Tak Percaya Pembatalan RUU Pilkada, Puluhan Mahasiswa Kembali Demo di Gedung DPR
loading...
A
A
A
JAKARTA - Puluhan mahasiswa menggelar demonstrasi di depan Gedung DPR , Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (23/8/2024) siang. Mereka belum percaya dengan pernyataan DPR yang membatalkan pengesahan RUU Pilkada.
"We don't trust anyone on there. Kami mau tunjukan kemarahan kami, poinnya kami datang ke sini tak hanya meminta dan menuntut," kata Presma Universitas Djuanda, Ruben Bentiyan kepada wartawan, Jumat (23/8/2024).
Menurutnya, mahasiswa tak percaya dengan pernyataan DPR yang membatalkan RUU Pilkada. Sebab, orang yang berbicara tentang pembatalan RUU Pilkada bukanlah Ketua DPR Puan Maharani sendiri.
"Itu jelas (tetap mengawal putusan MK), mereka kan banyak akal bulusnya Anggota DPR ini, kemarin yang bicara pun Pak Dasco, bukan Bu Puan langsung, yah kita belum tahu, selama belum ada PKPU keluar berarti masih ada kemungkinan. Kita sedang berusaha menutup kemungkinan tersebut dari kepicikan-kepicikan yang sedang disusun di dalam barang kali," katanya.
Dari Kampus Djuanda Bogor, setidaknya ada sekira 120 mahasiswa yang datang ke depan Gedung DPR siang ini. Rencananya, bakal ada 300 mahasiswa dari aliansi kampus di Bogor pula yang bakal menyusul datang.
"Kurang lebih ada 300 orang akan menyusul ke sini dari GOR Padjajaran sehingga dari (aliansi mahasiswa di) Bogor saja bisa sampai 500 orang. Aliansi mahasiswa juga saat ini sedang audien dengan KPU, mereka juga sepakat akan memobilisasi massa ke sini (Gedung DPR) nanti," katanya.
Berdasarkan pantauan, baru ada puluhan mahasiswa yang datang ke Gedung DPR pada Jumat (23/8/2024) pukul 14.00 WIB. Mereka berencana menggelar aksi demo kembali untuk mengawal putusan MK yang seharusnya diikuti oleh DPR.
Di samping itu, mereka juga hendak menyampaikan aspirasinya terkait mahasiswa yang diamankan polisi saat demo kemarin. Tak sedikit mahasisa yang mengalami luka akibat tindakan represif aparat saat membubarkan massa aksi.
"Kami sakit hati melihat keadaan tersebut, ada rekan kami dari Bandung matanya terluka, mahasiswa yang kemarin merangsek masuk ke Gedung DPR, diseret dipukuli dan sebagainya, kepalanya ada yang pecah, teman saya anak (kampus) Tazkia (Bogor) juga itu jarinya pecah. Itu menunjukkan hari ini (aparat) tak bersikap sebagai pengayom dan pelayan masyarakat, tapi polisi dan tentara bersikap sebagai kacung penjaga modal," kata Ruben lagi.
"We don't trust anyone on there. Kami mau tunjukan kemarahan kami, poinnya kami datang ke sini tak hanya meminta dan menuntut," kata Presma Universitas Djuanda, Ruben Bentiyan kepada wartawan, Jumat (23/8/2024).
Menurutnya, mahasiswa tak percaya dengan pernyataan DPR yang membatalkan RUU Pilkada. Sebab, orang yang berbicara tentang pembatalan RUU Pilkada bukanlah Ketua DPR Puan Maharani sendiri.
"Itu jelas (tetap mengawal putusan MK), mereka kan banyak akal bulusnya Anggota DPR ini, kemarin yang bicara pun Pak Dasco, bukan Bu Puan langsung, yah kita belum tahu, selama belum ada PKPU keluar berarti masih ada kemungkinan. Kita sedang berusaha menutup kemungkinan tersebut dari kepicikan-kepicikan yang sedang disusun di dalam barang kali," katanya.
Dari Kampus Djuanda Bogor, setidaknya ada sekira 120 mahasiswa yang datang ke depan Gedung DPR siang ini. Rencananya, bakal ada 300 mahasiswa dari aliansi kampus di Bogor pula yang bakal menyusul datang.
"Kurang lebih ada 300 orang akan menyusul ke sini dari GOR Padjajaran sehingga dari (aliansi mahasiswa di) Bogor saja bisa sampai 500 orang. Aliansi mahasiswa juga saat ini sedang audien dengan KPU, mereka juga sepakat akan memobilisasi massa ke sini (Gedung DPR) nanti," katanya.
Berdasarkan pantauan, baru ada puluhan mahasiswa yang datang ke Gedung DPR pada Jumat (23/8/2024) pukul 14.00 WIB. Mereka berencana menggelar aksi demo kembali untuk mengawal putusan MK yang seharusnya diikuti oleh DPR.
Di samping itu, mereka juga hendak menyampaikan aspirasinya terkait mahasiswa yang diamankan polisi saat demo kemarin. Tak sedikit mahasisa yang mengalami luka akibat tindakan represif aparat saat membubarkan massa aksi.
"Kami sakit hati melihat keadaan tersebut, ada rekan kami dari Bandung matanya terluka, mahasiswa yang kemarin merangsek masuk ke Gedung DPR, diseret dipukuli dan sebagainya, kepalanya ada yang pecah, teman saya anak (kampus) Tazkia (Bogor) juga itu jarinya pecah. Itu menunjukkan hari ini (aparat) tak bersikap sebagai pengayom dan pelayan masyarakat, tapi polisi dan tentara bersikap sebagai kacung penjaga modal," kata Ruben lagi.
(abd)