Polisi Pastikan Pembunuh Siswi SMK Baranangsiang Masih Misterius
A
A
A
BOGOR - Kasus pembunuhan terhadap Andriana Yubelia Noven Cahya Rejeki (18), siswa Kelas XII SMK Baranangsiang, Kota Bogor hingga saat ini masih menjadi teka-teki. Pasalnya, pria berinisial S, yang semula diduga sebagai pelaku lantaran sempat menepis tuduhan di media sosial, setelah diamankan dan diperiksa ternyata terindikasi.
"Ya, kemarin kita fokus melakukan pencarian terhadap S, karena S ini kan yang beredar di media sosial seakan-akan masyarakat menyebut S sebagai pelakunya kan, padahal setelah kita amankan S ini kita lakukan pendalaman, sampai saat ini statusnya masih sebagai saksi," jelas Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Hendri Fiuser di Bogor, Kamis (10/1/2019).
Pihaknya memastikan, belum berani menyebutkan S bukan pelaku, karena setelah menjalani pemeriksaan dengan berbagai bukti yang dibawanya sebagai alibinya tidak mengarah kepadanya.
"Yang jelas kemungkinan bukan dia pelakunya jika melihat ciri-ciri fisik di CCTV dan berbagai bukti sebagai alibinya. Jadi saya tegaskan S itu diamankan sebagai saksi," jelasnya.
Tak hanya itu, berkali-kali pihaknya juga menegaskan hingga saat ini belum ada yang namanya penangkapan terhadap pelaku.
"Belum ada, betul sudah diamankan (S), sedang dilakukan pendalaman, makanya saya belum bisa katakan itu, saya belum bisa katakan itu bukan pelaku, tapi saya bisa katakan itu kemungkinan bukan pelakunya, dari beberapa alibi yang dilakukan, bukti-bukti yang kita dapat dan saksi yang dihadirkan sama dia ini kemungkinan besar bukan pelakunya," katanya.
Dengan sudah diperiksanya S yang diketahui sebagai pria yang pernah dekat dengan korban sebagai saksi, Kombes Hendri menjelaskan hingga kini, pihaknya melakukan pemeriksaan terhadap saksi sebanyak delapan orang.
"Ya delapan orang ini termasuk S. Yang sudah kita periksa sampai saat ini berarti ada delapan orang saksi dari ibu kost teman dekat korban mantan pacar korban termasuk S saksi yang kita amankan di Bandung itu," katanya.
Menurutnya, polisi masih melakukan pendalaman terhadap semua dugaan dan kemungkinan yang mengarah pada pelaku dan motif pembunuhan siswi kelas XII jurusan Busana SMK Baranangsiang ini.
"Sampai saat ini kita masih dan terus melakukan penyelidikan terhadap dugaan dugaan atas semua kemungkinan. Jadi mohon bersabar anggota kita masih di lapangan dan sampai saat ini kita belum dapat menangkap siapa pelakunya," katanya.
Dia mengaku kesulitan dan banyak dihadapi kendala dalam mengungkap misteri kasus pembunuhan sadis ini. "Kendalanya tentu banyak sekali, pertama kita minim saksi, tidak ada saksi yang melihat, kemudian tentang korban sendiri tidak ada yang bisa kita mintai keterangan, bagaimana kehidupan sehari-harinya, orangtuanya juga tidak bisa memberjkan jawaban yang banyak karena korban sudah hidup berpisah dengan orangtua," jelasnya.
Tak hanya itu, lanjut dia, terbatasnya informasi tentang teman dekatnya juga, kendala tersendiri, begitupun saksi yang ada di TKP tidak cukup membantu.
"Karena wajahnya tidak begitu jelas (dalam cctv), karena mungkin posisinya jauh dan resolusinya juga kurang begitu jelas juga jadj untuk identifikasj juga susah, dari bukti-bukti elektronik yang kita dapat dari laptop korban, buku diary korban, enggak ada mengarah ke siapa saja di situ," pungkasnya.
"Ya, kemarin kita fokus melakukan pencarian terhadap S, karena S ini kan yang beredar di media sosial seakan-akan masyarakat menyebut S sebagai pelakunya kan, padahal setelah kita amankan S ini kita lakukan pendalaman, sampai saat ini statusnya masih sebagai saksi," jelas Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Hendri Fiuser di Bogor, Kamis (10/1/2019).
Pihaknya memastikan, belum berani menyebutkan S bukan pelaku, karena setelah menjalani pemeriksaan dengan berbagai bukti yang dibawanya sebagai alibinya tidak mengarah kepadanya.
"Yang jelas kemungkinan bukan dia pelakunya jika melihat ciri-ciri fisik di CCTV dan berbagai bukti sebagai alibinya. Jadi saya tegaskan S itu diamankan sebagai saksi," jelasnya.
Tak hanya itu, berkali-kali pihaknya juga menegaskan hingga saat ini belum ada yang namanya penangkapan terhadap pelaku.
"Belum ada, betul sudah diamankan (S), sedang dilakukan pendalaman, makanya saya belum bisa katakan itu, saya belum bisa katakan itu bukan pelaku, tapi saya bisa katakan itu kemungkinan bukan pelakunya, dari beberapa alibi yang dilakukan, bukti-bukti yang kita dapat dan saksi yang dihadirkan sama dia ini kemungkinan besar bukan pelakunya," katanya.
Dengan sudah diperiksanya S yang diketahui sebagai pria yang pernah dekat dengan korban sebagai saksi, Kombes Hendri menjelaskan hingga kini, pihaknya melakukan pemeriksaan terhadap saksi sebanyak delapan orang.
"Ya delapan orang ini termasuk S. Yang sudah kita periksa sampai saat ini berarti ada delapan orang saksi dari ibu kost teman dekat korban mantan pacar korban termasuk S saksi yang kita amankan di Bandung itu," katanya.
Menurutnya, polisi masih melakukan pendalaman terhadap semua dugaan dan kemungkinan yang mengarah pada pelaku dan motif pembunuhan siswi kelas XII jurusan Busana SMK Baranangsiang ini.
"Sampai saat ini kita masih dan terus melakukan penyelidikan terhadap dugaan dugaan atas semua kemungkinan. Jadi mohon bersabar anggota kita masih di lapangan dan sampai saat ini kita belum dapat menangkap siapa pelakunya," katanya.
Dia mengaku kesulitan dan banyak dihadapi kendala dalam mengungkap misteri kasus pembunuhan sadis ini. "Kendalanya tentu banyak sekali, pertama kita minim saksi, tidak ada saksi yang melihat, kemudian tentang korban sendiri tidak ada yang bisa kita mintai keterangan, bagaimana kehidupan sehari-harinya, orangtuanya juga tidak bisa memberjkan jawaban yang banyak karena korban sudah hidup berpisah dengan orangtua," jelasnya.
Tak hanya itu, lanjut dia, terbatasnya informasi tentang teman dekatnya juga, kendala tersendiri, begitupun saksi yang ada di TKP tidak cukup membantu.
"Karena wajahnya tidak begitu jelas (dalam cctv), karena mungkin posisinya jauh dan resolusinya juga kurang begitu jelas juga jadj untuk identifikasj juga susah, dari bukti-bukti elektronik yang kita dapat dari laptop korban, buku diary korban, enggak ada mengarah ke siapa saja di situ," pungkasnya.
(mhd)