Terpilih di Pileg 2024, Politikus Golkar Syafi Djohan Jadi Anggota DPRD DKI Termuda

Minggu, 01 September 2024 - 17:40 WIB
loading...
Terpilih di Pileg 2024,...
Tokoh Muda Partai Golkar DKI Jakarta Syafi Fabio Djohan terpilih menjadi anggota DPRD DKI Jakarta periode 2024-2029. Foto/istimewa
A A A
JAKARTA - Tokoh Muda Partai Golkar DKI Jakarta Syafi Fabio Djohan terpilih menjadi anggota DPRD DKI Jakarta periode 2024-2029 pada Pemilu 2024. Tak hanya itu, dengan usianya yang relatif masih muda ini, dia bakal menjadi anggota DPRD DKI dari kalangan Milenial.

Syafi Djohan membenarkan datang dari kalangan Milenial yang terlahir di 1996. “Kalau untuk DPRD DKI Jakarta, betul saya salah satu calon legislatif terpilih yang berasal dari kalangan Milenial di antara yang terpilih,” ucap Syafi Djohan di Jakarta, Minggu (1/9/2024).

Syafi Djohan ikut kontestasi dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 melalui Partai Golkar. Dia bertarung di Dapil 10 DPRD DKI Jakarta meliputi Palmerah, Tamansari, Grogol Petamburan, Kebon Jeruk, dan Kembangan. Meski merupakan pendatang baru, Syafi Djohan mampu meraih 12.060 suara.



“Alhamdulilah, ini semua berkat konsistensi terjun ke dapil untuk membangun komunikasi juga mempererat hubungan dengan masyakarat, sehingga apa yang saya kerjakan ini dapat meraih suara cukup tinggi,” ucapnya.

Apalagi, hasil ini membuat dia harus bersaing dengan beberapa incumbent yang sebelumnya pernah menjadi anggota DPRD DKI Jakarta periode 2019-2024. “Di dapil Jakarta 10 itu ada beberapa incumbent lolos lagi dan ternyata saya alhamdulillah bersyukur bisa bersaing dengan para incumbent tersebut,” papar Ketua Himpunan Pengusaha Kosgoro (HPK) 1957 DKI Jakarta ini.



Syafi Djohan mengaku faktor usianya yang masih muda membuat dia dan pemilih menjadi lebih dekat. “Pemilih ingin ada inovasi dan visi misi baru untuk wilayahnya. Karena bagi mereka jika ada anak muda bisa sepemikiran dan sefrekuensi,” tuturnya.

Syafi Djohan dibesarkan di lingkungan organisasi, baik profesi maupun sosial politik. Keaktifannya di berbagai ranah sosial kemasyarakatan yang berhubungan dengan warga inilah yang memacu semangatnya untuk bisa berbuat lebih.

“Saya melihat demokrasi di Indonesia sedang naik daun. Anak muda sekarang banyak yang berperan besar dalam memberikan pengaruh di tengah masyarakat. Apalagi ada bonus demografi sekarang karena 60% pemilih dari Gen Z dan Milenial, yang bagi saya ini kesempatan baik untuk bisa berbuat lebih di lingkungan warga atau masyarakat,” paparnya.

“Tidak heran kemudian jika parpol khususnya di Partai Golkar yang saya aktif banyak yang ditemukan pribadi pribadi tangguh yang berlatar muda atau anak muda. Dari hal itulah kemudian saya tertarik mendaftar jadi calon legislatif,” sambungnya.

Meski tergolong pemula, Syafi Djohan memberanikan diri maju dalam kontestasi DPRD DKI dan tentu harus bertarung di wilayah yang lebih luas. Syafi Djohan mengaku dirinya memilih jalur ini karena merasa tertantang.

“Sebagai pemula, saya berpikir kalau maju di tingkat provinsi terlebih dahulu tentu akan bisa berbuat lebih banyak terutama di 5 kecamatan, yaitu Palmerah, Tamansari, Grogol Petamburan, Kebon Jeruk dan Kembangan ,” jelasnya.

Dorongan dari masyarakat kata Syafi Djohan juga menjadi motivasi baginya yang kemudia memberanikan diri maju di kontestasi pemilihan DPRD DKI Jakarta.

