Perubahan Jam Operasional Transjakarta Picu Keributan Antarpenumpang

Senin, 16 Maret 2020 - 13:52 WIB
Perubahan Jam Operasional...
Perubahan Jam Operasional Transjakarta Picu Keributan Antarpenumpang
A A A
JAKARTA - Perubahan jam operasional bus Transjakarta menimbulkan antrean panjang di sejumlah halte, Senin (16/3/2020) pagi. Tak kuat menahan emosi setelah antre berjam-jam, keributan antarpenumpang pun pecah di Halte Pulogadung, Jakarta Timur.

"Petugas menerapkan aturan penjagaan jarak satu sampai dua meter antarpenumpang, sementara bus datangnya lama. Ini agak sulit buat kami," ujar salah satu penumpang, Ida (29).

Akibat penerapan aturan penjagaan jarak satu sampai dua meter itu, penumpang harus mengantre hingga berjam-jam mulai dari jembatan penyeberangan hingga halte bus. (Baca juga: Operasional Dibatasi, Antrean Penumpang Bus Transjakarta Mengular)

"Aturan pembatasan jarak ini saya kira tidak efektif. Penumpangnya banyak begini, akhirnya dempet-dempetan juga sampai ke dalam bus," tambah Indra (30), penumpang Transjakarta lainnya.

Peristiwa keributan penumpang terjadi sekitar pukul 07.00 WIB saat penumpang yang merasa terlalu lama mengantre memprotes kebijakan pembatasan armada bus kepada petugas.

Dalam rekaman video amatir yang beredar, beberapa penumpang pada antrean terdepan menjelang pintu masuk halte tampak terlibat cekcok mulut dengan petugas berseragam keamanan.

"Susdah kelamaan ini nunggunya. Jangan lagi kita diminta mundur-mundur terus dan jaga jarak. Susah ini pak," teriak salah satu penumpang kepada petugas keamanan.

Tak sabar mengantre, sebagian penumpang akhirnya memilih membatalkan pemberangkatan dengan bus Transjakarta karena situasi halte yang padat. (Baca: Jam Operasional Dibatasi, Penumpang Transjakarta Menumpuk di Pinang Ranti)

Diketahui, Transjakarta mulai hari ini melakukan modifikasi pola operasi dan layanan untuk menerapkan social distancing di angkutan umum.

"Hal ini dilakukan agar penerapan jarak aman antar pelanggan antara 1 (satu) hingga 2 (dua) meter di bus maupun di halte dapat terlayani," ujar Kepala Divisi Sekretaris Korporasi dan Humas PT Transjakarta, Nadia Diposanjoyo.
Melalui kebijakan itu, kepadatan halte dan kepadatan bus diharapkan dapat jauh berkurang dengan adanya peningkatan frekuensi kedatangan bus di halte hingga 20% dari biasanya. Untuk memastikan tercapainya social distancing ini, bus yang melayani rute pariwisata dan beberapa rute feeder akan dialihkan ke koridor yang padat pelanggan.

"Sedangkan untuk Mikrotrans (bus kecil), kami mengimbau pelanggan untuk tidak memaksakan masuk ke dalam kendaraan jika sudah terpenuhi kapasitasnya atau maksimal delapan orang," tuturnya.

Perubahan mobilitas ini akan terus dipantau dan disesuaikan pola operasionalnya guna memastikan layanan tetap tersedia dan pelanggan mendapatkan jarak yang cukup. Sementara ini perubahan operasional mengikuti pola social distancing akan diterapkan hingga 30 maret 2020.

"Perubahan pola operasi ini mengikuti perkembangan terakhir dari kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang melakukan penutupan tempat wisata, menghentikan kegiatan belajar di sekolah dalam dua minggu kedepan, dan pola bekerja dari rumah yang diambil oleh beberapa perusahaan di Jakarta," jelasnya.

Selain rute wisata, beberapa rute feeder juga mengalami pengalihan. Dengan modifikasi layanan dan pengalihan ini diharapkan akan terjadi penurunan kepadatan di halte antara 10% hingga 20% untuk mendapatkan social distancing yang diinginkan.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1106 seconds (0.1#10.140)