Keluarga Serahkan Pembunuh Siswa SMK Sasmita Jaya ke Polisi

Senin, 13 Agustus 2018 - 20:02 WIB
Keluarga Serahkan Pembunuh Siswa SMK Sasmita Jaya ke Polisi
Keluarga Serahkan Pembunuh Siswa SMK Sasmita Jaya ke Polisi
A A A
TANGERANG SELATAN - Pelaku pembunuhan terhadap siswa Kelas XII SMK Sasmita Jaya I, Pamulang, Ahmad Fauzan (19), menyerahkan diri. Pelaku diantar langsung oleh orang tuanya ke Polres Tangerang Selatan (Tangsel). Pelaku diketahui berinisial FF (16), siswa Kelas 3 SMK Bhipuri Serpong.

"Tersangka sempat melarikan diri ke Tasik Malaya dan diamankan keluarganya di Lido," ujar Kapolres Tangsel AKBP Ferdy Irawan kepada wartawan di Polres Tangsel, Senin (13/8/2018).

Pihak kepolisian sebenarnya sudah mengetahui lokasi tersangka sebelum menyerahkan diri. Tapi atas persetujuan pihak keluarga, tersangka akhirnya diserahkan langsung kepada polisi.

Kepada polisi, pria yang memiliki nama jalanan Bewok ini mengakui dirinyalah yang membunuh Ahmad saat terjadi tawuran. Dari keterangan pelaku, korban tewas bukan ditusuk, melainkan ditombak dengan menggunakan samurai yang sudah berkarat dari jarak 1 meter.

"Korban tewas setelah 1 pekan menjalani perawatan di RSCM Jakarta, karena luka yang cukup parah dari pipi tembus ke leher dan mengenai batang otak," kata Ferdy. (Baca juga: Dioperasi 3 Kali, Samurai Dicabut dari Wajah Siswa Sasmita Jaya)

Tawuran yang terjadi antara siswa SMK Sasmita Jaya I dan SMK Bhipuri terjadi akibat dendam lama dan sudah diatur sebelumnya. Mereka sudah janjian untuk melakukan tawuran.

"Ada 20 pelajar yang diperiksa di lapangan, dan 16 siswa yang sudah teridentifikasi ada direkaman video. Kejadian tawuran ini merupakan efek perseteruan dari kedua sekolah yang cukup lama," jelasnya.

Sebelum tawuran, kedua pelajar ini telah janjian di medsos akan tawuran di Jalan Raya Puspitek, Kecamatan Setu, depan SPBU Kademangan, pada 31 Juli 2018 lalu dan sudah siap membawa aneka sajam.

"Untuk 16 siswa yang sudah kami periksa membawa sajam, kami akan koordinasi dengan jaksa apakah mereka juga akan dijadikan tersangka," tegasnya. (Baca Juga: Tawuran di Puspitek, Siswa SMK Sasmita Jaya Ditusuk Samurai
Sementara itu, Kepala SMK Bhipuri Serpong Sutrisno mengatakan, siswanya yang telah dijadikan tersangka tawuran dan pembunuhan sudah dikeluarkan dari sekolah, bersama empat siswa lain.

"Sementara yang sudah dipanggil ada lima orang dan sudah dikeluarkan. Murid kami cowoknya ada 40. Kalau direkaman sepertinya sangat banyak. Anak-anak saat ini merasa terancam jiawanya," jelasnya.

Pihaknya juga sudah ditegur oleh Gubernur Banten. Namun dia membantah rumor yang mengatakan sekolahnya akan ditutup pasca terjadinya tawuran yang menewaskan pelajar itu.

Terpisah, Kepala Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Herlina Mustikasari mengatakan, akan melakukan pengawalan terhadap kasus tawuran ini.

"Ini tragedi di hari anak nasional. Di saat banyak anak sedang menyalurkan energi positifnya, ini malah terjadi tawuran yang menyebabkan korban meninggal dunia. Anak-anak ini sebagai korban," ucapnya.

Menurut dia, tawuran yang marak terjadi pada pelajar bukan tanpa sebab, baik sebab ekternal maupun internal. Untuk itu, perlu dilakukan penanganan serius, bukan hanya polisi, sekolah, dan pemerintah.

"Tetapi juga masyarakat, sehingga jika ada indikasi akan terjadi tawuran, masyarakat bisa melakukan upaya pencegahan. Di tahun ini saja, ada sekira 85 kasus kekerasan anak di Tangsel," pungkasnya.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4066 seconds (0.1#10.140)