Sekolah Ditutup Dua Minggu, DKI: Metode Belajar Jarak Jauh dengan Sistem Digital
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menutup sementara kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah selama dua pekan. Penutupan tersebut merupakan antisipasi penyebaran virus Corona (Covid-19) di kawasan sekolah.
Tak hanya sekolah formal, Pemprov DKI juga memutuskan menutup kursus maupun pendidikan nonformal. Proses KBM di sekolah akan digantikan dengan metode jarak jauh.
"Kami menganjurkan pada semua sebuah imbauan dan seruan untuk menunda belajar mengajar secara langsung. Lakukan metode jarak jauh dengan proses digital. Tujuannya mengurangi interaksi yang mempunyai risiko," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta, Sabtu (14/3/2020). (Baca juga: Anies: Sebagian Dokter dan Perawat Berisiko Tertular Covid-19)
Adapun detail metode pembelajaran jarak jauh akan disampaikan kepada orang tua atau wali murid. Menurut dia, metode belajar jarak jauh bukanlah hal baru dalam dunia pendidikan di Indonesia.
"Ini bukan hal yang baru. Di Indonesia sudah beberapa kali melakukan kebijakan menutup sekolah dan belajar jarak jauh terutama ketika beberapa wilayah di Tanah Air terkena musibah asap akibat kebakaran hutan. Di sana sekolah ditutup, tapi KBM dilakukan di rumah," ungkap Anies. (Baca juga: Jangan Anggap Remeh Corona, Sahroni Dorong Pemprov DKI Segera Lockdown Jakarta)
Sebagai informasi, di Jakarta tanggal 1 Maret 2020 jumlah orang dalam pemantauan (ODP) yakni 129 orang. Per 12 Maret jumlahnya menjadi 586 orang. Adapun pasien dalam pengawasan pada 1 Maret ada 39 kemudian pada 12 Maret menjadi 261 orang dan dari 69 orang yang diumumkan Kementerian Kesehatan sebagian terkonfirmasi bahwa penyebaran Covid-19 di Jakarta mulai merata.
Tak hanya sekolah formal, Pemprov DKI juga memutuskan menutup kursus maupun pendidikan nonformal. Proses KBM di sekolah akan digantikan dengan metode jarak jauh.
"Kami menganjurkan pada semua sebuah imbauan dan seruan untuk menunda belajar mengajar secara langsung. Lakukan metode jarak jauh dengan proses digital. Tujuannya mengurangi interaksi yang mempunyai risiko," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta, Sabtu (14/3/2020). (Baca juga: Anies: Sebagian Dokter dan Perawat Berisiko Tertular Covid-19)
Adapun detail metode pembelajaran jarak jauh akan disampaikan kepada orang tua atau wali murid. Menurut dia, metode belajar jarak jauh bukanlah hal baru dalam dunia pendidikan di Indonesia.
"Ini bukan hal yang baru. Di Indonesia sudah beberapa kali melakukan kebijakan menutup sekolah dan belajar jarak jauh terutama ketika beberapa wilayah di Tanah Air terkena musibah asap akibat kebakaran hutan. Di sana sekolah ditutup, tapi KBM dilakukan di rumah," ungkap Anies. (Baca juga: Jangan Anggap Remeh Corona, Sahroni Dorong Pemprov DKI Segera Lockdown Jakarta)
Sebagai informasi, di Jakarta tanggal 1 Maret 2020 jumlah orang dalam pemantauan (ODP) yakni 129 orang. Per 12 Maret jumlahnya menjadi 586 orang. Adapun pasien dalam pengawasan pada 1 Maret ada 39 kemudian pada 12 Maret menjadi 261 orang dan dari 69 orang yang diumumkan Kementerian Kesehatan sebagian terkonfirmasi bahwa penyebaran Covid-19 di Jakarta mulai merata.
(jon)