman yang mengeluhkan kembali tak bisa bekerja karena adanya aturan pengetatan PSBB .
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menanggapi santai kritikan tersebut. Menurut Anies, adalah hal yang wajar ketika pengetatan PSBB kembali diberlakukan. Bukan hanya merugikan seniman, tapi banyak pihak lainnya.
"Ya pasti. Karena memang begini, ketika kita harus melakukan pengetatan, ada yang sudah punya rencana nikah, ada yang punya resepsi, itu semua mendadak menjadi enggak mungkin dilakukan," kata Anies saat berbincang dalam program terbaru iNews 'Ngobrol Bareng Gus Miftah', Selasa (22/9/2020). ( )
Anies meyakini tidak ada pihak yang sepakat PSBB di Jakarta kembali diperketat. Namun, ia menjelaskan, situasi rumah sakit di Jakarta sudah tidak memungkinkan, jika kasus konfirmasi positif terus mengalami lonjakan. ( )
"Saya rasa kita semua enggak ada yang suka. Sama seperti pakai masker, enggak nyaman, enggak enak pasti. Jadi kalau dikatakan kita senang PSBB, enggak ada yang senang. Kita enggak kepingin PSBB," bebernya.
Namun, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) ini harus tetap melakukan pengetatan PSBB guna menekan angka penyebaran Covid-19 di Jakarta. Hal demikian, kata dia, demi kesehatan bersama.
"Nah ini kan situasi yang harus kita lakukan untuk mencegah penularan lebih jauh, dan mencegah kematian. Jadi, usaha menyelamatkan semua," sambungnya. ( )
Anies meminta agar semua pihak belajar dari pengetatan PSBB ini. Sebab, pengetatan PSBB diberlakukan karena angka kasus positif Corona di Jakarta mengalami lonjakan yang sangat signifikan. Ia meminta agar masyarakat konsisten memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
"Nah karena itulah, kita harus belajar dari peristiwa yang pernah terjadi kemarin, apa itu? Sebagian dari kita sudah konsisten pakai masker, sebagian belum. Sebagian kita konsisten cuci tangan, sebagian belum. Kita semua harus sama-sama disiplin," pungkasnya. ( )
(mhd)