Aksi Rawamangun Bergerak, BEM UNJ Tuntut Pemerintah Perhatikan Biaya Pendidikan yang Tinggi
loading...
A
A
A
Maka dari itu, Kholid mengatakan jika pemerintah peduli dengan keberlangsungan masa depan anak-anak bangsa, sudah seharusnya biaya pendidikan perlu ditinjau kembali agar kebutuhan akan ilmu pengetahuan menjadi merata di seluruh Indonesia.
"Jadi memang bukan hanya concern di UNJ, di semua pendidikan, SD-SMP-SMA, masih banyak sekolah negeri yang dituntut biaya," tutur Kholid.
"Kita harus perjuangkan juga pendidikan hal yang penting yang harus kita perjuangkan. Banyak teman-teman kita putus sekolah karena biaya mahal," sambung Kholid.
Seperti diketahui, Aksi Rawamangun Bergerak yang diinisiasi oleh Gemarak tersebut membawa tiga tuntutan utama. Adapun tuntutannya yaitu, turunkan harga bahan pokok khususnya beras, turunkan harga biaya pendidikan dan kesehatan yang hari ini mahal, dan ketiga yakni turunkan Presiden Jokowi.
"Jadi aksi ini simbolik untuk sebuah Seruan untuk memanggil kawan-kawan kita setiap elemen, mahasiswa, buruh, masyarakat, untuk bergabung satu suara, kita satuan barisan menyuarakan hal yang sama, yaitu menurunkan bahan pokok kemudian menurunkan biaya pendidikan dan kesehatan. Kemudian penurunan Jokowi," pungkas Kholid.
"Jadi memang bukan hanya concern di UNJ, di semua pendidikan, SD-SMP-SMA, masih banyak sekolah negeri yang dituntut biaya," tutur Kholid.
"Kita harus perjuangkan juga pendidikan hal yang penting yang harus kita perjuangkan. Banyak teman-teman kita putus sekolah karena biaya mahal," sambung Kholid.
Seperti diketahui, Aksi Rawamangun Bergerak yang diinisiasi oleh Gemarak tersebut membawa tiga tuntutan utama. Adapun tuntutannya yaitu, turunkan harga bahan pokok khususnya beras, turunkan harga biaya pendidikan dan kesehatan yang hari ini mahal, dan ketiga yakni turunkan Presiden Jokowi.
"Jadi aksi ini simbolik untuk sebuah Seruan untuk memanggil kawan-kawan kita setiap elemen, mahasiswa, buruh, masyarakat, untuk bergabung satu suara, kita satuan barisan menyuarakan hal yang sama, yaitu menurunkan bahan pokok kemudian menurunkan biaya pendidikan dan kesehatan. Kemudian penurunan Jokowi," pungkas Kholid.
(kri)