Satgas Penanganan Covid-19 Sebut DKI Berisiko Tinggi Sebaran Pandemi

Jum'at, 28 Agustus 2020 - 08:12 WIB
loading...
Satgas Penanganan Covid-19 Sebut DKI Berisiko Tinggi Sebaran Pandemi
DKI gencar melakukan swab test terhadap sejumlah pedagang pasar tradisional. Foto:dok/SINDOnews/Yan Yusuf
A A A
JAKARTA - Jumlah kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta terus mengalami peningkatan. Kemarin angkanya tembus hingga 820 kasus. Bahkan persebarannya merata ke lima wilayah DKI Jakarta atau zona merah Covid-19.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, saat ini semua kota di DKI Jakarta masuk dalam zona merah atau risiko tinggi Covid-19. Satu-satunya wilayah yang tidak masuk zona merah adalah Kabupaten Kepulauan Seribu. “DKI Jakarta ini seluruh kotanya, yaitu Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, dan Jakarta Barat masuk zona merah,” katanya saat konferensi pers di Kantor Presiden. (Baca: Hari Ini Positif Covid-19 di Jakarta Bertambah 820 Kasus)

Wiku menjelaskan, dua dari lima kota tersebut, Jakarta Timur dan Jakarta Selatan, yang sebelumnya masuk zona berisiko sedang menjadi berisiko tinggi. Sisanya, yakni Jakarta Barat, Jakarta Pusat, dan Jakarta Utara, selama empat pekan berada di zona merah. Dia menyebut kasus di DKI Jakarta menanjak terus. Bahkan pada pekan lalu jumlah kasus kumulatifnya tertinggi. “Angka kematiannya juga naik terus. Dalam seminggu mencapai 116 kematian,” ungkapnya.

Wiku juga mengapresiasi bahwa pencatatan kasus Covid-19 di DKI Jakarta dilakukan dengan baik, termasuk tracing dan testing. “Tentu tugas selanjutnya adalah mengendalikan kasus-kasus Covid-19 dengan masyarakat yang lebih disiplin untuk menjalankan protokol kesehatan,” katanya. (Baca juga: TikTok Akhinya Ungkap Jumlah Pengguna Aktif Global)

Sektor-sektor yang sudah mulai dibuka harus dipastikan terhindar dari penularan. Hal ini mengingat kluster penularan di DKI Jakarta terjadi di permukiman, perkantoran, pasar, dan kegiatan-kegiatan ibadah. “Mohon agar ini bisa ditangani dengan baik agar zonasinya bisa berubah lebih baik di minggu-minggu berikutnya,” imbau Wiku.

Selain di Jakarta, daerah lain yang angka kematiannya berada dalam fase puncak adalah Ambon. Wiku mengatakan, di Kota Ambon saat ini jumlah kasus positifnya baru turun 5,5% dari puncak, angka kesembuhannya 56%. “Angka kematian masih dalam fase puncak. Ini perlu perhatian di dalam penanganan pasien di fasilitas kesehatan agar dapat ditangani dengan baik,” ucapnya.

Selain itu, di Kota Medan pun kasus suspect dalam perawatan saat ini masih dalam fase puncak. Perinciannya, kasus positif dalam perawatan baru turun 13,9% dari fase puncak dua pekan lalu. Dia menyebut angka kematian dan positifnya di Kota Medan juga sedang dalam fase puncak. “Ini angka kematian dari kasus positifnya juga masih dalam fase puncak. Ini juga perlu ditekan,” ujarnya.

Seperti diketahui, sejak Senin (24/8) lalu, jumlah kasus positif di Jakarta sekitar 659 dari hari sebelumnya 637 kasus. Kemudian Selasa (25/8), kasus positif sempat turun 637. Namun, pada Rabu (26/8) kasus positif meningkat menjadi 713 dan kemarin kembali naik menjadi 820 kasus. (Lihat videonya: Dua Kali Ditangkap Warga, Macan tutul Jawa Dilepas Liarkan ke Habitatnya)

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan, Pemprov DKI Jakarta terus memasifkan tes PCR untuk menemukan kasus baru secara cepat agar dapat segera melakukan tindakan isolasi atau perawatan secara tepat. Itu merupakan cara memperkecil potensi penularan Covid-19. (Dita Angga/Bima Setiyadi)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1536 seconds (0.1#10.140)