Gubernur DKI Didesak Evaluasi Proyek Dekat Sarana Pendidikan

Selasa, 25 Februari 2020 - 21:07 WIB
Gubernur DKI Didesak Evaluasi Proyek Dekat Sarana Pendidikan
Gubernur DKI Didesak Evaluasi Proyek Dekat Sarana Pendidikan
A A A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan didesak mengevaluasi pembangunan lokasi khusus pembuatan beton ready mix (batching plant) di Jalan Mabes Hankam, Cipayung, Jakarta Timur yang berlokasi dengan sarana pendidikan Yayasan Nizamia Andalusia. Pembuatan beton ready mix ini dinilai tak sesuai aturan lingkungan sekolah karena mengganggu aktivitas belajar mengajar.

Anggota DPR dari Daerah Pemilihan DKI Jakarta Ahmad Sahroni menyampaikan Pemprov DKI harus benar-benar memastikan kualitas pendidikan tak hanya dari aspek pengajar maupun kurikulum, namun juga keberadaan bangunan dan lingkungan di sekitarnya. Bangunan sekolah seperti tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 24/2007 harus terbebas dari potensi bahaya termasuk pencemaran udara dan air.

Menurut dia, perizinan atas pembangunan yang berdekatan dengan lokasi sekolah harus menyertakan persyaratan sesuai Permendiknas. “Di Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 jelas menyatakan lahan sekolah harus terhindar dari potensi berbahaya yang mengancam kesehatan. Lahan juga harus terhindar dari gangguan-gangguan seperti pencemaran air hingga kebisingan,” ujarnya, Selasa (25/2/2020).

Pernyataan itu menurut Sahroni menindaklanjuti surat diterimanya dari Yayasan Nizamia Andalusia yang keberatan atas pembangunan lokasi khusus pembuatan beton readymix di samping bangunan sarana pendidikan di Jalan Mabes Hankam. Selain Sahroni sebagai wali murid, surat tersebut juga disampaikan pada Gubernur DKI Jakarta dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD).

Dalam surat tersebut, Yayasan Nizamia Andalusia menyampaikan hasil pertemuan dengan Kodam Jaya selaku pemilik lahan yang berlokasi di Jalan Mabes Hankam, Cipayung, Jakarta Timur dan PT Solusi Bangun Indonesia Tbk pada Rabu (19/2).

Dalam pertemuan itu, Kodam Jaya diwakili Mayor Hariyono menyatakan bahwa Kodam Jaya selaku pemilik lahan di Jalan Mabes Hankam, Cipayung, Jakarta Timur telah bekerjasama dengan PT Solusi Bangun Indonesia Tbk.

“PT Solusi Bangun Indonesia Tbk diwakili Bapak Rizal selaku GA membenarkan telah melaksanakan pembangunan di lokasi tersebut dan menyampaikan proses beroperasinya/pabrikasi batching plant batu buatan/beton ready mix dalam jumlah besar. PT Solusi Bangun Indonesia Tbk menyampaikan bahwa batching plant memiliki masa beroperasi minimum 3 tahun,” ujar politikus Partai NasDem itu.

Seluruh wali murid oleh Ibu Della Sabrina Irfan Hakim selaku ketua Parents Association (Komite Sekolah) dan Ibu Lisa Wieko dikatakan Sahroni menolak tegas pembangunan batching plant yang telah disampaikan perwakilan PT Solusi Bangun Indonesia Tbk.

Pertimbangannya PT Solusi Bangun Indonesia Tbk tidak dapat memberikan jaminan atas hal-hal krusial seperti penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan, penurunan kualitas air tanah, dan potensi limbah padat dan B3 atas ceceran oli maupun cairan kimia yang menurunkan kualitas tanah.

“Sekolah itu telah beroperasi sejak 2014. Pembangunan yang dilakukan di sekitar seharusnya memerhatikan aspek lingkungan sekolah yang keseluruhan peserta didiknya merupakan anak-anak. Ketika dunia menghadapi virus Corona, Pemprov DKI sepatutnya menjaga kualitas udara khususnya lingkungan sekolah dari proyek pembangunan,” ujarnya.

“Aktivitas pembangunan misalnya dapat menyebabkan gangguan pernafasan pada peserta didik. Terlebih disampaikan proyek pembangunan akan berjalan selama tiga tahun. Gubernur DKI harus mengambil sikap dengan membatalkan proyek pembangunan bila ingin generasi penerus tidak terserang penyakit pernafasan atau lainnya,” ujar Sahroni.

Ketua Yayasan Nizamia Andalusia Fatma Fadjarrini menambahkan jumlah siswa, guru, dan staf yang beraktivitas di sarana pendidikan yang terancam berbagai gangguan akibat pembangunan proyek sebanyak 1.261 orang. Jumlah itu belum termasuk orang tua dan kerabat siswa yang mengantar atau menjemput setiap harinya.

Aktivitas belajar-mengajar sejak pukul 07.00 - 16.00 WIB hanya berjarak 20 meter dari lokasi pabrikasi batching plant batu-buatan/beton ready mix tanpa pembatas kecuali dinding penyekat.
(jon)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6812 seconds (0.1#10.140)