Uji Coba Underpass Matraman, DKI Langsung Evaluasi Rekayasa Lalin

Rabu, 11 April 2018 - 06:23 WIB
Uji Coba Underpass Matraman, DKI Langsung Evaluasi Rekayasa Lalin
Uji Coba Underpass Matraman, DKI Langsung Evaluasi Rekayasa Lalin
A A A
JAKARTA - Underpass Matraman, Jakarta resmi diujicobakan pada Selasa 10 April dan rencananya uji coba Underpass Mampang juga menyusul pada Rabu 11 April 2018. Dalam uji coba Underpass Matraman, DKI evaluasi penyempitan jalan di sekitar underpass yang sebabkan kemacetan.

Berdasarkan pantauan, kemacetan di kawasan Underpass Matraman terjadi dari arah timur ke barat atau dari Proklamai ke Pramuka dan sebaliknya. Kemacetan juga berimbas kepada jalur TransJakarta. Jalur Transjakarta yang harusnya steril dari mobil pribadi kini bercampur aduk dengan kendaraan lain. Petugas memang mengizinkan mobil pribadi masuk ke jalur Transjakarta karena lajur biasa mengalami kemacetan.

Humas PT Transjakarta, Wibowo mengatakan, waktu tempuh Transjakarta di koridor kawasan Matraman melebihi headway pada biasanya dari 35 menit menjadi 45-60 menit.

"Jadi memang rute TU Gas-harmoni dan TU Gas-Kuningan di pagi hari ada program waktu tempuh 35 menit. Kalau hari ini layanan tersebut persentasi ketercapaianya rendah," kata Wibowo melalui pesan singkatnya, kemarin.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno menilai, kemacetan ujicoba Underpass Matraman adalah hal yang wajar lantaran pertamakali diujicobakan. Dia pun memantau langsung lokasi pada Selasa 10 April 2018. "Wajar karena baru diuji coba pertama kali," ungkapnya.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Andri Yansyah mengakui uji coba Underpass Matraman berimbas kepada kemacetan di sekitarnya. Namun, dia langsung melakukan evaluasi titik-titik kemacetan tersebut.

"Jadi begini, itu kan namanya uji coba. memang disini ada kemacetan dari arah timur ke barat dan dari arah selatan ke barat. Ternyata disitu ada pengecilan jalan," kata Andri saat dihubungi.

Evaluasi yang akan dilakukan Andri yaitu melebarkan jalan dengan mengambil sisi utara di Jalan Salemba, sehingga yang dari arah timur ke barat atau dari Pramuka ke Proklamasi dibuat menjadi tiga ruas jalan. Sementara arah sebaliknya dibuat dua ruas jalan.

Untuk yang dari Tambak, Manggarai menuju ke Pramuka atau Matraman, Andri mengalihkan kendaraan memutar ke proklamasi. Sehingga tidak ada crosing kendaraan lantaran dibuang ke kiri arah Proklamasi.

Selain itu, Andri juga akan menempatkan petugas lebih pagi yang jumlahnya sebanyak 50 petugas.

"Saya juga melihat banyak seprator yang penempatanya menyebabkan kemacetan. ini akan kita eksekusi rencananya setelah kita liat evaluasi sore hari ini. kita kalau seumpanya di malam hari bisa kita kendalikan, besok kita berlakukan evaluasi," ungkapnya.

Andri menjelaskan, rekayasa lalu linta itu bukanlah suatu kebijakan yang sifatnya permanen. Apalagi efektifitasnya apabila uji coba trafic sudah dilakukan. Artinya, meskipun sudah melakukan pengkajian, rekayasa itu bisa saja berubah setelah melakukan evaluasi secara intensif.

Terkait uji coba Underpass Mampang-Kuningan, Andri juga akan melihat hasil uji cobanya terlebih dahulu. Namun, belajar dari uji coba Matraman, dirinya akan mengerahkan petugas lebih pagi dari uji coba pukul 06.00 WIB.

"Jadi rekayasa yang kita bagikan itu kan rekayasa uji coba. Belum rekayasa permanen," pungkasnya.

Sementara itu, pengamat perkotaan Universitas Trisakti, Nirwono Joga menuturkan, flyover dan underpass merupakan karpet merah bagi kendaraan pribadi dan kemacetan pun hanya terurai di kawasan sebelum adanya underpass dan flyover.

Artinya, lanjut Nirwono, selama pelayanan angkutan umum tidak ada peningkatan, underpass dan flyover tidak akan mampu mengurai kemacetan dan bahkan justru menambah kemacetan di ujung-ujung jalan kawasan underpass dan flyover.

"Jadi selama tidak ada peningkatan angkutan umum yang dibarengi dengan pengendalian kendaraan, penambahan struktur jalan tidak akan efektif," tegasnya.

Underpass Matraman-Salemba bertujuan untuk menghilangkan persimpangan sebidang sehingga diharapkan dapat mengurangi kemacetan lalu lintas pada Simpang Matraman, yaitu Lalu lintas dari Barat (Manggarai/Jalan Tambak) yang menuju Jatinegara; Lalu lintas dari Barat (Manggarai/Jalan Tambak) yang menuju Jalan Pramuka Raya.

"Underpass ini juga dibangun dengan tujuan untuk mendukung pergerakan busway sebagai moda transportasi umum," ungkap Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Yusmada Faisal.

Pembangunan Underpass Matraman dikerjakan PT Jaya Konstruksi-Jakarta Rencana Selaras, KSO sebagai kontraktor pelaksana dan PT Perentjana Djaja sebagai Konsultan MK. Panjang keseluruhan Lintas Bawah yaitu 670,1 meter dan lebar 7 meter.

Lintas bawah ini mempunyai konstruksi yang khusus karena bercabang dua yaitu dari arah Jalan Matraman Dalam bercabang ke arah Jalan Pramuka Raya dan ke Jalan Matraman Raya. Struktur dinding penahan tanah dibuat dengan menggunakan struktur pondasi secant pile.

"Sistem drainase Lintas Bawah Matraman-Salemba menggunakan 5 unit pompa yaitu 3 pompa utama dan 2 pompa penguras," jelasnyaā€ˇ. (Baca Juga: Besok, DKI Akan Uji Coba Underpass Mampang-Kuningan(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3475 seconds (0.1#10.140)