PUPR Bogor Usul Pembangunan Flyover di Dua Perlintas KRL Biang Macet

Rabu, 27 Maret 2019 - 16:05 WIB
PUPR Bogor Usul Pembangunan Flyover di Dua Perlintas KRL Biang Macet
PUPR Bogor Usul Pembangunan Flyover di Dua Perlintas KRL Biang Macet
A A A
BOGOR - Di tengah proses pembangunan Flyover Jalan RE Martadinata, Pemkot Bogor kembali mengusulkan pembangunan flyover di dua titik. Dua lokasi flyover yang diusulkan ke Pemprov Jawa Barat ini letaknya persis berada di perlintasan sebidang Kereta Rel Listrik (KRL) yakni Jalan MA Salmun, Bogor Tengah; dan Kebon Pedes, Tanah Sareal, Kota Bogor.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor Chusnul Rozaqi mengatakan tengah mengusulkan anggaran kepada Pemprov Jabar untuk pembangunan flyover di dua lokasi tersebut. "Tahun ini kami telah mengajukan dana pembangunan flyover di perlintasan Jalan MA Salmun dan Jalan Kebon Pedes, dengan tujuan sama seperti Jalan RE Martadinata, yaitu mengurai kemacetan," ujar Chusnul, Rabu (27/3/2019).

Pihaknya memperkirakan kebutuhan anggaran pembangunan fisik untuk kedua flyover itu mencapai Rp140 miliar. Dengan rincian Rp80 miliar untuk pembangunan Flyover Jalan MA Salmun dan Rp60 miliar untuk Flyover Kebon Pedes. Pihaknya berharap pada 2020 pembangunan kedua flyover dapat direalisasikan.

Dalam proyek ini, pihaknya hanya terlibat dalam pembiayaan pembebasan lahan, khususnya yang ada di Kebon Pedes. "Memang tak sepenuhnya provinsi dalam proyek ini, hanya untuk kegiatan pembebasan lahannya tanggung jawab Pemkot," tandasnya.

Namun demikian, hingga saat ini pihaknya belum melakukan sosialisasi kepada masyarakat atau pengguna jalan, karena masih dalam tahap usulan. "Kami akan melihat dulu desainnya. Jika (desain) sudah ada, baru disosialisasikan. Minimal di APBD Perubahan 2019 kami coba untuk kegiatan sosialisasinya," tuturnya.

Menurut dia, pembangunan flyover di kedua lokasi tersebut sangat diperlukan mengingat tingginya volume arus lalu lintas, terutama pada saat jam sibuk. Kedua lokasi merupakan dua dari puluhan titik kemacetan di pusat Kota Bogor. "Dengan adanya flyover, setidaknya bisa menjadi solusi untuk mengatasi kemacetan yang terjadi di kawasan tersebut," terangnya.

Terkait progres pembangunan Flyover Jalan RE Martadinata, saat ini pengembang sudah melakukan pelebaran jalan dan pembangunan tiang. "Pembangunan flyover atau jembatan layang yang menyeberangi perlintasan sebidang di Jalan RE Martadinata ini ditargetkan selesai pada Desember 2019," katanya.

Pembangunan jembatan layang sepanjang 300 meter yang sudah dimulai sejak Oktober 2018 ini dikerjakan oleh PT Brantas Abipraya, salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menelan biaya sebesar Rp95 miliar. (Baca juga: Flyover Martadinata Bogor Terganjal 40 Meter Lahan)

Ketua Komisi C DPRD Kota Bogor Laniasari menegaskan, pembangunan flyover di beberapa titik perlintasan sebidang KRL di Kota Bogor memang sudah sangat mendesak. "Sebab kita ketahui intensitas jadwal KRL Commuterline saat ini cukup padat, sehingga sering menyebabkan antrean panjang bagi kendaraan," jelasnya.

Terlebih sejak dahulu hingga sekarang kondisi jalan tidak ada peningkatan ataupun pelebaran, sehingga kondisinya semakin parah. "Jadi setidaknya kalau ada flyover, pengendara tidak perlu lagi menunggu kereta untuk lewat, sehingga lalu lalang kereta setiap tiga sampai lima menit sekali, tidak berdampak lagi terhadap arus lalu lintas," pungkasnya.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1106 seconds (0.1#10.140)