TIM Fest ke-56, Ajang Ekspresi Kreativitas Tanpa Batas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Taman Ismail Marzuki (TIM) merayakan 56 tahun perjalanan mereka di dunia seni Indonesia dengan menghelat acara TIM Fest yang akan diadakan pda 7-10 November 2024 di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat.
TIM Fest ke-56 akan menghadirkan rangkaian kegiatan di antaranya, peragaan busana, art culinary, pemutaran film independen dari film maker muda, seni, journey of TIM dan berbagai penampilan dari beragam genre musik, termasuk pidato kebudayaan yang selalu menjadi agenda tahunan paling bergengsi dan pidato kebudayaan yang akan dibacakan sineas Garin Nugroho di hari terakhir.
"Pidato kebudayan menjadi wadah refleksi mendalam terhadap perkembangan budaya, politik, dan sosial di Indonesia. Acara ini mengundang tokoh-tokoh terkemuka untuk menyampaikan pemikiran dan analisis kritis tentang isu-isu yang mempengaruhi masyarakat. Tahun ini, Garin Nugroho akan menyampaikannya dalam tema Etika, Seni dan Demokrasi," kata Anisa Nastiti selaku Ketua TIMFest dalam jumpa pers TIM Fest 56 di Cikini, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Menurut Anisa, di tengah keterbatasan dana yang pihaknya hadapi, hal itu tidak serta merta menjadi alasan untuk tak menggelar acara yang untuk pertama kalinya digelar itu. Apalagi, dia merasa acara ini begitu penting mengingat keberadaan TIM yang lebih dari lima dekade dan mencetak seniman ternama di Indonesia.
"Karena acaranya gratis, kita mau ajak orang-orang untuk merayakan peninggalan Bang Ali Sadikin ini, yang memang ditujukan untuk tempat bertemunya seniman dan para penikmat seni," ucapnya.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Jakarta, Iwan Henry Wardhana, mengatakan, Taman Ismail Marzuki telah menjadi warisan budaya Indonesia sejak didirikan pada tahun 1968 dan telah menumbuhkan perkembangan seni lokal, teater, musik, film, dan sastra selama lebih dari lima dekade.
Dia menyampaikan, TIM menjadi tempat para seniman legendaris bertemu dengan bakat-bakat baru, membentuk lanskap budaya Indonesia. Menurutnya, sebagai pusat yang memupuk kreativitas dan melestarikan warisan Indonesia yang kaya, TIM menjadi kebanggaan bagi banyak generasi. “Taman Ismail Marzuki ini bisa dibilang lebih dari sekedar tempat pertemuan. TIM adalah penghormatan hidup bagi semangat seni Indonesia,” ujar Iwan.
Kepala UP PKJ TIM, Arif Rahman menjelaskan, semua kegiatan yang dihadirkan dalam acara TIM Fest ini sebagai refleksi karya dan budaya seni Indonesia, termasuk juga upaya mempromosikan potensi seni budaya DKI Jakarta, pada skala nasional agar lebih dikenal dan dimaknai oleh masyarakat Jakarta.
Dia menilai, penyelenggaraan TIM Fest dapat menciptakan iklim kebersamaan antara pelaku seni dan untuk menciptakan inovasi menuju kesejahteraan masyarakat.
“Kegiatan ini merupakan pengembangan potensi dan kreativitas para talenta muda dalam melaksanakan kegiatan seni budaya, serta sebagai ajang untuk memberi wadah kegiatan untuk dapat berinovasi sebagai bentuk upaya pelestarian seni budaya, menumbuhkan rasa semangat dan kecintaan terhadap seni budaya,” urai Arif.
Sementara itu, TIM Fest bakal menghadirkan sejumlah musisi dalam panggung bertajuk Betawi Punye Gaye. Acara ini bakal mewadahi sejumlah musisi untuk menampilkan musik mereka. Ada juga kesenian tradisional seperti lenong ditampilkan di panggung ini.
"Untuk headliner-nya kami ada bangkutaman, Sandy Canester, dan Franki Indrasmoro. Selain itu ada juga musisi-musisi emerging dan beberapa muka lama juga," kata Ryan Kampua dari Swag Event.
Melalui acara ini pula mereka ingin memberikan penghormatan kepada pekerja seni yang pernah lahir dan tumbuh di TIM. Ajang ini juga diharapkan memperkenalkan TIM sebagai wadah bagi anak-anak muda, tak hanya seniman.
“Saya besar bersama Taman Ismail Marzuki. Waktu itu tahun 1994 kebetulan masuk ke dalam kampus IKJ di Fakultas Seni Rupa Desain Grafis dan membentuk sebuah grup musik yang bernama Naif. Adanya event ini tentu saja aku pasti mendukung karena sesuai dengan visi dan misi pribadi juga," kata Franki Indrasmoro alias Pepeng mantan personel Naif.
