Bekasi Jadi Fokus Penanganan Covid-19, Klaster Industri Sangat Serius

Jum'at, 04 September 2020 - 18:11 WIB
loading...
Bekasi Jadi Fokus Penanganan Covid-19, Klaster Industri Sangat Serius
Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Jawa Barat fokus menangani penyebaran kasus Covid-19 di Bekasi dan Karawang. Foto: Dok SINDOnews
A A A
BEKASI - Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Jawa Barat fokus menangani penyebaran kasus Covid-19 di Bekasi dan Karawang. Selama dua pekan, seluruh sumber daya yang dimiliki Pemprov Jabar bakal dialihkan ke kedua daerah dengan kawasan industri terbesar ini.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, dari hasil investigasi dan koordinasi, penyebaran Covid-19 pada klaster industri sudah masuk tahap sangat serius sehingga perlu penanganan penuh. (Baca juga: Ridwan Kamil: Ruang Merokok Bersama Jadi Sumber Penyebaran Covid-19)

Selama dua pekan ke depan, Gugus Tugas Jawa Barat akan melakukan pendampingan penuh di Bekasi agar penyebaran di klaster industri segera selesai.

Dia juga mendorong kabupaten/kota di Jabar untuk turut membantu penanganan di Bekasi dan Karawang.

”Alat PCR dari kabupaten/kota lain yang penggunaannya tidak maksimal demi kebersamaan sabilulungan Jawa Barat akan kami geser ke sini. Dua minggu ke depan akan kami monitor, mudah-mudahan hasil koordinasi ini dapat menurunkan tingkat keterpaparan dan tingkat penyebaran bisa ditekan,” ungkap Ridwan, Jumat (4/9/2020). (Baca juga: Perusahaan dan Industri Wajib Swab Test 10% Pekerjanya)

Berdasarkan hasil peninjauannya dan koordinasi dengan para pemilik industri, protokol kesehatan sebenarnya telah diterapkan secara ketat. Namun, ada dugaan penyebaran muncul dari perilaku karyawan sepulang bekerja sehingga tingkat penyebarannya terjadi saat karyawan berada di rumah.

Untuk itu agar semua karyawan membuat buku harian yang berisikan aktivitas di luar jam kerja. ”Jadi setiap pagi harus mengisi, dia kemana saja sepulang kerja dengan multiple choice biar gampang. Nanti gugus tugas yang ada di industri menganalisis pola mana dari kegiatan itu berisiko tinggi. Nah, itulah yang akan dilakukan pengetesan, jadi kita semua tahu tingkat penyebarannya,” ujar Ridwan.
(jon)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1945 seconds (0.1#10.140)