Airin Ngebet Peletakan Batu Pertama MRT Tangsel Dilakukan 2020

Senin, 01 April 2019 - 22:05 WIB
Airin Ngebet Peletakan Batu Pertama MRT Tangsel Dilakukan 2020
Airin Ngebet Peletakan Batu Pertama MRT Tangsel Dilakukan 2020
A A A
TANGERANG SELATAN - Rencana diteruskannya pembangunan kereta cepat Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta ke Kota Tangerang Selatan (Tangsel), kini memasuki tahap penyusunan Feasibility Study (FS). Penyusunan FS merupakan tahapan selanjutnya, dari pra-FS.

"Setelah itu, baru dilakukan penyusunan Detail Engineering Design (DED) yang menjadi dasar bagi pembangunan fisiknya," ungkap Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Tangsel, Sukanta pada Senin (1/4/2019).

Menurut Sukanta, Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany, meminta pembangunan MRT ke Kota Tangsel, bisa secepatnya dilakukan. Sehingga, layanan kereta cepat itu bisa dirasakan oleh semua warga, dan berdampak pada semakin berkurangnya pemakaian kendaraan pribadi ke Jakarta.

"Wali Kota meminta paling lambat 2020 mendtanag sudah ada peletakan batu pertamanya. Ya, minimal 2019 kelar semua, penyusunan FS dan DED-nya," ujar. Penyusunan FS dan DED, lanjut dia, dilakukan oleh konsultan transportasi.

Meski begitu, pihaknya sebagai pemerintah daerah, tetap bisa memberikan usulan atau masukan dalam penyusunan itu. Sayang, Sukanta tidak merinci usulannya tersebut."Untuk pra-FS, rencananya MRT koridor Lebak Bulus-Terminal Pondok Cabe. Saat ini, kita baru tahap survei. Pelaksana surveinya dari konsultan, BPTJ, Bappeda Tangsel, dan Dishub Tangsel," jelasnya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan, sudah mengusulkan jalan yang akan dilalui MRT dari Lebak Bulus. Jalan itu, akan memutar mengikuti circle Tangsel. Mulai dari Pondok Cabe, Pamulang, Serpong, hingga terus ke arah Kota Tangerang.

"Sudah disampaikan ke Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan sudah seputar pola pembiayaan," katanya saat ditemui SINDOnews.

Adapun rute yang diusulkannya, yakni dari Stasiun Lebak Bulus menuju Prapatan Gaplek, belok kanan menuju Pamulang, hingga Pamulang Barat. Lalu belok kanan menuju Bundaran Universitas Pamulang (Unpam). Dari Bundaran Unpam, lalu ke arah Jalan Siliwangi hingga Prapatan Muncul.

"Dari Muncul, belok kanan hingga Taman Tekno 2, dan belok kanan lagi, lalu belok kiri sampai terus ke Tangerang hingga Bandara Soetta. Trase ini yang kami ajukan kepada pihak BPTJ," paparnya.

Terkait pola pembiayaannya, Benyamin mengatakan, semua akan ditanggung oleh BPTJ. Termasuk biaya pembebasan lahan yang terkena pembangunan. Pemkot Tangsel, hanya sebagai pihak yang memfasilitasi pelaksanaan pembangunan.

Namun, usulan itu menjadi bahan tertawaan pengamat kebijakan publik Agus Pambagio. Menurut dia, tidak ada jalan MRT yang bisa dibuat belok-belok atau memutar seperti yang diinginkan oleh Benyamin Davnie.

"Itu apaan itu MRT melingkar-lingkar? MRT itu lurus, tidak boleh belok-belok. MRT kok belok-belok kayak bemo gitu, MRT mana itu? Kayak MRT Palembang itu enggak jalan," kata Agus saat dihubungi KORAN SINDO.

Menurutnya, jalan MRT harus lurus mengikuti rel yang sudah dibuat. Kalaupun ada tempat pemberhentian, hanya ada namanya feeder. "Mutar-mutar gitu namanya bemo, sudah kayak ular tangga. Mau kecepatan berapa? MRT itu lurus-lurus semua, lurus-lurus," ucap Agus.

Sebelumnya, kepada wartawan Direktur Keuangan dan Administrasi PT MRT Jakarta Tuhiyat mengatakan, BPTJ sebelumnya telah mengusulkan rute perpanjangan trase MRT Lebak Bulus hingga ke Tangsel.

"Tetapi ini belum bersifat final, sebab masih harus dikaji terlebih dahulu aspek bisnisnya, seperti trase ini menguntungkan atau tidak, dibutuhkan atau tidak," ungkap Tuhiyat.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4958 seconds (0.1#10.140)