TIM Fest ke-56 akan menghadirkan rangkaian kegiatan di antaranya, peragaan busana, art culinary, pemutaran film independen dari film maker muda, seni, journey of TIM dan berbagai penampilan dari beragam genre musik, termasuk pidato kebudayaan yang selalu menjadi agenda tahunan paling bergengsi dan pidato kebudayaan yang akan dibacakan sineas Garin Nugroho di hari terakhir.
"Pidato kebudayan menjadi wadah refleksi mendalam terhadap perkembangan budaya, politik, dan sosial di Indonesia. Acara ini mengundang tokoh-tokoh terkemuka untuk menyampaikan pemikiran dan analisis kritis tentang isu-isu yang mempengaruhi masyarakat. Tahun ini, Garin Nugroho akan menyampaikannya dalam tema Etika, Seni dan Demokrasi," kata Anisa Nastiti selaku Ketua TIMFest dalam jumpa pers TIM Fest 56 di Cikini, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Menurut Anisa, di tengah keterbatasan dana yang pihaknya hadapi, hal itu tidak serta merta menjadi alasan untuk tak menggelar acara yang untuk pertama kalinya digelar itu. Apalagi, dia merasa acara ini begitu penting mengingat keberadaan TIM yang lebih dari lima dekade dan mencetak seniman ternama di Indonesia.
"Karena acaranya gratis, kita mau ajak orang-orang untuk merayakan peninggalan Bang Ali Sadikin ini, yang memang ditujukan untuk tempat bertemunya seniman dan para penikmat seni," ucapnya.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Jakarta, Iwan Henry Wardhana, mengatakan, Taman Ismail Marzuki telah menjadi warisan budaya Indonesia sejak didirikan pada tahun 1968 dan telah menumbuhkan perkembangan seni lokal, teater, musik, film, dan sastra selama lebih dari lima dekade.
Dia menyampaikan, TIM menjadi tempat para seniman legendaris bertemu dengan bakat-bakat baru, membentuk lanskap budaya Indonesia. Menurutnya, sebagai pusat yang memupuk kreativitas dan melestarikan warisan Indonesia yang kaya, TIM menjadi kebanggaan bagi banyak generasi. “Taman Ismail Marzuki ini bisa dibilang lebih dari sekedar tempat pertemuan. TIM adalah penghormatan hidup bagi semangat seni Indonesia,” ujar Iwan.
Kepala UP PKJ TIM, Arif Rahman menjelaskan, semua kegiatan yang dihadirkan dalam acara TIM Fest ini sebagai refleksi karya dan budaya seni Indonesia, termasuk juga upaya mempromosikan potensi seni budaya DKI Jakarta, pada skala nasional agar lebih dikenal dan dimaknai oleh masyarakat Jakarta.
Dia menilai, penyelenggaraan TIM Fest dapat menciptakan iklim kebersamaan antara pelaku seni dan untuk menciptakan inovasi menuju kesejahteraan masyarakat.
“Kegiatan ini merupakan pengembangan potensi dan kreativitas para talenta muda dalam melaksanakan kegiatan seni budaya, serta sebagai ajang untuk memberi wadah kegiatan untuk dapat berinovasi sebagai bentuk upaya pelestarian seni budaya, menumbuhkan rasa semangat dan kecintaan terhadap seni budaya,” urai Arif.
Sementara itu, TIM Fest bakal menghadirkan sejumlah musisi dalam panggung bertajuk Betawi Punye Gaye. Acara ini bakal mewadahi sejumlah musisi untuk menampilkan musik mereka. Ada juga kesenian tradisional seperti lenong ditampilkan di panggung ini.
"Untuk headliner-nya kami ada bangkutaman, Sandy Canester, dan Franki Indrasmoro. Selain itu ada juga musisi-musisi emerging dan beberapa muka lama juga," kata Ryan Kampua dari Swag Event.
Melalui acara ini pula mereka ingin memberikan penghormatan kepada pekerja seni yang pernah lahir dan tumbuh di TIM. Ajang ini juga diharapkan memperkenalkan TIM sebagai wadah bagi anak-anak muda, tak hanya seniman.
“Saya besar bersama Taman Ismail Marzuki. Waktu itu tahun 1994 kebetulan masuk ke dalam kampus IKJ di Fakultas Seni Rupa Desain Grafis dan membentuk sebuah grup musik yang bernama Naif. Adanya event ini tentu saja aku pasti mendukung karena sesuai dengan visi dan misi pribadi juga," kata Franki Indrasmoro alias Pepeng mantan personel Naif.
(tar)