Korban Tewas Banjir Bandang di Tangerang Jadi 4 Orang

Rabu, 01 Januari 2020 - 22:32 WIB
Korban Tewas Banjir Bandang di Tangerang Jadi 4 Orang
Korban Tewas Banjir Bandang di Tangerang Jadi 4 Orang
A A A
TANGERANG - Banjir besar di awal tahun 2020 menjadi bencana bagi Kota Tangerang dan Tangerang Selatan (Tangsel), Banten. Empat warga tewas dalam bencana tersebut.

Dua orang meninggal karena tersengat arus listrik saat rumahnya kebanjiran. Korban diketahui bernama Taufik (35), warga Perumahan Ciputat Baru, dan Jamilah (51), korban banjir di Batu Ceper, Kota Tangerang. (Baca juga: Banjir Besar di Tangerang, 2 Orang Tewas Tersengat Listrik dan Kedinginan)
Korban Tewas Banjir Bandang di Tangerang Jadi 4 Orang

Korban lainnya, bernama Aceng Ismail (53), warga Komplek Ciledug Indah I, Blok B24, RT9/6, Karang Tengah. Korban meninggal kedinginan menunggu dievakuasi.

Sedang seorang lainnya, Muhammad Vatir (11), tenggelam dialiran sungai Kali Angke, di Green Lake, Cipondoh. Saat ini, jenazah korban masih belum ditemukan. Petugas SAR Gabungan masih berada di lokasi untuk melakukan evakusi. (Baca juga: 250 Titik Banjir Kepung Kota Tangerang)

Kepala Biro Humas PMI Kota Tangerang Ade Kurniawan mengaku sudah mendapatkan laporan jumlah korban tewas dalam bencana banjir 3 orang.

"Ya, korban tewas dilaporkan ada tiga orang. Yang pertama di Batu Ceper bernama Jamilah, kedua Aceng di Ciledug Indah, dan ketiga Muhammad Vatir di Cipondoh," kata Ade, kepada Koran Sindo, Rabu (1/1/2020).

Untuk korban Jamilah, jelas Ade, meninggal karena tersengat listrik saat banjir merendam rumahnya. Saat itu, aliran listrik di kawasan itu masih belum dimatikan oleh pihak PLN.

"Kalau di Batu Ceper tersengat listrik disaat banjir, karena tadi pagi listrik belum dipadamkan. Nah kalau di Ciledug Undah, info yang kami terima karena kedinginan saat menunggu proses evakuasi," sambung Ade.

Sedang korban ketiga, yakni Vatir, pihaknya masih melakukan pencarian. Korban kali terakhir terlihat berada di Green Lake, dekat SMPN 32 Tangerang, dan belum ditemukan.
Korban Tewas Banjir Bandang di Tangerang Jadi 4 Orang

Sementara itu, Camat Cipondoh Rijal Ridollah mengatakan, korban Vatir tinggal di wilayah Kampung Ketapang, RT002/05, Ketapang, Kecamatam Cipondoh. Dia terlihat terakhir kali sedang main bersama dengan temannya.

"Kurang lebih pukul 09.00 Wib, korban dan dua temannya sedang bermain air di lapangan pasar malam GLC, Jalan Ketapang Sawah Dalem. Setelah itu, korban dilaporkan hilang hanyut di sungai," sambung Rizal.

Dijelaskan dia, saat ini korban masih belum ditemukan. Petugas SAR gabungan masih terus melakukan penyisiran disepanjang aliran sungai tempat korban diketahui hilang.

Sementara itu, seorang korban meninggal lainnya dalam bencana banjir diawal tahun 2020 ini, bernama Taufik. Korban tersetrum aliran listrik di rumahnya. Saat itu, korban tidak tahu stop kontak listriknya belum mati.

Kapolsek Ciputat Kompol Endy Mahandika mengatakan, korban meninggal saat di dalam perjalanan menuju perawatan ke RS Hermina Ciputat, yang cukup jauh dari perumahannya.

"Sudah. Korban sudah dibawa ke rumah sakit (Hermina). Ya, selanjutnya kita cek untuk pendataan lain-lain, termasuk kronologisnya. Masih dikumpulkan," kata Endy, saat dihubungi wartawan, di Ciputat, Rabu siang.

Sementara itu, berdasarkan pantauan di kompleks Perumahaan Ciputat Baru, tampak tim SAR dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) melakukan evakuasi terhadap warga yang rumahnya kebanjiran.

Evakuasi difokuskan kepada ibu hamil, ibu menyusui, anak-anak, dan orangtua. Prosesi evakuasi dilakukan dengan menggunakan perahu karet yang didayung secara manual dari rumah ke rumah menuju tempat aman.

"Kami masih terus menggali informasi akurat kronologis awal korban tersetrum aliran listrik. Kami juga telah berkoordinasi dengan PLN setempat agar memadamkan aliran listrik di perumahan yang banjir," jelas Endy.

Disela evakuasi, Komandan Rescue Disaster ACT Kusmayadi membenarkan adanya korban tewas tersengat listrik. Dia pun sangat menyayangkan adanya korban tewas itu.

"Untuk korban yang tersengat listrik pagi tadi itu, infonya saat ditemukan korban masih dalam posisi hidup. Tidak adanya petugas kesehatan di lokasi, membuat korban ini tidak mendapat pertolongan pertama," paparnya.

Dirinya pun menyayangkan, sistem pelayanan kesehatan pada korban banjir dari Pemkot Tangsel menggunakan sistem tunggu bola. Di mana, korban yang harus melapor puskesmas jika ingin periksakan kesehatan.

"Sampai saat ini tidak ada petugas kesehatan yang datang. Padahal, saat kami evakuasi tadi, banyak warga yang terluka butuh penanganan medis. Tetapi posko kesehatan saja tidak ada. Puskesmas jauh," jelasnya.
(shf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9149 seconds (0.1#10.140)