“Dorongan masyarakat saya jadikan itu sebagai semangat untuk mencoba hal yang mungkin banyak orang di luar untuk pemula seperti saya agak mustahil bisa berkompetisi dengan para kompatitor yang berpengalaman,” tegasnya.

Hari ini, Syafi Djohan tinggal menunggu pelantikan. Baginya setelah pelantikan nanti tentu kinerjanya bakal disorot oleh masyarakat. Karena itulah, dia berkomitmen menjaga integritas, prinsip dan janji yang pernah dia ungkapkan.

“InsyaAllah saya akan memperjuangkan aspirasi masyarakat. Sehingga apa yang sudah disampaikan saat masa kampanye, tentunya akan bisa saya perjuangkan di parlemen,” tegasnya.

Syafi Djohan mengakui ilmu yang dia dapat dari Partai Golkar terutama para senior senior di kepengurusan Partai Golkar DKI, selama ini menjadi bekal dia untuk berkontestasi.

“Karena di DPD Partai Golkar DKI itu kan mengajarkan bagaimana kita untuk terus hadir kepada masyarakat untuk berinteraksi sosial, menjalin kedekatan dengan masyarakat sampai bisa mendapatkan kepercayaan dari mereka,” jelasnya yang saat ini menjabat Wakil Bendahara DPD Golkar DKI Jakarta.

“Bagaimana caranya kita bisa menggaet kelompok masyarakat yang berbeda agama, keyakinan, kultur dan budaya, nah dari situlah ilmu atau rumus-rumus yang saya dapatkan selama berorganisasi di pengurusan DPD Partai Golkar DKI ini,” sambung pria lulusan Magister dari Binus School University tersebut.

Karena itulah, Syafi Djohan mengucapkan terima kasih kepada Jajaran pengurus DPD Golkar DKI terutama ketua Ahmed Zaki Iskandar atas saran sarannya selama proses kampanye yang dia lakukan mampu dijalankan dengan baik.

Keberhasilan Syafi Djohan meraih satu kursi di DPRD DKI tentu membuatnya ingin berbagi tips jikalau ada masyarakat umum lainnya yang juga akan berkarir di lingkup politik. Salah satu kunci menurut Syafi Djohan adalah mental yang kuat. Selain itu, ia juga mengingatkan perihal investasi sosial.

“Investasi sosial paling penting, supaya kita bisa lebih dikenal dan bisa memberikan banyak sumbangan positif untuk masyarakat, terus masyarakat juga jadi bisa tahu kedepannya kita mau melakukan apa saja untuk kedepannya,” paparnya.

Syafi Djohan mengakui jika investasi sosial yang telah ditanam sudah berbuah saat ini. Dia juga tak menampik ada modal lain yang dia keluarkan untuk kontestasi di Pemilu kemarin.

“Saya menjadi saya yang sekarang bukan karena saya merasa hebat, tapi saya bisa menjadi seperti sekarang juga karena teman-teman saya yang sudah banyak mendukung saya. Jujur untuk masalah modal, mungkin saya adalah yang paling bawah. Maka dari itu investasi sosial yang saya tanam akhirnya bisa berbuah jadi kepercayaan untuk saya menjadi perwakilan rakyat di tingkat Provinsi,” tegasnya.

Karena itulah, Syafi Djohan ingin agar rekan rekannya selama ini yang aktif diberbagai organisasi sosial di masyarakat juga tak segan mengisi pos-pos politik. Sebab menurutnya dengan bekal ilmu pengetahuan di ranah sosial masyarakat bisa menjadi pemimpin atau politikus, sehingga kedepannya demokrasi di Indonesia bisa berkembang ke arah yang lebih baik.

“Tentu kemudian bisa sama-sama mencetuskan substansi pendidikan politik yang lebih mencerdaskan dan menggugah, bukan cuma dari retorikanya saja. Ini karena masyarakat pun berharap bisa punya sosok politikus yang memiliki kualitas yang bagus, dilihat dari wawasan dan kepintarannya, serta visioner hingga ke masa depan,” ucapnya.
(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1708 seconds (0.1#10.140)